tag:blogger.com,1999:blog-71048632595090178672024-03-04T22:20:59.521-08:00Profannyti HawkKarena Tidak Semua Informasi Relevan Tersaji dalam Bahasa IndonesiaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.comBlogger39125tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-77981899879955648962013-11-04T17:31:00.000-08:002013-11-04T17:31:33.803-08:00Migrasi ke Rofalina.com<br />
<i>You started it small, and you watch it grow..</i><br />
<br />
Desember 2012, saya memulai blog ini.<br />
<br />
Begitu banyak ide dan konsep yang berterbangan di kepala. Tema inilah, itulah. Setiap hari, ide semakin banyak, kepala rasanya udah kepenuhan. Di suatu titik, saya berkata pada diri saya sendiri, “<i><span style="color: #dd5723;">Yaudah sih fan, tulis aja dulu. Daripada ga mulai-mulai keburu buyar semua inspirasinya</span></i>”<br />
<br />
Saya biarkan itu mengalir. Tulisan sesederhana mungkin, jelek biarin aja, tapi yaudah tulis aja. Daripada kelamaan mengendap di kepala, sayang, saya pikir.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Saya orangnya pemikir, ya perenung. Terlalu sering membaca, berdiskusi, terlalu banyak input, tidak ada aliran output. Blog ini pun menjelma layaknya keran air yang tertahan, akhirnya terbuka, <i>byuurr</i> mengalir ke sebuah wadah yang bisa dinikmati bersama.<br />
<br />
Bahkan 1 bulan sebelum saya memulai blog ini, saya masih suka bilang begini, “<i><span style="color: #dd5723;">tapi gw tuh ga bisa nulis bagus-bagus begitu. Gw tuh bukan penulis deh</span></i>”<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
The Idea</h2>
<br />
Namun kini, <b><span style="color: #dd5723;">Profannyti Hawk – Scientifying Social Phenomenon</span></b> dapat menjadi penyeimbang informasi yang beredar di media <i>mainstream </i>yang, maaf, dangkal menurut saya.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Jika kita mau jujur, mayarakat kita secara umum memiliki minat baca kurang terhadap pembahasan agak mendalam dan kritis. “<i><span style="color: #dd5723;">Topik sains? Oh enggak deh, terlalu berat. Ga nyampe otak gw ke situ</span></i>”. Ditambah lagi dengan kemampuan berbahasa Inggris yang pas-pasan. Masyarakat umum dimanjakan dengan suguhan informasi ringan, kupasan di permukaan, yang tak ayal tak jauh beda dengan kualitas suguhan koran kuning atau gosip selebriti.<br />
<br />
Saya suka iri jika membaca tulisan dari situs media besar berbahasa Inggris, berkualitas dan menarik. Sayang untuk dilewatkan, menurut saya. “<i><span style="color: #dd5723;">Men, lo harus baca ini men. Wah gila ini informasi keren banget, menarik banget. Semua orang harus tau!!</span></i>”<br />
<br />
Dan itulah yang saya lakukan di blog ini. Saya senang mengkonsumsi wawasan baru nan menarik. Saya suka. Saya hobi. Dan layaknya orang yang sedang menggandrungi sesuatu, sedang jatuh cinta, ia ingin semua dunia tau..<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
The Audience</h2>
<br />
Ya, audiens saya spesifik. Saya menyadari tidak semua orang akan suka dan<i> relate </i>ke tulisan saya. Masih terlalu berat mungkin, menurutnya. Walaupun saya selalu berusaha menggunakan bahasa yang ga begitu menjelimet,<i> raw</i>, dan ringan. Belum terbiasa mungkin karena biasanya menikmati informasi ringan sekali lewat.<br />
<br />
Tapi biarlah.. Ya itulah blog ini, penyeimbang. Saya hadir sebagai penyeimbang. Sains tidak harus selalu berat. Dengan sorotan cahaya yang berbeda, sains dapat jadi menarik, indah, dan relevan ke kehidupan kita sehari-hari, tapi tetap kritis.<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
The Goal</h2>
<br />
Satu per satu, apresiasi itu datang. Banyak yang suka tulisan yang dimuat di blog ini, terinspirasi, dan sebagainya. Bahkan saya mengenal orang-orang baru karena blog ini, meninggalkan testimoni khusus mengenai tulisan saya. Tulisan saya juga beberapa kali di-<i>share</i> di <i>social media</i>. 6 bulan lalu, rasanya ini masih seperti mimpi.<br />
<br />
Apresiasi itu penting. Senang rasanya jika karya kita diapresiasi. Tapi pada akhirnya, ini bukan soal pengakuan. Mendapat<i> traffic</i> tinggi itu bagus, tapi utamanya saya tidak mengejar<i> traffic</i> (setidaknya untuk saat ini). Ini tentang <i>value delivery</i>. Memberikan <i>impact</i> yang kita yakini. Mencapai tujuan awal. <i><b><span style="color: #dd5723;">Knowledge sharing</span></b></i>. Berbagi dan membuka wawasan sesama. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ketika saya <i>sharing</i> pengetahuan saya, dan orang lain berkomentar, “<i><span style="color: #dd5723;">Waw, keren banget!!</span></i>”, itu adalah salah satu kebahagiaan terbesar. Bukan tentang komentarnya, tapi tentang bagaimana kita bisa membantu membuka cakrawala berpikir orang lain dan sama-sama menikmati keindahan dunia.</div>
<div>
<br />
***<br />
<br />
<h2>
The Leap</h2>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvhYkrtPeDf04jpulhXIwfkqzPmV1GiJTqIAQpy2FRmiBQX_XEOpBjgXF3JJDwUWRQN9yJsVHHgJQ_1aOSEMdg3BZHahP7ap4IEGWku1KKalSlZ4BBMaDO9tJYlffPp2l3p2uSAuM_asxN/s1600/MIGRASI-big.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvhYkrtPeDf04jpulhXIwfkqzPmV1GiJTqIAQpy2FRmiBQX_XEOpBjgXF3JJDwUWRQN9yJsVHHgJQ_1aOSEMdg3BZHahP7ap4IEGWku1KKalSlZ4BBMaDO9tJYlffPp2l3p2uSAuM_asxN/s200/MIGRASI-big.png" width="167" /></a></div>
Saya masih kecil, saya bukan <i>high profile</i>. Statistik saya masih ga ada apa-apanya dibandingkan situs lainnya. Tapi saya memulai ini dari nol. <i>I started it small and I watch it grow</i>. Saya mulai melihat saya bisa melakukan sesuatu. Dengan apresiasi tersebut dan dukungan dari teman-teman terdekat, saya ingin membawa blog ini lebih serius lagi!!<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #dd5723; font-size: large;">Profannyti Hawk bermigrasi ke rumah baru, <a href="http://rofalina.com/">Rofalina.com</a></span></b></div>
<br />
Dengan fitur dan desain yang lebih memadai serta konsep yang lebih matang, <b>Rofalina.com</b> akan lebih kaya dan “memanjakan” pemikiran-pemikiran kritis yang haus wawasan menarik.<br />
<br />
Jangan lupa daftarkan email kamu untuk <i>update</i> terbaru terkait <a href="http://rofalina.com/newsletter" target="_blank">Rofalina.com</a> ya ;)</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-21279542045184376232013-09-18T00:56:00.000-07:002013-09-18T00:56:25.614-07:00Hate-Crime & Peran Media Massa Terhadap Transgender<br />
Belakangan ini kita sering mendengar atau membaca tulisan di media massa mengenai istilah <b><span style="color: #dd5723;">hate-crime</span></b>, dan salah satu bentuk perilaku dari <i>hate-crime </i>itu misalkan pada peristiwa ditembaknya seorang transgender bernama Shakira di Taman Lawang hingga tewas (Kompas, 10 Maret 2011).<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Hate-Crime</span></b><br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Sebuah sikap diskriminatif atau perlakuan yang tidak menyenangkan dengan menyerang seseorang atas motif benci terhadap ras, agama, orientasi seksual, jenis kelamin, ataupun cacat fisik.</i></span></div>
<i><span style="font-size: x-small;">*menurut hukum federal (dalam American Psychological Association)</span></i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.equalitymaryland.org/uploads/4469/original/tumblr_lilihkKI681qagsg3o1_500.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://www.equalitymaryland.org/uploads/4469/original/tumblr_lilihkKI681qagsg3o1_500.jpg" width="280" /></a></div>
Bagi komunitas LGBT, khususnya transgender pengalaman yang berkaitan dengan <i>hate-crime </i>tidak sedikit dialami. Prasangka negatif yang senantiasa dilekatkan oleh keluarga, tempat kerja, maupun lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi sebuah beban berat yang terpaksa harus dijalani oleh individu transgender.<br />
<br />
Cemoohan yang biasa diberikan misalkan, <span style="color: #dd5723;"><span style="text-align: center;">“</span><i style="text-align: center;">awas ada banci..!</i></span><span style="text-align: center;"><span style="color: #dd5723;">”</span> atau <span style="color: #dd5723;">“</span></span><i style="text-align: center;"><span style="color: #dd5723;">gak usah ditemani, dia kan bencong!</span></i><span style="text-align: center;"><span style="color: #dd5723;">”</span> </span>merupakan kejahatan verbal yang dapat dikaitkan sebagai bentuk perilaku <i>hate-crime</i>.<br />
<br />
Akan tetapi, sebagai “korban”, individu transgender itu sendiri cenderung mengabaikan. Di satu sisi karena sebagai minoritas, di sisi lain karena belum adanya keberpihakan hukum secara penuh yang membela hak asasi seorang transgender.<br />
<br />
Justru stigma yang berkembang semakin menyudutkan, seperti contoh pernyataan yang dikutip di lapangan:<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #dd5723;">“<i>makanya siapa suruh jadi banci! Udah dikasih normal fisiknya, malah pengen aneh</i>”</span></div>
Stigma-stigma itulah yang membuat banyak transgender lebih memilih menutup diri atau berada dalam bayang-bayang<i> </i><b><span style="color: #dd5723;"><i>silent community</i>– komunitas diam</span></b>.<br />
<br />
Sebagaimana kita ketahui, transgender laki-laki ke perempuan yang biasa diistilahkan “waria”adalah bagian dari <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/05/kajian-gen-dalam-menentukan-jenis.html#.UjlT6sYbDoY" target="_blank">kemajemukan identitas gender</a>.<br />
<b><span style="font-size: x-small;">Baca juga: <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/05/keberagaman-seksualitas-dan-gender-di.html" target="_blank">Keberagaman Seksualitas dan Gender di Indonesia</a></span></b><br />
<br />
Mereka yang benar-benar transgender menjalani hidup selayaknya perempuan “normal” seperti hasrat untuk memiliki pekerjaan formal, memiliki pasangan, mengadopsi anak, bahkan membina rumah tangga layaknya pasutri pada umumnya.<br />
<br />
Akan tetapi, ibarat peribahasa, “jauh panggang dari api” begitu kiranya kenyataan yang banyak dihadapi oleh transgender. Hasrat untuk memiliki pekerjaan formal, akhirnya banyak yang terjun di wilayah prostitusi; ditinggal pasangan atau ditipu oleh lelaki yang dicintai; dilema terhadap anak yang diadopsi bila tahu bahwa orangtuanya transgender; serta belum adanya ketegasan pelegalan pernikahan transgender di Indonesia.<br />
<br />
Seperti yang dijabarkan oleh Komnas Perempuan (2002) mengenai bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan, transgender pun sebenarnya teridentifikasi mengalami bentuk kekerasan yang sama, baik berupa fisik, psikologis, ekonomi, dan serangan seksual.<br />
<br />
Laporan yang didapat oleh LSM yang bertujuan untuk mengadvokasi hak-hak LGBT kecenderungannya terkatung-katung atau dipersulit oleh birokrasi yang masih belum siap untuk mewadahi aspirasi yang dianggap masih tabu atau bersebrangan dengan nilai-nilai agama. Oleh karena itu tidak heran jika transgender di Indonesia masih cukup rentan terhadap bentuk perlakuan <i>hate-crime</i>.<br />
<br />
Sebenarnya langkah yang bisa ditempuh untuk mengurangi <i>hate-crime</i> atau prasangka negatif terhadap transgender bisa dilakukan melalui peran media massa, seperti televisi dan koran. Selama ini kita banyak melihat tayangan guyonan di televisi atau“oknum” transgender itu sendiri yang membuat dirinya sebagai objek lelucon. Dan pengkondisian itu menjadi bumerang bagi sebagian transgender lain yang memilih untuk berada dibawah bayang-bayang “<i>silent community</i>”, di mana mereka berjuang untuk menyelesaikan sekolah, mendapatkan pekerjaan layak, dan bahkan ada yang hendak mendapatkan status pernikahan di luar negeri.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
“<b><span style="color: #dd5723;"><i>Treat someone like you want to be treated </i></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #dd5723;">perlakukan seseorang sebagaimana anda hendak diperlakukan</span></b>”</div>
<br />
Ungkapan bijak di atas mungkin bisa dijadikan pedoman bagi teman-teman transgender. Bagaimana kita bersikap, berinteraksi dalam kehidupan sosial sangat mempengaruhi baik-buruknya <i>feedback</i> yang kita terima. Seorang transgender boleh jadi mendapat perlakuan buruk oleh orang sekitarnya, akan tetapi bukan berarti menjadi benar-benar berperilaku buruk seperti terlibat dalam tindakan asusila, pencurian, dan narkoba.<br />
<br />
Adapun dukungan media massa dengan mempublikasikan transgender-transgender yang terbukti sukses di masyarakat sangat membantu untuk mengakomodir agar ke depannya semua orang lebih memahami bahwa menjadi transgender itu bukan berarti pelacur, pengangguran, bodoh, dan aneh. Karena pada kenyataannya, seorang transgender itu tidak lebih buruk dari yang tidak transgender. Ada banyak transgender di luar sana yang terbukti berhasil mengatasi situasi pelik dan mengubahnya menjadi sebuah kekayaan pribadi yang membawa manfaat bagi keluarga, pasangan, dan masyarakat disekitarnya.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b><span style="font-size: x-small;">Sumber:</span></b><br />
<b><span style="font-size: x-small;"><br /></span></b>
<span style="font-size: x-small;">Dikutip dari <a href="http://www.aruspelangi.or.id/publikasi/outzine/" target="_blank">Jannah Maryam Ramadhani, S.Psi: OutZine No.7</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;">American Psychological Association. __. The Psychology of Hate Crimes.(http://www.apa.</span><span style="font-size: x-small;">org/about/gr/issues/violence/hate-crimes-faq.pdf). Diakses 4 Maret 2013.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Komnas Perempuan. 2002. Peta Kekerasan Pengalaman Perempuan Indonesia. Jakarta: Ameepro.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">KOMPAS. 2011. Sedang Mangkal Shakira Tewas Ditembak.(http://megapolitan.kompas.com/</span><span style="font-size: x-small;">read/2011/03/10/10203070/sedang.mangkal.shakira.tewas.ditembak). Diakses 4 Maret 2013.</span><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-43110378254796244752013-08-21T03:32:00.000-07:002013-08-21T03:32:39.780-07:00You + Me = Awesome<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i>Rasa Percaya Diri (PD) karena menyadari betapa berharganya diri kamu: sangat seksi, menarik, dan menawan hati!!! </i><br />
<i><br />
Percaya Diri adalah CURRENCY alias MATA UANG dalam transaksi
percintaan, berlaku sejak PDKT hingga pacaran atau merit. </i><br />
<i><br />
Apa efek minim PD saat pacaran/merit? <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2012/12/cemburu-virus-perusak-cinta.html" target="_blank">Cemburu</a>, parno'an,
wajib rajin lapor, kasar, banyak peraturan, posesif.. </i><br />
<i><br />
Kalo kamu aja sulit untuk Percaya DIRI, ya jelaslah bakalan
jauh lebih sulit untuk bisa Percaya DIA..</i><br />
<i><br />
Kalo saat single kamu minim PD, jangan mimpi setelah pacaran bisa naik PD-nya. Karena justru jadi makin insecure & ambruk! </i><br />
<i><br />
PD minim bikin kamu sulit hadapi MASALAH hubungan. Dan juga sulit benar-benar percaya bahwa pasangan SAYANG kamu! </i><br />
<i><br />
Menyayangi kekasih yang tidak Percaya Diri itu SULIT, karena dia
sering tidak yakin dia layak dipuji, disayang, dsb. </i><br />
<i><br />
Orang yang minim PD juga suka CURHATin isu hubungan sama
temen-temennya yang kadang justru bikin dia makin ilang PD. ;) </i><br />
<i><br />
Gimana kalo kamu & kekasih minim PD? Hubungan bisa tahan lama sih
(karena ketergantungan), tapi berat capek men beraaaat.. :D </i><br />
<i><br />
Gimana kalo salah satu pihak minim-PD? Biasanya pihak yg minim-PD
tetep minim, tapi pihak yg sudah-PD jadi berkurang.. </i><br />
<i><br />
So, PD itu wajib.. Atau kamu akan menyakiti diri
sendiri dan menyia-nyiakan orang yang sudah menyayangi kamu! </i><br />
<i><br />
Untuk setiap detik kamu meragukan kekasihmu, kamu sedang menyabotase kemampuanmu untuk mencintai.. ;) </i></div>
<br />
<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i>
Hubungan cinta itu KADANG memuaskan, BISA SAJA membahagiakan, tapi yang jelas SANGAT mendewasakan.. ;) </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Ya, hubungan cinta itu mendewasakan, tapi wajib dewasa dulu baru berhubungan. Bukannya berhubungan supaya jadi dewasa! </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Kalo sedikit-sedikit sensi, ngambek, drama, dsb, ya itu bukan hubungan yg mendewasakan.. tapi membinasakan! :p </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Kamu akan sulit bahagia dengan pasangan/hubungan kamu jika kamu sibuk memperhatikan pasangan/hubungan orang lain.. </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Bantu kekasih kamu menjadi sosok yang DIA impikan. Bukannya menjadi sosok yang KAMU impikan. </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Tidak perlu takut dukung impian kekasih kamu. Karena setelah berhasil, kamu makin menjadi bagian terpenting dalam hidupnya! </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Kenali kelebihan/kekuatan pasangan kamu. Dan gunakan itu sebagai energi baginya mengatasi kekurangan/kelemahannya. </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Itu sebabnya sebelum pacaran/merit mesti masing-masing sudah bahagia dulu. Supaya jadi ga egois nuntut dibahagiain! </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />Kalo sudah sama-sama bahagia, kamu & kekasih jadi bisa melipatgandakannya.. Bukannya sibuk merawat satu sama lain. </i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
Sekalipun sudah pacaran/merit, kebahagiaan tetap adalah tanggung jawab diri sendiri.</i></div>
<div style="background-color: #eceee0; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">
<i><br />
*karena jika kita sendiri tidak bisa membahagiakan diri kita, bagaimana kita bisa membahagiakan orang lain??*
<br />
</i></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Disadur dari kultwit #faktacinta <a href="https://twitter.com/lexdepraxis">@lexdepraxis</a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;">.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<i>~ We're awesome.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>I'm awesome. You're awesome.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>But I make you more awesome. And you make me more awesome.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>So darling, let's grow and get adventures together!! ~</i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYTzIi32fwGoZwdtOAxPJMWhf2KhbstLk6AXClCKxeGMkqn_kmc-LLAoxdV6vyJtr30Ab5JUor9FWKbmHZA-G8MkGDLpHarTe_qTmBiZmyiIhxjsmmHXUn1SItdcDMKzXGLDMHYaTgKP4E/s1600/you+me+awesome.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYTzIi32fwGoZwdtOAxPJMWhf2KhbstLk6AXClCKxeGMkqn_kmc-LLAoxdV6vyJtr30Ab5JUor9FWKbmHZA-G8MkGDLpHarTe_qTmBiZmyiIhxjsmmHXUn1SItdcDMKzXGLDMHYaTgKP4E/s640/you+me+awesome.jpg" width="540" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-18251553462187593112013-08-12T23:46:00.000-07:002013-08-14T02:32:46.850-07:00Analisis Terorisme Berdasarkan Penyebab Agresi<div style="text-align: center;">
<span style="color: #dd5723;">*Tulisan tamu oleh Rama, mahasiswa Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia*</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
Artikel ini merupakan tulisan eksposisi (penjelasan) terorisme berdasarkan penyebab agresi menggunakan <i>polythetic analysis.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.polyp.org.uk/cartoons/arms/polyp_cartoon_terrorism_suicide_bomb.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="http://www.polyp.org.uk/cartoons/arms/polyp_cartoon_terrorism_suicide_bomb.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
</div>
<h2>
<span style="text-align: justify;">Definisi Agresi</span></h2>
<span style="text-align: justify;"><i>Aggression </i>yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai agresi memiliki beberapa definisi sebagai berikut. </span><br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arti Agresi menurut Nelson<sup>[1] </sup>adalah perilaku terbuka yang dilakukan suatu individu untuk menyebabkan cedera fisik terhadap individu lainnya. Levinson<sup>[2]</sup> mendefinisikan agresi tidak hanya sebagai perilaku terbuka tetapi juga perilaku yang direncanakan oleh suatu subyek—baik individu maupun kelompok—untuk merugikan subyek lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih lanjut, Lorenz<sup>[3] </sup>mendefinisikan perilaku agresif sebagai insting untuk melakukan perlawanan. Perlawanan tersebut merupakan produk dari persilangan egoisme dan adanya konflik hajat antaranggota spesies yang hidup dalam satu komunitas. Oleh karena itu, walaupun agresi pada dasarnya dianggap sebagai suatu hal yang merugikan, Lorenz menilai fungsi tersebut vital keberadaannya untuk mencapai atau melindungi hajat suatu subyek dalam komunitas spesies tertentu.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keragaman definisi agresi tidak menyebabkan agresi memiliki makna yang divergen (bercabang). Hampir keseluruhan definisi yang ada mengerucut pada satu hal:<br />
<b style="color: #dd5723;"><br /></b>
<span style="color: #dd5723;"><b>Agresi merupakan perilaku merugikan yang dilakukan oleh suatu subyek terhadap subyek lainnya untuk mencapai atau melindungi hajat atau kepentingan tertentu. </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Namun, apakah konvergensi makna tersebut menyebabkan agresi dapat didekati secara pasti melalui satu sudut pandang tertentu?<br />
<br />
<h2>
<b><b><i>Polythetic Analysis on Aggression </i></b></b></h2>
Agresi merupakan hal yang kompleks. Beragam teori telah dibangun untuk menjelaskan keberadaan agresi, baik pada hewan dan manusia maupun spesifik pada manusia.<br />
<br />
Tremblay<sup>[4]</sup> et al. mengembangkan skema analisis agresi berdasarkan skema yang telah dibuat sebelumnya oleh Cairns<sup>[5]</sup>. Klasifikasi tersebut mengantarkan pendekatan analisis agresi melalui tiga jalur utama, yaitu <b style="color: #dd5723;">penyebab agresi, cara pengekspresian agresi, dan konsekuensi dari agresi.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan penyebabnya, agresi dapat terjadi karena adanya hal berikut.<br />
<ul>
<li>Pemicu internal yang disebabkan oleh mekanisme otak dan keseimbangan kimia darah </li>
<li>Pemicu eksternal yang disebabkan oleh stimulus lingkungan </li>
<li>Pemicu yang diakibatkan berdasarkan perkembangan dari suatu peristiwa tertentu. </li>
</ul>
Berdasarkan cara pengekspresiannya, agresi dapat dibedakan menjadi dua hal berikut.<br />
<ul>
<li>Agresi yang dilakukan dengan tindakan langsung </li>
<li>Agresi yang dilakukan berdasarkan tindakan tidak langsung. </li>
</ul>
Berdasarkan konsekuensinya, agresi dapat dibedakan berdasarkan<br />
<ul>
<li>Bentuk dampak: apakah berdampak negatif terhadap fisik atau mental. </li>
<li>Fungsinya: apakah agresi merupakan suatu instrumen untuk mencapai tujuan lainnya atau dilakukan untuk memenuhi dorongan emosional semata.</li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitu0Cv0KR4bwXWmbLx7cfjAgi6UQh2WOZ6VrKaLkJF46BZ9kHRNcFxCKpxJwBRfSo-1KeKIuGyw3f9ptAGY-efWunrrcCBfVAl-qK-OdEUL13ghpSnExhuy2AnknnnCR8TMv4xKjiVXE4F/s1600/frisco+agresi.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Polythetic analysis of aggression" border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitu0Cv0KR4bwXWmbLx7cfjAgi6UQh2WOZ6VrKaLkJF46BZ9kHRNcFxCKpxJwBRfSo-1KeKIuGyw3f9ptAGY-efWunrrcCBfVAl-qK-OdEUL13ghpSnExhuy2AnknnnCR8TMv4xKjiVXE4F/s640/frisco+agresi.png" title="Polythetic analysis of aggression" width="580" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Polythetic analysis of aggression [6]</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<h2 style="text-align: justify;">
Pengertian Terorisme</h2>
<div style="text-align: justify;">
Sudah bukan rahasia lagi bahwa terdapat kesulitan untuk mengarahkan pengertian terorisme ke satu definisi yang sama. </div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengertian Terorisme menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat<sup>[7] </sup>adalah kekerasan terencana dengan motivasi politik yang dilakukan oleh kelompok subnasional atau agen klandestin (agen rahasia) terhadap target sipil untuk mempengaruhi khalayak umum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hudson<sup>[8] </sup>juga mendefinisikan terorisme sebagai tindak kekerasan yang menggunakan pendadakan terhadap target sipil maupun target simbolis oleh anggota klandestin dari suatu kelompok subnasional untuk tujuan psikologis, baik hanya sekadar untuk publikasi motivasi politik atau agama mereka dan/atau mengintimidasi pemerintah atau populasi sipil untuk memenuhi tuntutan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Definisi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Hudson yang mewakili peneliti kongres Amerika Serikat tersebut merupakan sedikit dari definisi yang dianggap memiliki bias. Wilkins<sup>[9]</sup>, Vertigans<sup>[10]</sup>, dan Silke<sup>[11]</sup> adalah beberapa peneliti yang menyuarakan akan kebutuhan satu definisi terorisme yang objektif, terbebas dari justifikasi kepentingan politik dan finansial suatu pemerintahan dan departemen terkait pada pemerintahan tersebut.<br />
<br />
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Wilkins menawarkan satu definisi terorisme yang umum.<br />
<br />
<b>Definisi Terorisme umum oleh Wilkins</b><br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Suatu bentuk usaha untuk mencapai perubahan politik, sosial, ekonomi, maupun agama dengan penggunaan kekerasan, baik dalam bentuk nyata maupun sebatas ancaman terhadap orang (baik individu maupun kelompok) atau terhadap properti.</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Definisi Wilkins adalah definisi terorisme yang paling sesuai untuk mendiskusikan kaitan antara agresi dan terorisme serta teori agresi manakah yang cocok untuk menjelaskan kondisi terorisme dewasa ini.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: left;">
<i>
Polythetic Observation</i> terhadap Terorisme</h2>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan definisi agresi dan terorisme di atas, dapat dilihat bahwa terdapat benang merah antara agresi dan terorisme. Disebutkan sebelumnya bahwa teroris menggunakan kekerasan untuk melaksanakan aktivitas terorismenya. Kekerasan yang dilakukan tersebut secara figuratif (secara simbolis) dapat dicocokkan maknanya dengan agresi.<br />
<br />
Dengan demikian, agresi dapat dikatakan sebagai instrumen vital dalam pelaksanaan aktivitas terorisme. Hal tersebut menyebabkan agresi dapat dianggap sebagai <i>subset </i>(bagian) dari terorisme. Oleh karena itu, terorisme dapat dibedah menggunakan <i>polythetic analysis </i>yang digunakan terhadap agresi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Polythetic Observation </i>terhadap terorisme dapat dilakukan untuk mengetahui teori agresi manakah yang paling tepat untuk menjelaskan terorisme. Untuk melakukan hal tersebut, setidaknya perlu diketahui terlebih dahulu beberapa hal mengenai tindak terorisme yang terjadi dewasa ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Analisis pada tulisan ini akan difokuskan kepada jalur pertama saja, yaitu jalur penyebab agresi yang disesuaikan kepada terorisme. Untuk melakukan analisis tersebut, sedikitnya ada tiga variabel yang menjadi pertimbangan, yaitu <span style="color: #dd5723;">(1) apakah kecenderungan terorisme dilakukan secara individual maupun berkelompok, (2) <i>motivation, </i>dan<i> </i>(3) <i>media coverage.</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b style="color: #dd5723;">(1) Individu atau Kelompok? </b><br />
Secara sederhana, dapat dilihat sebagian besar tindak kasus terorisme merupakan produk dari teroris-teroris yang berkelompok membentuk sebuah sel. Pembentukan sel tersebut umumnya mendorong anggota sel teroris yang memiliki motivasi yang sama untuk menanggalkan identitas serta paradigma individualnya. Kemudian ia meleburkan diri bersama anggota-anggota lainnya sehingga menciptakan identitas dan paradigma baru dan/atau mengadopsi identitas dan paradigma yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh teroris yang diidolakan atau dianggap ahli oleh sebagian besar anggota sel tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hal tersebut sesuai dengan penemuan Zimbardo<sup>[12]</sup> dengan <i><a href="https://www.google.com/search?q=The+Lucifer+Effect%3A+Understanding+How+Good+People+Turn+Evil&oq=The+Lucifer+Effect%3A+Understanding+How+Good+People+Turn+Evil&aqs=chrome.0.69i57j69i62l3j69i64l2.815j0&sourceid=chrome&ie=UTF-8" target="_blank">Stanford Prison Experiment</a></i>-nya.<br />
<br />
Dengan demikian, analisis terhadap pemicu internal yang disebabkan oleh anomali kimia darah dan mekanisme otak tidak lagi relevan untuk menjelaskan penyebab terorisme.<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/b8McGyYAwcU" width="560"></iframe>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="color: #dd5723;">(2) Motivasi </b></div>
U.S. Army Training and Doctrine Command<sup>[13] </sup>membagi motivasi terorisme menjadi 4 kelompok utama, yaitu separatis, etnosentris, nasionalistik, dan revolusioner.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a href="http://img.freeflagicons.com/thumb/puzzle/indonesia/indonesia_640.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="120" src="http://img.freeflagicons.com/thumb/puzzle/indonesia/indonesia_640.png" width="180" /></a>Berdasarkan pengamatan dari tindak terorisme yang terjadi, seringkali tindak terorisme yang dilakukan akhir-akhir ini adalah tindak terorisme yang memiliki motivasi <span style="color: #dd5723;">separatis. </span>Arti separatis adalah upaya membebaskan diri dari bentuk opresi yang dirasakan oleh kelompok tersebut, baik dalam hal politik, agama, ekonomi, dsb.<br />
<br />
Hal ini menjelaskan relevansi analisis terorisme berdasarkan pemicu eksternal.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #dd5723;">(3) <i>Media Coverage </i>(Liputan Media) </b><br />
<i>Media coverage</i> berperan besar dalam menentukan apakah penyebab terorisme merupakan perkembangan dari suatu peristiwa tertentu yang memiliki dampak signifikan terhadap terorisme.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG5EcAjI0c0y7E-b5-wO3woAFw0gElpeGroWDBm4EmCtL2-rM-BXo6P7hjjTHL3piDM3qp7egBKXFi1COxL_qyu9WcnD4-2eeq3Fmd3fEGYU-GCt3AyPLy_soPwiSIds1dutwMyIws-GMV/s400/copycat_effect_lg2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG5EcAjI0c0y7E-b5-wO3woAFw0gElpeGroWDBm4EmCtL2-rM-BXo6P7hjjTHL3piDM3qp7egBKXFi1COxL_qyu9WcnD4-2eeq3Fmd3fEGYU-GCt3AyPLy_soPwiSIds1dutwMyIws-GMV/s320/copycat_effect_lg2.jpg" width="165" /></a></div>
Sebagai contoh, setelah peristiwa 9/11, terjadi peningkatan signifikan terhadap tindak terorisme internasional. Hal ini menunjukkan beberapa kemungkinan. Pertama adalah pergeseran nilai dan norma serta paradigma sehingga agresi dianggap satu-satunya cara yang sah dan berhasil untuk menyuarakan motivasi dan/atau mencapai hajat tertentu. Kedua adalah keberhasilan tindak terorisme melalui media sebagai berita teroris internasional menjadi suatu katalis bagi keberanian sekelompok orang yang tadinya takut untuk melakukan agresi aktif.<br />
<br />
Hal itu sejalan dengan <i><a href="https://www.google.com/search?q=The+Copycat+Effect%3A+How+the+Media+and+Popular+Culture+Trigger+the+Mayhem+in+Tomorrow's+Headlines.&oq=The+Copycat+Effect%3A+How+the+Media+and+Popular+Culture+Trigger+the+Mayhem+in+Tomorrow's+Headlines.&aqs=chrome.0.69i57j69i62l3j69i64l2.370j0&sourceid=chrome&ie=UTF-8" target="_blank">copycat effect</a></i> yang dijelaskan Coleman<sup>[14]</sup>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="text-align: left;">
Pengaitan Teori Agresi dengan Terorisme</h2>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan penjabaran <i>polythetic analysis</i> terhadap terorisme, setidaknya terdapat tiga kandidat utama yang saling berkaitan untuk menjelaskan terorisme.<br />
<br />
<b style="color: #dd5723;"><i>Aggression-Frustation Theory</i> yang dimodifikasi oleh Berkowitz</b><sup>[15] </sup><br />
Telah dijelaskan sebelumnya, motivasi utama terorisme adalah motivasi separatis karena adanya opresi (praktik ketidakadilan atau kekejaman yang dilakukan oleh otoritas atau kekuatan tertentu<sup>[16]</sup>) yang dirasakan oleh suatu subyek. Ketidakadilan tersebut apabila dirasa tidak dapat diubah melalui cara-cara yang legal dapat mendorong sekelompok orang. Kondisi tersebut dapat menciptakan perasaan frustasi terhadap subyek tersebut dan perasaan frustasi tersebut dapat berkembang menjadi amarah saat frustasi tersebut dirasakan secara berkelanjutan oleh sekelompok orang tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, bila dilihat dari sisi dampak terorisme, aktivitas yang dilakukan oleh sebagian besar kelompok terorisme merupakan tindakan agresi langsung yang dilakukan untuk mencederai secara fisik, baik manusia maupun properti. Instrumen yang digunakan dalam aktivitas terorisme dalam melakukan tindakan agresi langsung dikatakan oleh Berkowitz sebagai <i>aggressive cue</i>. Maka, pada saat rasa amarah tersebut mendapatkan akses terhadap <i>aggressive cue</i>, aktivitas terorisme bisa saja terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #dd5723;"><i>Social-Learning Theory</i> oleh Bandura</b><sup>[17]</sup><br />
Manusia berperilaku agresif karena observasi yang dilakukan terhadap perilaku agresif yang dilakukan manusia lainnya. Globalisasi informasi menyebabkan peliputan media dan pendistribusiannya dapat dilakukan secara luas dan masal. Peningkatan terorisme setelah peristiwa 9/11 menunjukkan kesesuaian dengan teori yang dikemukan Bandura dengan menggunakan media massa sebagai fasilitas utama yang mendorong peningkatan observasi perilaku agresif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #dd5723;"><i>Deindividuation Theory </i></b><br />
Selain <i>Stanford Prison Experiment</i>, <i>Deindividuation theory</i> yang terjadi secara internal terhadap suatu kelompok teroris dapat dipelajari pada kelompok Ku Klux Klan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.bet.com/news/national/2013/01/31/kkk-class-presentation-brings-controversy-to-las-vegas-high-school/_jcr_content/featuredMedia/newsitemimage.newsimage.dimg/013113-national-ku-klux-klan-kkk-racist-las-vegas-school-presentation.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="http://www.bet.com/news/national/2013/01/31/kkk-class-presentation-brings-controversy-to-las-vegas-high-school/_jcr_content/featuredMedia/newsitemimage.newsimage.dimg/013113-national-ku-klux-klan-kkk-racist-las-vegas-school-presentation.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Penyeragaman penampilan dengan jubah dan topeng putih disertai <i>anonymity</i> yang ada di dalam kelompok tersebut menyebabkan perlahan-lahan terjadinya peleburan paradigma dan identitas individual menjadi satu bentuk paradigma dan identitas kolektif.<br />
<br />
Penyeragaman identitas dan paradigma teroris tersebut selain dapat terjadi dalam satu kelompok teroris, dapat pula terjadi antarsel terorisme (jaringan terorisme), khususnya kelompok teroris yang mencatut nama kelompok terorisme lainnya. Secara tidak langsung, menunjukkan adanya niatan untuk menyamakan identitas dan paradigma oleh kelompok teroris tertentu terhadap kelompok terorisme lainnya.<br />
<br />
Hal tersebut juga menunjukkan terdapat hubungan antara <i>Deindividuation Theory </i>dengan <i>Social-Learning Theory.</i></div>
<br />
***</div>
<div>
<br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[1]</sup> Nelson, Randy J. Preface. Biology of Aggression. Oxford: Oxford UP, 2006. v-ix. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[2]</sup> Levinson, David. Preface. Aggression and Conflict: A Cross-cultural Encyclopedia. Santa Barbara, CA: ABC-CLIO, 1994. vii-viii. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[3]</sup> Lorenz, Konrad. Introduction. On Aggression. London: Routledge, 2002. ix-xiv. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[4]</sup> Tremblay, Richard Ernest., Willard W. Hartup, and John Archer. Developmental Origins of Aggression. New York: Guilford, 2005. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[5]</sup> Cairns, R. B. Social Development: The origins and plasticity of interchanges. San Francisco: Freeman, 1979. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[6]</sup> Tremblay, Richard Ernest., Willard W. Hartup, and John Archer. Developmental Origins of Aggression. New York: Guilford, 2005. 30. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[7]</sup> "22 USC § 2656f - Annual Country Reports on Terrorism." 22 USC § 2656f. Legal Information Institute, n.d. Web. 03 Mar. 2013. <http://www.law.cornell.edu/uscode/text/22/2656f>. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[8]</sup> Hudson, Rex A. The Sociology and Psychology of Terrorism: Who Becomes a Terrorist and Why? : A Report. Washington, D.C.: Library of Congress, 1999. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[9]</sup> Wilkins, Burleigh Taylor. Introduction. Terrorism and Collective Responsibility. London: Routledge, 1992. 1-8. Digital. </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><sup>[10]</sup> Vertigans, Stephen. Terrorism and Societies. Aldershot: Ashgate, 2008. Digital. </span><br />
<sup><span style="font-size: x-small;">[11] Silke, Andrew. “An Introduction to Terrorism Research”. Research on Terrorism: Trends, Achievements & Failures. London: Frank Cass, 2004. Digital.<br />
<sup>[12]</sup> Zimbardo, Philip G. The Lucifer Effect: Understanding How Good People Turn Evil. New York: Random House, 2007. Digital. <br />
<sup>[13]</sup> "Chapter 2/Terrorist Motivations and Behaviors." A Military Guide to Terrorism in the Twenty-first Century. Fort Leavenworth, Kan.: U.S. Army Training and Doctrine Command, 2007. 1-17. Digital.<br />
<sup>[14]</sup> Coleman, Loren. The Copycat Effect: How the Media and Popular Culture Trigger the Mayhem in Tomorrow's Headlines. New York: Paraview Pocket, 2004. Digital. <br />
<sup>[15]</sup> Berkowitz, Leonard. Roots of Aggression; a Re-examination of the Frustration-aggression Hypothesis. New York: Atherton, 1969. Digital.<br />
<sup>[16]</sup> "oppression." Merriam-Webster.com. Merriam-Webster, 2013. Web. 03 Mar. 2013. <br />
<sup>[17]</sup> Bandura, Albert. Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1977. Digital.</span><br />
</sup><br />
<div>
<div id="ftn17">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-89070646252000078182013-08-02T22:11:00.002-07:002013-08-13T03:23:01.944-07:00Kemunculan Gerakan Masyarakat Adat di Indonesia<br />
Selama beberapa dekade, masyarakat adat di Indonesia telah terlibat dalam perjuangan mandiri terhadap perampasan hak dan martabat mereka karena kebijakan, hukum, dan aktivitas negara.<br />
<br />
Pada tahun 1999, masyarakat adat Indonesia mulai mengorganisasi diri. Lebih dari 200 perwakilan masyarakat adat dari seluruh Indonesia berkumpul di Kongres Masyarakat Adat Nusantara I atau AMAN I. Kongres ini diprakarsai oleh Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Barat (AMA Kalbar), Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) dan Jaringan Pembelaan Hak-hak Masyarakat Adat (JAPHAMA) dan mendapat dukungan kuat dari organisasi masyarakat adat regional lainnya dan jaringan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Kongres ini, yang diselenggarakan di jantung kota Jakarta, menarik liputan media besar dan menghasilkan pembentukan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN. Gayung bersambut, kata berjawab (untuk terus memperjuangkan hak-hak masyarakat adat).<br />
<br />
Pada masa sebelum Kongres, banyak masyarakat adat yang telah berjuang untuk menyelamatkan tanah dan kehidupan mereka. Banyak yang tegas menolak upaya perusahaan dan pemerintah daerah untuk mengambil alih tanah mereka, beberapa berjuang tanpa mendapat perhatian.<br />
<br />
Dimulai pada tahun 1988 dan berlanjut sampai hari ini, ratusan masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara berjuang melawan PT Inti Indorayon Utama (sekarang berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari), yang diberikan izin untuk membabat hutan dan mengembangkan perkebunan kayu untuk <i>pulp</i> dan pabrik kertas. Sepuluh wanita yang dipimpin oleh Nai Sinta merintis perjuangan dalam membela tanah leluhur mereka. Tanah itu diam-diam dipindahtangankan ke PT Inti Indorayon Utama menggunakan tanda tangan palsu.<br />
<br />
Pada kasus lain, pemuda dan tetua Dayak Simpang di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat menolak pengembangan perkebunan kelapa sawit dan konsesi penebangan hutan atas tanah adat mereka. Di Kalimantan, Bentian Dayak, yang terkenal karena pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya rotan mereka, berjuang melawan perusahaan kayu yang menebang hutan dan merusak kebun rotan mereka. <sup>[i]</sup><br />
<br />
<h2>
Langkah Awal</h2>
Menanggapi perjuangan lokal dan sikap negara yang otoriter, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia-Friends of the Earth Indonesia (WALHI) dan Wahana Lestari Persada (Walda)-Toraja memfasilitasi pertemuan pada tahun 1993 di Tana Toraja yang dihadiri sejumlah pemimpin masyarakat adat, seperti Nai Sinta dari Sumatera Utara, Petinggi Aris dari Simpang Hulu, LB Dingit dari Kalimantan Timur, Den Upa Rombelayuk dan Pak Sombolinggi dari Tana Toraja, Oom Ely dari Haruku, dan Tom Beanal dari masyarakat Amungme di Papua Barat. Pertemuan ini juga dihadiri oleh advokasi hak asasi manusia dan lingkungan (umumnya merupakan para pemuda adat) yang dengan para pemimpin adat kemudian mendirikan JAPHAMA.<br />
<br />
Pertemuan tersebut juga menyepakati penggunaan istilah ‘masyarakat adat’ sebagai ekspresi umum untuk mengacu pada penduduk pribumi di Indonesia. Istilah ini, yang dikenal dan digunakan oleh banyak masyarakat adat di Indonesia, memiliki arti: masyarakat yang memiliki asal usul leluhur pada suatu wilayah geografis tertentu dan memiliki sistem nilai, ideologi, ekonomi, politik, budaya, masyarakat dan pengelolaan lahan. Istilah ini juga yang paling diterima secara sosial dan politik pada masa 1993 di bawah pemerintahan rezim Soeharto yang otoriter dan opresif.<br />
<br />
Pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa kasus-kasus pelanggaran hak asasi masyarakat adat di Indonesia harus dihadapi dengan gerakan massa yang terorganisasi. Menyadari keterbatasan individu dan kelompok yang menghadiri pertemuan tersebut, disepakati bahwa prioritas akan diberikan untuk memperkuat gerakan dengan menyetujui bahwa setiap peserta wajib 'diam-diam' menyebarkan konsep, ketentuan, dan strategi advokasi kepada konstituen mereka sendiri. Selain itu, juga disepakati bahwa JAPHAMA sebaiknya tidak hanya menjadi lembaga formal yang berdiri sendiri tapi harus menjadi jaringan yang dinamis dengan mandat untuk mendukung pengembangan organisasi masyarakat adat dan internalisasi perhatian masyarakat adat dari berbagai LSM dan lembaga lain.<br />
<br />
1993 dan seterusnya adalah era di mana semakin banyak organisasi masyarakat adat dan LSM advokasi masyarakat adat berdiri di seluruh Indonesia, selain yang sudah ada sebelumnya.<br />
<br />
Di Sumatera Barat pemuda Mentawai mendirikan Yayasan Citra Mandiri, di Kalimantan Barat beberapa pemuda Dayak mendirikan Lembaga Bela Banua Talino, sedangkan di Kalimantan Timur Lembaga Bina Benua Puti Jaji didirikan. Hal serupa juga terjadi di Maluku dengan Baileo Maluku yang kemudian menjadi sebuah jaringan organisasi masyarakat adat dan LSM adat di Maluku Tengah dan Tenggara. Di Papua Barat pengacara muda mendirikan Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat Adat (LPPMA). <sup>[ii] </sup><br />
<br />
Pada saat yang sama, beberapa LSM hak asasi manusia dan lingkungan yang berbasis di Jakarta mengangkat isu masyarakat adat sebagai prioritas kegiatan mereka, termasuk kelompok-kelompok seperti ELSAM (Institute for Human Rights Study and Advocacy) / Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia), WALHI, International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) / Forum LSM Internasional untuk Pembangunan Indonesia, Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA), dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).<br />
<br />
Selama periode 1996-1997, dua organisasi masyarakat adat regional pertama didirikan, yaitu Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Barat dan JAGAT di Nusa Tenggara Timur. Dalam periode yang sama, sejumlah jaringan LSM tumbuh dan mengambil isu-isu masyarakat adat sebagai salah satu prioritas perhatian mereka. Sebut saja, JKPP, Konsortium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK), Jaringan Tambang (JATAM) dan Jaringan Pesisir dan Laut (Jaring Pela).<br />
<br />
Bertepatan dengan proses 'internal' dalam memperkuat gerakan masyarakat adat, pemerintah otoriter jatuh pada tahun 1998. Situasi ini memberikan ruang politik yang lebih terbuka bagi masyarakat sipil. Oleh karena itu, beberapa tokoh masyarakat adat dan advokasinya menyelenggarakan Kongres pertama pada tahun 1999.<br />
<br />
Kongres kedua (AMAN II) diadakan pada bulan September 2003. Sudah menjadi kewajiban dan hak anggota AMAN untuk hadir di Kongres, dengan menunjuk satu orang atau lebih untuk mewakili masing-masing komunitas. Anggota AMAN adalah komunitas adat dan organisasi masyarakat adat di<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; white-space: pre-wrap;"> </span>tingkat lokal dan regional (merujuk ke distrik atau wilayah yang dibatasi secara adat dan ruang provinsial) yang beraliansi dengan AMAN. Seperti yang telah direncanakan, Kongres kedua ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 perwakilan anggota AMAN. Terdapat 927 komunitas yang terdaftar di AMAN sekarang, 777 diantaranya adalah anggota terverifikasi. 18 organisasi masyarakat adat di tingkat lokal dan 11 di tingkat regional beraliansi dengan AMAN. Harapan pada tahun 1999 bahwa semua anggota akan menunjukkan kapasitas, kinerja, dan, prestasi organisasi adat terpenuhi. Demi persiapan untuk Kongres kedua, 12 pertemuan adat regional (provinsi) dan banyak pertemuan lokal lainnya diadakan sebagai sarana konsolidasi organisasi dan untuk memilih wakil-wakil untuk Kongres.<br />
<br />
Rangkaian kegiatan menuju AMAN II dilakukan melalui pendekatan refleksi-konsolidasi. Tujuan utamanya adalah untuk:<br />
<ol>
<li>mengambil pelajaran dari pelaksanaan keputusan AMAN I selama 4 tahun terakhir, </li>
<li>mengkonsolidasikan organisasi masyarakat adat dan mengembangkan sinergi semua tindakan dari masyarakat adat pada tingkat regional </li>
<li>memobilisasi dukungan yang luas untuk gerakan masyarakat adat melalui penguatan dan perluasan aliansi dengan kelompok-kelompok pro-demokrasi lainnya, </li>
<li>mengembangkan struktur organisasi yang lebih responsif terhadap perubahan situasi dan lebih efektif dalam melayani anggota, dan</li>
<li>mempertajam <i>platform</i> gerakan dengan mengembangkan pedoman strategis untuk kerangka kerja organisasi dan program yang mengakomodasi aspirasi dan tuntutan masyarakat adat di Indonesia. </li>
</ol>
Semua tujuan ini diarahkan untuk menciptakan ruang yang lebih luas bagi gerakan masyarakat adat dalam transformasi sosial di Indonesia. Menyadari tantangan dan tujuan utama, Kongres kedua melahirkan beberapa keputusan penting: struktur baru Dewan Nasional dengan area kerja yang ditentukan, dan beberapa Koordinator, peningkatan anggaran rumah tangga, resolusi politik, dan program.<br />
<br />
Selain koordinasi lokal, regional dan nasional, AMAN juga mengembangkan hubungan dengan berbagai organisasi masyarakat adat internasional. Di Asia, AMAN menjadi anggota dari Asia Indigenous Peoples Pact (AIPP) / Pakta Masyarakat Adat Asia. Pada KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (2002), AMAN bergabung dengan Indigenous Peoples Caucus (Masyarakat Adat Kaukus), salah satu kelompok masyarakat sipil yang paling terorganisir dan efektif. AMAN juga telah bekerja sama dengan International Working Group on Indigenous Affairs (IWGIA) / Kelompok Kerja Internasional untuk Urusan Adat, baik untuk mendukung upaya mereka maupun sebagai bentuk langkah bergabung dengan advokasi internasional. Selain mengikuti jaringan internasional sebagai sebuah kelompok, AMAN juga memfasilitasi partisipasi anggotanya dalam berbagai forum dan jaringan internasional. <br />
<br />
<h2>
Kritik Internal dan Eksternal</h2>
Adanya perjuangan dan pemberdayaan masyarakat adat melalui proses pengorganisasian sebagaimana dicontohkan oleh AMAN tidak serta-merta membuat masalah mereka terpecahkan. Proses ini dianggap sebagai alat pengembangan dalam memberdayakan diri mereka untuk perjuangan kolektif. Upaya ini tidak kebal dari kritik internal dan eksternal.<br />
<br />
Setelah Kongres pertama, Dewan Perwakilan AMAN bertemu secara rutin setiap enam bulan. Pertemuan digunakan untuk refleksi internal, pembahasan isu-isu baru, dan perencanaan kegiatan selanjutnya. Selain itu, AMAN dan LSM pendukung mengadakan pertemuan refleksi bersama pada tahun 2001. Beberapa masalah yang diidentifikasi dalam pertemuan tersebut, misalnya, masalah tentang tingkat perkembangan yang berbeda dari organisasi masyarakat adat yang memiliki kebutuhan yang berbeda, adanya sikap yang keliru kepada sekretariat AMAN yang memperlakukan mereka sebagai dewa atau juru selamat, dan adanya kebutuhan kesadaran bahwa terdapat kecenderungan pemanfaatan isu 'masyarakat adat' untuk merevitalisasi feodalisme.<br />
<br />
AMAN bekerja sama dengan World Agro Forestry Center (ICRAF) / Pusat Agro Kehutanan Dunia dan Forest Peoples Program (FPP) / Program Masyarakat Hutan pada tahun 2001 mengembangkan latihan menarik untuk menguji kekuatan organisasinya. Latihan yang menantang pernyataan "kuat" AMAN sendiri:<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
"<b style="color: #dd5723;">Jika negara tidak mengakui kami, maka kami tidak akan mengakui negara</b>"<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://tajuk.co/wp-content/uploads/2013/03/Masyarakat-adat_170313_Khairuddin-Safri-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="http://tajuk.co/wp-content/uploads/2013/03/Masyarakat-adat_170313_Khairuddin-Safri-3.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
Pernyataan kuat ini tidak hanya mendesak pemerintah untuk merespon tuntutan masyarakat adat, tapi juga memunculkan perdebatan penting dalam masyarakat tentang <b style="color: #dd5723;">pengakuan yang bagaimana yang sebenarnya diinginkan masyarakat adat dari pemerintah</b>.<br />
<br />
Pertanyaan lebih jauh:<br />
<ul>
<li>Jika negara tidak mengakui hak-hak masyarakat adat bagaimana tepatnya mereka kemudian menggunakan hak-hak tersebut? </li>
<li>Bagaimana seharusnya hukum nasional dibentuk untuk mengakomodasi keragaman adat dan aspirasi dari 500 masyarakat adat yang berbeda? </li>
<li>Apa jenis pengakuan hukum atas hak tanah yang diinginkan masyarakat adat? </li>
<li>Siapa yang akan bernegosiasi atas nama masyarakat adat di masa depan?</li>
<li>Bagaimana masyarakat mengorganisasi mereka sendiri? </li>
<li>Bagaimana mereka akan berinteraksi dengan pemerintah? </li>
</ul>
Latihan ini bertujuan untuk memfasilitasi diskusi lebih mendalam mengenai pertanyaan-pertanyaan pada beberapa komunitas masyarakat adat dalam lingkaran AMAN. Ini adalah suatu bentuk tanggapan terhadap kebutuhan untuk mengklarifikasi banyak tuntutan AMAN.<br />
<br />
Mungkin tuntutan-tuntutan tersebut sudah jelas dari sudut pandang masyarakat adat. Namun, penjelasan yang disetujui dan dipahami bersama mengenai tuntutan-tuntutan tersebut masih menunggu untuk dibakukan.<br />
<h2>
<span style="font-size: small;">
Catatan Kaki</span></h2>
<span style="font-size: x-small;">[i] Untuk informasi lebih lanjut mengenai perjuangan masyarakat adat, baca Abdias Yas, "Menapaki Jejak Pejuan Hak Adat," Seri Kumpulan Kasus No. 01, (Pontianak, Lembaga Bela Banua Talino, 2003); Theo P.A. van den Broek ofm, et al, Memoria Passionis di Papua. Kondisi Sosial Politik dan Hak Asasi Manusia Gambaran 2000 (Sekretariat Keadilan dan Perdamaian, Keuskupan Jayapura and Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta 2001); Janis Alcorn, "An Introduction to the Linkages between Ecological Resilience and Governance" in Janis B. Alcorn and Antoinette G. Royo, eds.. Indigenous Social Movements and Ecological Resilience: Lessons from the Dayak of Indonesia (Biodiversity Support Program, Washington, D.C., 2000); The Indigenous World 1997-1998 (IWGIA, Copenhagen, 1998) pp. 216-220; and websites of Down to Earth (<a href="http://www.dte.org/">www.dte.org</a>).</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-size: x-small;">[ii] Terdapat banyak organisasi-organisasi lain yang telah berjuang dalam mengangkat isu masyarakat adat yang tidak disebutkan di sini kareena kurangnya informasi.</span><br />
<h2>
<span style="font-size: small;">Sumber</span></h2>
<span style="font-size: x-small;">Artikel ini dikutip dari tulisan Sandra Moniaga, <i>From Bumi Putera to Masyarakat Adat: a Long and Confusing Journey</i>, yang dipresentasikan pada <i>Workshop Adat Revivalism in Indonesia's Democratic Transition</i>, di Batam pada 26-27 Maret 2004, diselenggarakan oleh Asia Research Institute, University of Singapore .</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sandra Moniaga adalah Executive Coordinator HuMa (the Association for Community and Ecologically-based Law Reform) dan peneliti PhD dari Van Vollenhoven Institute for Law, Governance and Development (Leiden University).</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.hurights.or.jp/archives/focus/section2/2004/06/emerging-indigenous-peoples-movement-in-indonesia.html">http://www.hurights.or.jp/archives/focus/section2/2004/06/emerging-indigenous-peoples-movement-in-indonesia.html</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Gambar: </span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://tajuk.co/2013/03/aliansi-masyarakat-adat-nusantara-desak-sahkan-ruu-adat/masyarakat-adat_170313_khairuddin-safri-3/">http://tajuk.co/2013/03/aliansi-masyarakat-adat-nusantara-desak-sahkan-ruu-adat/masyarakat-adat_170313_khairuddin-safri-3/</a></span><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-73469754514321461412013-07-29T22:29:00.000-07:002013-08-13T03:20:21.620-07:00Penyeimbangan Agama dan Negara untuk Penanganan Terorisme Agama<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #e69138;">*T</span><span style="color: #e69138;">ulisan tamu</span><span style="color: #e69138;"> oleh Rama, mahasiswa Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia*</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<i><i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><span style="font-size: large;"><span style="text-shadow: 0.3em 0.3em 0.2em #cccccc;">“Pro aris et focis” — </span></span><span style="text-shadow: 0.3em 0.3em 0.2em #cccccc;">Cicero, De Natura Deorum</span></b></span></i></i></div>
<i><i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b style="color: #e69138;"><br /></b></span></i></i>
<i>
</i>
<a href="http://farm2.staticflickr.com/1409/3267474282_810fd829ac_z.jpg?zz=1" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://farm2.staticflickr.com/1409/3267474282_810fd829ac_z.jpg?zz=1" width="235" /></a>Hubungan antara agama dan negara merupakan polemik yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Polemik tersebut terjadi karena terdapat persinggungan mengenai kekuasaan yang dimiliki oleh agama dan negara.<br />
<br />
Secara definisi, kekuasaan tersebut dapat dilihat pada masing-masing kata dalam bahasa Indonesia. Berikut adalah definisi sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia.<br />
<br />
<b>Definisi Agama </b><br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Sistem atau prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan kewajiban-kewajiban yang berkenaan dengan kepercayaan tersebut<sup>[1]</sup>. Adanya kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh agama menyebabkan terdapat kekuasaan absolut dari sebuah kekuatan metafisik yang harus dipenuhi untuk menaati aturan-aturan ilahiah yang dimilikinya.</i></span></div>
<br />
<b>Konsep Negara</b><br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<i>Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat<sup>[2]</sup>. Kekuasaan tersebut bersifat manusiawi yang dapat didefinisikan, baik secara demokratis oleh masyarakat yang ada maupun secara totaliter oleh sekelompok atau satu orang tertentu.</i></div>
<br />
Persinggungan kekuasaan yang ada antara agama dan negara menciptakan diskursus dengan beragam pertanyaan; Bagaimanakah definisi yang tepat mengenai kekuasaan agama dan negara? Dimensi apa sajakah yang layak untuk diatur oleh kedua hal tersebut? Bagaimanakah superioritas antara kekuasaan agama dan negara? Apakah seharusnya agama tunduk terhadap negara ataukah sebaliknya?<br />
<br />
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan dibahas pada artikel ini. Pembahasan difokuskan pada dua pandangan yang dibentuk dari diskursus tersebut, yaitu <b style="color: #dd5723;">teokrasi</b> dan <b style="color: #dd5723;">sekularisme</b>.<br />
Pembahasan dilanjutkan pada perkembangan kedua pandangan tersebut dan bagaimana perkembangan ini berdampak pada penciptaan teror. Pembahasan kemudian diakhiri dengan pendekatan solutif yang dapat dilakukan untuk menjembatani kedua pandangan tersebut.<br />
<div>
<br />
<h2>
Dua Pandangan Utama mengenai Hubungan Agama dan negara</h2>
Berdasarkan pendapat para ahli yang terlibat dalam diskursus tersebut, setidaknya terdapat dua paradigma utama yang menjelaskan hubungan antara agama dan negara.<br />
<br />
<b style="color: #dd5723;">Teokrasi</b><br />
Pandangan Teokrasi diusung oleh kaum religius. Pandangan tersebut menyatakan bahwa kekuasaan agama merupakan suatu hal yang ilahiah sehingga ketundukan kekuasaan negara—yang pada dasarnya merupakan bentukan manusiawi berdasarkan kesepakatan suatu masyarakat—terhadap agama merupakan suatu keharusan.<br />
<br />
Beberapa pendukung pandangan tesebut antara lain datang dari kaum muslim seperti Sayyid Qutb<sup>[3]</sup> dengan ideologi quttbiyah serta Ruhollah Khomeini<sup>[4]</sup>, dan dari kaum kristiani seperti Rousas John Rusdoony<sup>[5]</sup> dengan Christian Reconstructivism-nya.<br />
<br />
<b style="color: #dd5723;">Sekularisme</b><br />
Pandangan kedua disampaikan oleh kaum sekuler. Arti sekuler menekankan pemisahan antara kekuasaan agama dan negara, seperti Jeffersonian Democracy berdasarkan pandangan Thomas Jefferson dan Laïcité yang dipimpin oleh Emile Combe. Pemisahan tersebut dielaborasi lebih jauh oleh Linz<sup>[6]</sup>, sekularisme dapat bersifat<i> friendly</i> maupun <i>hostile</i> (bersahabat atau tidak bersahabat) terhadap agama.<br />
<i><br /></i>
<i>Hostile secularism</i> merupakan bentuk agresif sekularisme yang menekankan pada pengerdilan wilayah kekuasaan agama pada batasan hubungan personal dan keluarga saja. Negara sebagai kekuasaan tertinggi membatasi keberadaan institusi pendidikan agama, penampilan simbol agama di ruang publik, sampai dengan pembatasan peribadatan keagamaan.<br />
<br />
Berbeda dengan <i>hostile secularism</i>,<i> friendly secularism</i> hanya memberikan jarak terhadap negara dengan agama untuk meminimalisasi intervensi politik yang dilakukan oleh agama.</div>
<div>
<br />
<h2>
Kontestasi Teokrasi dan Sekularisme</h2>
Teokrasi dan sekularisme seolah-olah bersifat sebagai suatu pandangan biner yang berlawanan; Masing-masing pengusungnya memiliki pendapat yang negatif terhadap pandangan yang dianggap sebagai antitesis dari pandangan yang dimilikinya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFe6AEGmMwFn3GwBL2_DFtbLGwjeMRZxK0MabZWTCKdhnqtdPfm0l4vyW7AAhkojuJIsZPvsC15raGFDL4u3AyveZkBRO4dXvWKG_GnzXRcIEw7h1eDcphnXr6Vqt6ymGIgDU8hJxqBH1g/s1600/994864_10151770047937446_1578957299_n.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFe6AEGmMwFn3GwBL2_DFtbLGwjeMRZxK0MabZWTCKdhnqtdPfm0l4vyW7AAhkojuJIsZPvsC15raGFDL4u3AyveZkBRO4dXvWKG_GnzXRcIEw7h1eDcphnXr6Vqt6ymGIgDU8hJxqBH1g/s320/994864_10151770047937446_1578957299_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>picture by Rama</i></span></div>
<br />
<b style="color: #dd5723;">Mengapa pendukung Teokrasi menolak Sekularisme?</b>
<br />
<ol>
<li>Adanya pendapat bahwa pemisahan yang dilakukan oleh kaum sekuler merupakan pembatasan kebebasan dan hak yang ada bagi mereka. Karena, menurut mereka, agama memiliki nilai, norma, serta aturan yang holistik sehingga tidak seharusnya dibatasi penerapannya pada sebatas hubungan personal dan keluarga saja. </li>
<li>Sekularisme dinilai membunuh identitas dan karakter yang mereka usung dengan menerapkan batasan-batasan penampilan simbol agama, baik secara total di hadapan publik maupun secara terbatas pada ruang-ruang tertentu. </li>
<li>Pemisahan antara kekuasaan agama dan negara dianggap sebagai bentuk pengerdilan dari kekuasaan ilahiah itu sendiri.</li>
</ol>
<b style="color: #dd5723;">Mengapa pendukung Sekularisme menolak Teokrasi?</b>
<br />
<ol>
<li>Kejumudan (kemandekan) yang ada pada sifat agama itu sendiri. Kaum sekuler, yang pada umumnya merupakan pendukung demokrasi, menilai bahwa nilai, norma, dan aturan yang dibawa agama merupakan suatu hal yang statis yang tidak dapat diperdebatkan untuk memenuhi perkembangan kemasyarakatan yang ada. </li>
<li>Kekuasaan yang didasari pada suatu kekuatan abstrak merupakan suatu hal yang tidak dapat diterima secara rasional. </li>
<li>Seringkali terjadi penyalahgunaan yang dilakukan kaum agamis dengan kekuasaan agamanya berdasarkan interpretasi yang menguntungkan rezim suatu golongan/pemerintahan yang mengusung bentuk agama tertentu.</li>
</ol>
</div>
<div>
<br />
<h2>
Perkembangan Kontestasi dan Timbulnya Teror</h2>
Kontestasi tersebut berkembang secara menguntungkan terhadap pandangan sekularisme. Gerakan rasionalisme dan penyebaran paham demokrasi secara global merupakan dua dari beberapa motor penggerak peningkatan negara sekular.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Secara teknis, perkembangan sekularisme ditandai dengan ditandatanganinya deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776. Perlahan-lahan selama kurang lebih 300 tahun, sekularisme mulai berkembang dan diadopsi banyak negara, khususnya negara-negara yang pada awalnya menganut teokrasi atau <i>religious dominion</i>. Jatuhnya kekhalifahan Otoman (sekarang Turki) dan pembubaran kekhalifahan Sokoto (sekarang Nigeria) merupakan sedikit dari beberapa contoh dari bergesernya pandangan teokrasi menjadi sekularisme yang dialami oleh beberapa negara yang ada.<br />
<br />
Dominasi pandangan sekularisme tersebut tentunya tidak terjadi secara damai begitu saja. Dominasi tersebut menyebabkan munculnya perlawanan demi perlawananan yang dilakukan oleh kelompok agama tertentu dengan menggunakan teror. Gerakan terorisme tersebut dapat diobservasi setidaknya pada jaringan teroris Al-Qaeda, Jamaah Islamiyah di Indonesia, National Liberation Front of Tripura di India, Iron Guard di Romania, dan sebagainya.<br />
<br />
Perlawanan menggunakan teror setidaknya dapat dijelaskan dalam dua bagian.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCI3wJvu0ucxyBxOSBe1vkWdeQgcGHDBdNX31gBMcyaIM2iJtSxXyu6tpAOCkPqLOmZvkg-b8MIDRcHVWj18bSBKCOTP3Bd404WXGKCo-ESXFgH4bPsehV6CU2YCKd8L20Y-wXm27gmqy1/s1600/313725_211552318898727_4773575_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCI3wJvu0ucxyBxOSBe1vkWdeQgcGHDBdNX31gBMcyaIM2iJtSxXyu6tpAOCkPqLOmZvkg-b8MIDRcHVWj18bSBKCOTP3Bd404WXGKCo-ESXFgH4bPsehV6CU2YCKd8L20Y-wXm27gmqy1/s400/313725_211552318898727_4773575_n.jpg" width="307" /></a></div>
Pertama, <b style="color: #dd5723;">kaum agamis merasa termarginalkan</b>. Hal tersebut mungkin saja dipandang oleh kelompok agamis sebagai ketidakbersahabatan ‘rezim’ pemerintahan sekuler terhadap pandangan mereka. Dan dapat dianggap oleh mereka sebagai ketiadaan jalur damai, khususnya dalam percaturan politik, untuk mencapai dan menyuarakan aspirasi mereka.<br />
<br />
Bila dikaitkan dengan teori agresi, <i><a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/08/agresi-dan-terorisme.html#.UgoF55I3DoY" target="_blank">frustration-aggression theory</a></i> dapat menjelaskan hal tersebut dapat menjadi pemicu rasa frustasi bagi kelompok agamis yang disebutkan di atas sehingga tidak menutup kemungkinan mereka menganggap bahwa teror merupakan jalan satu-satunya dalam menyuarakan hal aspirasi mereka.<br />
<br />
Kedua, <b style="color: #dd5723;">tensi tersebut dapat terjadi/diperparah dengan anggapan bahwa sekularisme merupakan produk asing yang menginvasi nilai dan norma lokal yang dianggap sudah terlebih dahulu ada</b>. Invasi terhadap nilai dan norma lokal tersebut dianggap oleh kaum agamis sebagai bentuk stigmatisasi dengan pembunuhan karakter dan penghilangan identitas yang mereka anggap ideal dan sakral.<br />
<br />
Hal tersebut sesuai dengan <i>strain-and-deprivation theory</i> yang menyatakan stigmatisasi sosial merupakan salah satu yang dapat memicu agresi (atau menjadi pemicu rasa frustasi yang juga dapat dihubungkan dengan <i><a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/08/agresi-dan-terorisme.html#.UgoF55I3DoY" target="_blank">frustration-aggression theory</a></i>).</div>
<div>
<br />
<h2>
Sintesis Dua Pandangan: Penyeimbangan Agama dan Negara untuk Penanganan Terorisme Agama</h2>
Timbulnya kelompok dan aktivitas teror yang dilakukan kaum agamis terhadap negara sekuler menciptakan suatu pertanyaan baru. <b>Bagaimanakah pendekatan yang dapat dilakukan untuk menangani teror tersebut?</b> Setidaknya terdapat sebuah pendekatan yang dapat dilakukan untuk menangani teror tersebut, yaitu <b style="color: #dd5723;">pendekatan teori integralistik</b> yang dikemukakan oleh Wilbur Caldwell dan Dr. Soepomo.<br />
<br />
<b><i>Integralism</i> (inggris: <i>integral nationalism</i>) menurut Caldwell</b><sup>[7]</sup><br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Pandangan yang mendefinisikan bangsa sebagai suatu kesatuan organik. Perbedaan sosial kelas dan strata yang ada pada masyarakat heterogen merupakan suatu hal yang alamiah sehingga harus dipertahankan, bukan merupakan suatu hal yang harus diseragamkan. Oleh karena itu, bentuk pemerintahan yang terbaik untuk melayani masyarakat yang heterogen adalah pemerintahan yang dibentuk berdasarkan representasi kelompok dan golongan yang terhubung secara organik, bukannya representasi statis atas suatu bentuk ideologi tertentu.</i></span></div>
<br />
<b>Teori Integralistik atau Teori Kekeluargaan oleh Dr. Soepomo</b>*<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Negara dan bangsa adalah bentuk kesatuan organik. Negara tidak memihak pada kelompok manapun dan menjamin kerukunan serta semangat gotong royong antaranggota masyarakatnya. Teori integralistik tersebut mengusung kekeluargaan sebagai salah satu asasnya.</i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">*pidatonya di hadapan peserta sidang BPUPKI<sup>[8]</sup> </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://lefteyeonthemedia.files.wordpress.com/2008/10/theocracy-01.jpg?w=600" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="380" src="http://lefteyeonthemedia.files.wordpress.com/2008/10/theocracy-01.jpg?w=600" width="600" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Bagaimanakah aplikasi teori integralistik terhadap hubungan agama & negara?</b><br />
<br />
Teori integralistik dapat digunakan untuk menjembatani kebutuhan penyuaraan aspirasi antara kelompok agamis dan kelompok sekular, alih-alih memenangkan salah satu pihak saja, pemisahan yang dilakukan terhadap agama dan negara tidak dilakukan hanya semata-mata memisahkan agama dan negara.<br />
<br />
Negara mengakomodasikan suatu ruang tertentu untuk agama sehingga agama dapat mempraktikan kekuasaannya dalam batasan tertentu. Sebagai contoh, Indonesia memberikan keleluasaan terhadap warga negaranya untuk memilih bentuk hukum agama/negara dalam perihal tertentu (seperti pewarisan) merupakan salah satu praktik teori integralistik yang menjembatani hubungan antara agama dan negara.<br />
<br />
Otonomi daerah dan perlakuan khusus terhadap daerah istimewa merupakan contoh pembentukan representasi politis secara organik bagi kelompok agamis yang mengharapkan penerapan hukum agama. Hal tersebut menunjukan upaya penyeimbangan antara negara dan agama.<br />
<br />
Dengan adanya penyeimbangan kekuasaan tersebut, khususnya dengan <b style="color: #dd5723;"><span style="font-size: large;">penyediaan jalur penyampaian aspirasi bagi kelompok agamis, pencetus rasa frustrasi yang dirasakan oleh kelompok agamis dapat diredam dan rekonsiliasi dapat dilakukan terhadap nilai dan norma ideal yang dimiliki mereka.</span></b> Oleh karena itu, pendekatan dengan teori integralistik ini dapat dijadikan salah satu solusi dalam menangani terorisme agama yang terjadi karena adanya anggapan ketidakseimbangan antara kekuasaan agama dan negara.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Namun, pendekatan teori integralistik tidak sepenuhnya dapat berdiri sendiri dalam meminimalisasi kegiatan teror yang dilakukan oleh kaum agama. Pendekatan teori integralistik ini cocok dilakukan terhadap kelompok-kelompok agama yang tidak mengharapkan pemenuhan hukum agama sepenuhnya.<br />
<br />
Kelompok-kelompok agamis yang sangat statis dan keras kepala untuk melakukan separatisme dan pembentukan negara dengan ideologi agama tertentu tentunya tidak dapat dijembatani oleh pendekatan ini, karena yang diharapkan oleh mereka bukanlah keseimbangan kekuasaan, melainkan perpindahan dominasi kekuasaan dari negara ke agama.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://img.freeflagicons.com/thumb/puzzle/indonesia/indonesia_640.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="http://img.freeflagicons.com/thumb/puzzle/indonesia/indonesia_640.png" width="600" /></a></div>
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">[1] “Agama.” http://bahasa.cs.ui.ac.id. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013. Web. 8 Maret 2013. <br />[2] “Negara.” http://bahasa.cs.ui.ac.id. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013. Web. 8 Maret 2013. <br />[3] Qutb, Sayyid. Social Justice in Islam. London: Octagon Books, 1977. Digital. <br />[4] Khomeini, Ruhollah. Islamic Government: Governance of the Jurist. London: Alhoda, 2002. Digital. <br />[5] Rushdoony, Rousas. The Institutes of Biblical Law. Craig: The Craig Press, 1973. Digital. <br />[6] Linz, Juanz. “The religious use of politics and/or the political use of religion.” Totalitarianism and Political Religions. Ed. Hans Maier. London: Routledge, 2004.102-119. Digital. <br />[7] Caldwell, Wilbur. American Narcissism: the Myth of National Superiority. New York: Algora Publishing, 2006. Digital. <br />[8] Mahifal. “Paham Integralistik / Kekeluargaan Indonesia”. http://bisikankalbu.files.wordpress.com/2008/11/8-paham-integralistik-kekeluargaan-indonesia.pdf</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-17897402112257430652013-07-25T06:04:00.000-07:002013-08-13T03:03:06.842-07:00Pengobatan Alternatif vs. Konvensional di Indonesia<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Pengobatan Alternatif</span></b><br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">
<b>Jika berhasil:</b> dipuji-puji hebat, digembar-gemborkan<br />
<b>Jika gagal :</b> <i>"ya namanya juga alternatif"</i>. Masyarakat lebih permisif atau bahkan ada yang malu mengakui bahwa telah menjalani pengobatan alternatif</div>
<br />
<b><b><span style="color: #dd5723;">Pengobatan Konvensional (Dokter Profesional)</span></b></b><br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">
<b>Jika berhasil: </b><i>"ya itu kan emang tugas dokter"</i><br />
<b>Jika gagal :</b> <i>"wah, kasus malpraktik ini!"</i></div>
<br />
Inilah realita masyarakat Indonesia. Terlalu banyak <i>gap of knowledge</i> di luar sana, dan jangan lupa, kemalasan berpikir. Ditambah budaya masyarakat yang menyenangi dongeng dan hal-hal berbau mistis, supranatural, dan magis. <br />
<br />
Apakah misalnya di negara maju seperti Amerika Serikat tidak terjadi hal demikian?<br />
<div>
Ya ada saja pengobatan alternatif beredar di tengah masyarakat Barat. Tapi karena pemikiran dan ilmu pengetahuan mereka harus diakui sudah lebih maju, mereka lebih menghargai 'jasa' pengobatan konvensional oleh dokter atau praktisi kesehatan profesional.<br />
<br />
Kalo di Indonesia? Yaa gitu dehh..</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDvlulbsN17xi76CkdT1BoWJcrWhYkaDUMuhXfsHe_ONhq4x8__8gb1EPLXDOQl_IGxAfWi3Izy2aqPfjKvsR1p3w5eRMIff0bdta2FxyO0z0vPicAj5SEvNZNJFdAMEzVilGQza81VCq4/s1600/rh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDvlulbsN17xi76CkdT1BoWJcrWhYkaDUMuhXfsHe_ONhq4x8__8gb1EPLXDOQl_IGxAfWi3Izy2aqPfjKvsR1p3w5eRMIff0bdta2FxyO0z0vPicAj5SEvNZNJFdAMEzVilGQza81VCq4/s640/rh.jpg" width="600" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tulisan ini ditujukan bukan untuk membenarkan/menyalahkan salah satu jenis pengobatan di atas. Tapi untuk memperlihatkan ketidakadilan dan bias konfirmasi di tengah masyarakat kita yang pada akhirnya menghalangi akses masyarakat itu sendiri untuk mendapatkan perawatan yang layak/seharusnya.<br />
<br />
<b>Pernahkah kamu mengalami dilema seperti di atas yang kamu rasakan benar jadi menghambat diri kamu atau kerabat terdekat mendapatkan pengobatan yang layak? Bagi ceritamu di bagian komen ya.. Dan jika kamu setuju dengan tulisan sentilan ini, <i>spread the words ;)</i></b><br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-size: x-small;">Gambar oleh <a href="https://www.facebook.com/jessica.siscawati?fref=ts" target="_blank">Jessica Siscawati</a>, </span><span style="font-size: x-small;">Quote by </span><a href="https://twitter.com/ryuhasan" style="font-size: small;" target="_blank">dr. Ryu Hasan</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-11867056714653008792013-07-22T07:49:00.000-07:002013-08-13T03:00:37.196-07:00Cewek Matre vs. Cowok Cabul<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWxT6s2Cpj9YHJ-iAmdcheA_dfV_M81EW06zbpIu649T952BHP8jsZtn4pFUuhrhNzDeZwmRCXgsDmzxKVtiMRJ_UlC3I0tdp2p489OYqb2Pwm8uu5Z0u-JEUPLTjWhjAz5NcqYnhFgcaS/s1600/5837830_460s.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWxT6s2Cpj9YHJ-iAmdcheA_dfV_M81EW06zbpIu649T952BHP8jsZtn4pFUuhrhNzDeZwmRCXgsDmzxKVtiMRJ_UlC3I0tdp2p489OYqb2Pwm8uu5Z0u-JEUPLTjWhjAz5NcqYnhFgcaS/s400/5837830_460s.jpeg" width="255" /></a></div>
Ada pandangan yang lumayan umum beredar di dunia petualangan cinta manusia:<br />
<i>"Kenapa sih pria itu cenderung melihat fisik aja?"</i><br />
<i>"Kenapa sih cewe matre?"</i><br />
<br />
Percaya atau tidak, jawabannya dapat dijelaskan dari sejarah/perjalanan evolusi manusia.<br />
<br />
Manusia (<i>Homo sapiens sapiens</i>) sebagai spesies memiliki tujuan untuk bertahan hidup (<i>survive</i>), melestarikan spesiesnya dengan cara bereproduksi. Membesarkan keturunan untuk mengestafetkan gennya. <i>Evolution drive</i> (dorongan evolusi) ini mempengaruhi insting biologi manusia, dan tanpa kita sadari membentuki <i>social behavior</i> (perilaku sosial) kita.<br />
<br />
***<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Apa yang Dicari Wanita dari Pria?</span></b><br />
Pertama tentang wanita. Wanita harus hamil dan mengasuh keturunannya. Oleh karena itu, wanita membutuhkan <i>security</i> dan stabilitas akan <i>resource</i> yang menunjangnya menjalankan peran ibu, "pengasuh anak". Salah satunya adalah <i>resource</i> finansial!<br />
<br />
Nah, itu kenapa ketika mencari pasangan, wanita itu agak "matre". Mencari pria yang sudah mapan, dapat menafkahi keluarga serba berkecukupan, bahkan cari calon suami yang kaya raya (sinetron banget ga sih..). Semuanya berakar dari insting biologis si wanita tadi, menjalankan perannya sebagai "pengasuh", agar misi pelestarian spesies dapat dipenuhi.<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Apa yang Dicari Pria dari Wanita?</span></b><br />
Di sisi lain, insting primitif biologis pria lebih sebagai "penyebar benih". Sebagai penyebar benih, pria ingin benihnya diestafetkan melalui "medium" yang <i>high quality</i>. Pria ingin memastikan bahwa "penerima" benihnya berkualitas, dalam hal ini ya pasangan wanitanya.<br />
<br />
Ini mengapa pria lebih melihat fisik tubuh wanita dalam mencari pasangan. Karena<i> pysichal appeareance</i> adalah sinyal dari gen yang sehat dan berkualitas. Wajah cantik jelita, badan bahenol, payudara mantep. Ya itu semua sinyal gen yang sehat dan ternutrisi baik.<br />
<br />
"<i>Ga gitu juga kali fan. Ga semua pria mupeng fisik, ga semua wanita matre</i>."<br />
Iya saya mengerti. Saya menjabarkan <i>behaviour</i> secara umum, generalisasi. <i>Exception per case</i> ya pasti ada.<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Ayah yang Baik, Pria Idaman Wanita</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cdn1.bigcommerce.com/server3000/86d67/products/837/images/995/4095_1__50929.1312921846.600.600.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://cdn1.bigcommerce.com/server3000/86d67/products/837/images/995/4095_1__50929.1312921846.600.600.jpg" width="240" /></a></div>
Walaupun demikian, seiring perjalanan evolusi manusia, pria yang mulai 'menyadari' dan menginvestasikan<i> resource</i>-nya (uang, waktu, dan emosional) dalam <i>parenting</i>/mengasuh anak (<i>fatherhood</i>) ternyata meningkatkan <i>survival rate</i>. Oleh karena itu, insting biologis pria kini tidak hanya sekedar sebagai "penyebar" benih. Akan tetapi, pria kini juga mau mulai fokus menginvestasikan waktu dan emosionalnya ke anak. Menjadi ayah yang baik..<br />
<br />
Hal ini pun turut mempengaruhi insting wanita lagi. Si wanita kini tidak hanya sekedar melihat finansial si pria, tapi juga mulai melihat kualitas si pria,<i> "dia bisa menjadi ayah yang baik ga ya? bisa menjadi kepala keluarga yang baik ga ya?"</i><br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Pornografi vs. Novel Romantis</h2>
Nah, ini juga bisa menjawab, mengapa pria lebih suka menonton film bokep (<i>porn</i>) dan kenapa wanita lebih suka membaca novel romantis?<br />
<br />
Pria memiliki insting biologis primitif untuk lebih melihat penampilan fisik. Nah, film bokep (<i>porn</i>) sangat menyuguhkan itu.<br />
<br />
Di sisi lain, wanita memiliki insting untuk mencari "sponsor" keluarga terbaik. Nah, novel romansa sangat menyuguhkan itu. Hal-hal romantis yang dilakukan pria (yang digambarkan di novel itu) adalah sinyal yang ditangkap wanita bahwa si pria mau (<i>willing</i>) untuk menginvestasikan <i>resource-</i>nya (finansial, waktu, dan emosional) dalam sebuah hubungan, bahkan untuk menjadi "sponsor" keluarga yang baik.<br />
<br />
Pemahaman yang serupa juga dapat menjawab, mengapa pada <i>social media </i>(FB dan Twitter, dll) atau<i> online dating site</i>, pria cenderung lebih memperhatikan <i>profile picture</i> akun wanita sedangkan wanita lebih membaca isi profil si pria.<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Sperma Favorit</h2>
Bahkan, insting biologis wanita ini tetap konsisten pada 'pasar' <i>sperm bank.</i><br />
<br />
Di US, contohnya, terdapat biro jodoh yang melibatkan mekanisme <i>sperm bank</i>. Para pria memberikan sampel sperma mereka untuk dianalisis menjadi profil mereka. Profil (hasil analisis sperma pria) akan disuguhkan ke klien. Klien biro jodoh ini adalah wanita yang sedang mencari pasangan. Dengan analisis sperma pria, kita dapat mengetahui primanya biologis si pria. Dari analisis sperma pria, dapat diketahui, histori atau penyakit bawaan, projeksi fisik si pria (bisa dianalisis lho, si pria dengan sperma ini, ganteng apa enggak), dan juga tentunya <i>personality</i> si pria.<br />
<br />
Tahukah kamu? Sperma, eh pria yang paling "laku" atau jadi favorit klien wanita?<br />
'Sperma favorit' adalah sperma dengan profil pria yang memiliki<i> personality</i> yang baik, <b><span style="color: #dd5723;">the Nice Guy..</span></b><br />
<br />
Para wanita ini yaa. Ga fisik, ga interaksi sosial, ga analisis sperma, teteup intuisinya menseleksi pria yang baik. Hehehe..<br />
<br />
"<i>Yah, masa harus submit sperma dulu fan biar para wanita tau saya bisa jadi ayah yang baik? Indikator nice guy lain yang bisa disinyalkan apa</i>?"<br />
<br />
Sinyal "ayah baik" lainnya adalah kepribadian yang ramah (baik), murah senyum, daaannn... supel pada anak kecil.<br />
<br />
Baca lebih lanjut :<br />
<a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/01/ayah-seksi-pesona-pria-yang-supel-pada.html" target="_blank"><b>Ayah Seksi: Pesona Pria yang Supel pada Anak-anak</b></a><br />
Pria-pria yang<i> friendly</i> sama anak kecil, dapat meningkatkan nilai seksinya di mata wanita (<i>consciously or unconsciously</i>), bahkan bagi wanita yang hanya mencari "<i>fun</i>" saja (tidak mencari hubungan yang serius).<br />
<br />
Itu juga kenapa, wanita-wanita suka pada heboh melhiat pria seksi yang gendong anaknya di mall atau sambil membawa <i>stroller</i> anaknya. Nilai seksinya plus plus deh.<br />
<br />
***<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber:</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Menyusul!!</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Hehehe. Histori sumber saya kehapus, jadi harus cari satu per satu lagi link nya. Akan saya update segera.</span><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-78888640611200258472013-07-17T03:58:00.000-07:002013-08-13T02:52:01.272-07:00Kamu Salah, Aku Benar<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://images.wikia.com/glee/images/7/7f/You're_Wrong,_I'm_Right.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://images.wikia.com/glee/images/7/7f/You're_Wrong,_I'm_Right.gif" width="200" /></a></div>
Ketika kamu tiba-tiba memiliki impuls untuk mengkoreksi seseorang (khususnya orang terdekat), tanya dulu ke diri kamu: apakah karena <b>1. kamu ingin menjadi 'benar'? </b>atau <b>2. kamu benar-benar peduli kepadanya?</b><br />
<div>
<br />
Kedua motif ini tentunya berbeda. Motif 1 adalah semata-mata ego atau kebanggaan kamu untuk selalu benar. Motif 2 adalah kasih sayang (welas asih) kamu untuk melihatnya menjadi lebih baik lagi. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika benar itu karena soal ego kamu semata untuk merasa paling/selalu benar,, tahan diri kamu! Hubungan kamu jauh lebih berharga daripada ego mu.<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Mana yang lebih penting, ego kamu atau keharmonisan hubungan kalian?</span></b><br />
<br />
<div>
Jika benar itu karena tulus kasih sayang kamu untuk melihatnya lebih baik lagi dan koreksi itu memang perlu dilakukan, sampaikanlah dengan cara asertif..<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Karena <i>ngomel</i> hanya bikin orang males! Because <i>ngomel</i> just push people away..</span></b><br />
<br />
Simak ilustrasi dengan 2 skenario penyampaian berikut.<br />
A = kalimat agresif a.k.a ngomel<br />
B = kalimat asertif<br />
<br /></div>
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">
<div>
<b>*antrian diselak*</b></div>
<div>
<b>A</b>: Woi nj*ng, jangan asal nyerobot dong!</div>
<div>
<b>B</b>: Maaf mas, saya sudah mengantre duluan :)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>*si cowok lupa jemput pacar karena keasikan main futsal*</b></div>
<div>
<b>A</b>: Alah, bilang aja kamu males kan jemput aku? Ga usah kasih janji kalo gitu. Kamu udah ga sayang lagi sama aku.</div>
<div>
<b>B</b>: Aku tau kamu senang olahraga dan aku juga seneng ngeliat kamu punya banyak temen, tapi aku bakal menghargai kalo kamu bisa nepatin janji kamu jemput aku sore tadi <i>*pasang wajah sedih cute bikin ga nahan*</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>*lagi survey cari rumah baru ceritanya, rutenya masih meraba-raba*</b></div>
<div>
<b>A</b>: Tuh kan kelewatan! Kamu ini gimana sih? Udah dibilangin belok kiri. Jauh lagi deh muternya. Tuh lah ngelamun aja!</div>
<div>
<b>B</b>: Wah sayang, kita kelewatan. Ternyata bener belok kiri yang tadi. Kamu ga kecapekan nyetir kan? Yaudah kita muter lagi aja. Berarti lain kali, kita udah tau ya jalannya. :)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>*si mama nyuruh anaknya mengurus sesuatu*</b></div>
<div>
<b>A</b>: Gimana lah kamu ini? Kan mama udah bilang caranya itu begini. Masa gitu aja ga becus. Bongak sih!</div>
<div>
<b>B</b>: Ya salah ya? Yaudahlah, mau gimana lagi. Mungkin mama juga kurang jelasin dengan jelas. Ntar kita urus sama-sama deh. Kamu bingung yang bagian mana?</div>
</div>
<br /></div>
<div>
Kalo kamu menempatkan diri sebagai lawan bicara di tiap <i>case</i>, apa reaksi kamu untuk setiap skenario kalimat? </div>
<div>
Mana kalimatnya yang lebih enak didenger? ;) </div>
<div>
Mana yang kalimatnya lebih menunjukkan belas kasih dan bakal lebih kamu hargai? :)</div>
<div>
<br /></div>
<h2>
Ayam atau Bebek?</h2>
<div>
Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhan: “Kuek! Kuek!”</div>
<br />
“Dengar, itu pasti suara ayam”, kata si istri.<br />
<br />
“Bukan, bukan. Itu suara bebek, “kata si suami.<br />
<br />
“Nggak, aku yakin itu ayam,” si istri bersikeras.<br />
<br />
“Mustahil. Suara ayam itu ‘kukuruyuuuuk’, bebek itu ‘kuek kuek'. Itu bebek, sayang “, kata si suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.<br />
<br />
“Kuek! kuek!” terdengar lagi.<br />
<br />
“Nah, tuh! Itu suara bebek, “ kata si suami.<br />
<br />
“Bukan, sayang. Itu ayam. Aku yakin betul,” tanda si istri sembari menghentakkan kaki.<br />
<br />
“Dengar ya! Itu a..da..lah.. Be..bek. B-E-B-E-K. Bebek! Ngerti ?” suami berkata dengan gusar.<br />
<br />
“Tapi itu ayam”, masih saja si istri bersikeras.<br />
<br />
“Itu jelas-jelas bue..bebek, kamu…kamu….” (terdengar lagi suara “Kuek ! Kuek !” sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya.)<br />
<br />
Si istri sudah hampir menangis, “Tapi itu ayam…. “<br />
<br />
Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya ingat kenapa dia menikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, “Maafkan aku, sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok.”<br />
<br />
“Terima kasih, sayang, “ kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya.<br />
<br />
“Kuek! Kuek!”, terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.<br />
<br />
Maksud cerita di atas bahwa si suami akhirnya sadar: siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam indah itu. Berapa banyak hubungan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal “ayam atau bebek”?<br />
<br />
Ketika kita memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjadi prioritas kita. Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek. Lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak bahwa kita itu benar, namun belakangan ternyata kita salah. Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek!<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="color: #dd5723; font-size: x-small;">situasi dan tokoh dapat disesuaikan dan diganti: konteks pasangan, orang tua-anak, sesama teman, atau atasan-bawahan</span></div>
<div>
<div>
<br /></div>
***<br />
<br />
<b>Apakah kamu suka ngomel? Apa rasanya mendengarkan orang ngomel dan berkomunikasi agresif? Pernahkah kamu ribut ga karuan sampai lupa apa yang diributin? Sampai kamu sadari kalo siapa yang benar itu ga penting, lebih penting hubungan yang dibangun.</b><br />
<br />
<i>Share</i> cerita kamu di bagian komen ya :)<br />
Dan jika kamu suka tulisan ini, bantu<i> share</i> ya ;)<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber:</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kisah Ayam atau Bebek diambil dari buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya #1 by Ajahn Brahm</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Penggalan twit <a href="https://twitter.com/KeiSavourie" target="_blank">@keisavourie</a></span><br />
<a href="http://indrawakaf.blogspot.com/2011/01/komunikasi-asertif.html"><span style="font-size: x-small;">http://indrawakaf.blogspot.com/2011/01/komunikasi-asertif.html</span></a><br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-27592294416253747512013-07-09T03:13:00.000-07:002013-08-13T02:45:33.558-07:00Saatnya Berubah! (Take the Leap)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Energi negatif itu.. kadang tanpa kita sadari, adiktif. Kita suka sekali larut dalam pikiran negatif, entah itu marah, galau, takut, minder, bertanya kepada dunia “kenapa aku?” daan sebagainya. Seakan-akan kita lah yang memilih untuk jalan di tempat. Menciptakan dan menikmati lingkaran setan yang kita buat sendiri, <i>stick to it</i>. <br />
<br />
Ketika orang-orang menganjurkan kita untuk menghilangkan pikiran negatif itu, melangkah maju (<i>move on</i>),, kita kembali lagi mengorek-ngorek pikiran negatif itu. Semacam ada adiksi di situ. Kembali membangun pengadilan dalam pikiran kita sendiri, “iya tapi kan dia begini begini, dia salah!!”, “aku salah, aku bodoh..”, “tuh kan begini begitu”, “aduh gimana ya ntar..”. Mau maju, tapi galau melulu.<br />
<br />
Ibarat rasa gatal. Digaruk makin enak. Padahal makin digaruk, bisa-bisa jadi borok. Ada kalanya, kita harus membiarkan rasa gatal itu hilang dengan sendirinya.. <span style="color: blue;"><i><b>*</b></i></span><br />
<div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://25.media.tumblr.com/tumblr_lw0435FBRv1qmk915o1_500.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="gambar galau" border="0" height="400" src="http://25.media.tumblr.com/tumblr_lw0435FBRv1qmk915o1_500.jpg" title="gambar galau" width="261" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar Galau: Overthinking</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br />
<h2>
Lepaskan yang Tidak Perlu</h2>
Dalam sebuah kisah, seorang guru memungut sebuah ranting di pinggir jalan. Ia berbalik dan berkata, “Muridku, apa ini berat?” Sebelum si murid bisa menjawabnya, sang guru sudah melempar ranting itu ke semak-semak, lalu berkata, “<b><span style="color: #dd5723;">Lihat kan? Itu hanya berat jika kita melekat padanya.</span></b>” Ya, itu hanya berat ketika kita memegangnya, namun begitu kita melepasnya, tidaklah berat lagi. Sungguh mendalam, sederhana, dan tak terlupakan.<br />
<br />
Apakah kamu kelelahan? Mungkin itu karena kamu membawa terlalu banyak hal di ransel batin kamu. Jika kita benar-benar melihat ke dalam ransel itu, apa yang bisa dibuang? Inilah salah satu cara melepas, melihat apa yang bisa kita tanggalkan, apa yang bisa kita buang. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Betapa menakjubkan juga ketika kita menemukan bahwa banyak hal yang bisa kita buang tanpa ada dampak buruk yang terjadi. Jika kita membuang gubrisan kita mengenai masa lalu dan masa depan, sebenarnya tak ada yang akan jadi buruk. Itulah batu-batu pertama yang harus dikeluarkan dari ransel batin kita.<br />
<br />
Masa lalu biarlah berlalu. Masa depan kita ciptakan sendiri.<br />
<br /></div>
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<i><span style="font-size: small;">Lepas gubrisan mengenai masa lalu dan masa depan<br />
Lepas pikiran yang suka mencari kesalahan dan mengeluh<br />
Tidak banyak menyimpan pikiran, baik itu pikiran negatif, pikiran positif, maupun yang bodoh</span>
</i>
</div>
<br />
<h2>
Cabai Nasruddin</h2>
Nasruddin sedang makan setumpuk cabai rawit, makan satu demi satu, terus menerus, sampai matanya merah dan air matanya membanjir, ingusnya meleler. Ia masih terus mengunyah cabai itu ketika ada orang datang dan bertanya kepadanya, ”Mengapa kamu makan banyak cabai?”. Nasruddin menjawab,”Aku mencari cabai yang manis!”<br />
<br />
Inilah yang orang lakukan dalam hidup - entah dalam menjalin hubungan, tempat, atau pekerjaan, selalu mencari yang manis. Tentu saja, tidak ada cabai yang manis. Cabai ya cabai. Semua cabai pedas, dan hanya menyia-nyiakan waktu terus makan dan makan, berharap akan menemukan cabai yang manis dalam hidup.<br />
<br />
Inilah sesuatu yang harus kita alami sendiri. Jika kita pintar, kita tidak harus terpukul oleh kehidupan berkali-kali. Ini lebih dari sekadar menyadari duka, namun juga menyadari lawan dari duka, yaitu mengenali kebahagiaan. Jika kita hanya memusatkan perhatian pada duka kehidupan, ini tidak akan menjadi insentif pendorong yang cukup bagi orang untuk melakukan hal-hal yang dibutuhkan guna menemukan pembebasan dari duka.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://y-u-no-laugh.com/wp-content/uploads/2013/06/Everthing-happenes-for-a-reason.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="319" src="http://y-u-no-laugh.com/wp-content/uploads/2013/06/Everthing-happenes-for-a-reason.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Jika kita memikirkan mengenai hal itu dan coba mencari cara dan jalan untuk mendapatkan hal-hal yang kita sukai - hanya yang enak dan nikmat, hanya makanan enak, hanya tempat yang kita suka, kita akan menyadari bahwa kita tidak akan pernah bisa mendapatkannya. Mustahil. Kita akan berlari mengitari seluruh dunia selamanya. Seperti mencari kura-kura berkumis. Kura-kura jelas tidak berkumis!<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Take the Leap</h2>
Mengutip kebijaksanaan Umar ibn Al-Khattab.<br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">
<i>No amount of guilt can change the past. No amount of worrying can change the future. Go easy on yourself.. - Umar ibn Al-Khattab</i></div>
<br />
Kenali diri sendiri untuk mengetahui arti kebahagiaan, <i>what really matters to you</i>, apa yang membuatmu hidup bahagia. Kejar kebahagiaan itu, <i>take active decision</i> (ambil tindakan nyata). Yang membedakan diri kita sekarang dengan diri yang kita inginkan adalah <i>action</i> (tindakan)<i> </i>kita. Yang membatasi diri kita adalah diri kita sendiri.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://media-cache-ec4.pinimg.com/originals/07/12/33/071233c87d3feb93ea00a33fb1e2b950.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="318" src="http://media-cache-ec4.pinimg.com/originals/07/12/33/071233c87d3feb93ea00a33fb1e2b950.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Sesungguhnya keputusan yang diambil saat ini (tentunya setelah mempertimbangkan baik buruknya) adalah keputusan yang terbaik, asalkan dijalani dengan sepenuh hati. <span style="color: blue;"><b><i>*</i></b></span><br />
<br />
“<i>Tapi ntar kalo begini begitu gimana</i>?”, kamu pun masih menggalau..<br />
<br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<i><span style="font-size: small;">
A: Kamu mau masuk surga?<br />
B: Mau..<br />
A: Kamu tau surga itu ada? Tau dari mana? Emangnya kamu pernah ngeliat langsung ke surga gitu? Trus kenapa kamu mau masuk surga?<br />
B: Ya saya meyakini sih. I believe.<br />
A: Yeah.. <i>Mostly, people believe in it.</i> Saya percaya surga itu ada, dan saya mau masuk surga.<br />
A: Kamu tau ga tahun depan kamu bakal sukses? Kamu tau ga tahun depan kamu bakal seperti apa?<br />
B: Enggak sih. Tapi saya mau meyakini dengan usaha giat, saya bisa sukses.<br />
A: Ini seperti analogi surga. Kita tidak tahu tahun depan kita bakal gimana. Tapi jika kita memiliki <i>positive attitude</i>, ini bisa memungkinkan kita meraih hal yang kita impikan. <span style="color: blue;"><b>*</b></span></span></i></div>
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Kamu udah tau mau apa, tapi masih ragu-ragu, ga yakin, merasa ga bisa?</span></b><br />
<br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<i><span style="font-size: small;">
Do it. Just do it. You will feel inadequate. You will feel you can’t do it, but you owe it to yourself to try. You might only have a 50/50 chance of making it, but you’re looking at a 100% chance of failure if you don’t even try. - <a href="http://familyonbikes.org/" target="_blank">Nancy Sathre-Vogel</a></span></i></div>
<br />
<i><span style="font-size: x-small;">Nancy Sathre-Vogel bersepeda dari Alaska hingga selatan Argentina bersama suami dan anak kembar laki-lakinya (10 tahun) pada sebuah perjalanan yang berlangsung selama 3 tahun.</span></i><br />
<br />
So, siapapun kamu.. yang lagi galau, menghadapi problema, dilema, atau transisi kehidupan, menginginkan perubahan dalam hidup, atau ingin menggapai impian dan kebahagiaan..<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Take the leap, would you?</span></b> ;)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.lighterlifeblog.com/wp-content/uploads/2012/02/iStock_000016097473Large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://www.lighterlifeblog.com/wp-content/uploads/2012/02/iStock_000016097473Large.jpg" width="600" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div>
<b>Adakah keputusan besar yang kamu ambil akhir-akhir ini? Bagaimana ceritanya kamu menjalani proses hingga mengambil keputusan tersebut? Atau kamu sedang berada dalam dilema? Share cerita kamu di bagian komen ya :)</b></div>
<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber:</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kisah "Lepaskan yang Tidak Perlu" dan "Cabai Nasruddin" dikutip dari buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 1 & 2 by Ajahn Brahm dan (<span style="color: blue;"><b>*</b></span>) merupakan wisdom dari beberapa teman. </span><br />
<a href="http://berhijabcantik.blogspot.com/2012/02/lepaskan-yang-tak-perlu.html"><span style="font-size: x-small;">http://berhijabcantik.blogspot.com/2012/02/lepaskan-yang-tak-perlu.html</span></a></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-2933815324983498132013-07-02T02:46:00.000-07:002013-08-07T12:33:57.603-07:00Saya adalah Budak Terbaik<br />
Kali ini, saya ingin mengutip pidato kelulusan dari seorang pelajar lulusan SMA Amerika. Isi pidato ini begitu menggugah, mengingat disampaikan oleh seorang pelajar usia 18 tahun, tapi mampu memandang masalah sistem pendidikan yang dienyamnya secara holistik. Saya sendiri kagum dengannya.<br />
<br />
Kutipan pidato ini akan memperkaya tulisan saya sebelumnya: "<a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/lupakan-amerika-pendidikan-di-finlandia.html" target="_blank">Lupakan Amerika, Pendidikan di Finlandia yang Terbaik Sedunia</a>" dan "<a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/sebuah-renungan-masalah-pendidikan-di.html" target="_blank">Sebuah Renungan Masalah Pendidikan di Indonesia Saat Ini</a>". Kedua tulisan ini sudah banyak mengupas kritik pada sistem pendidikan ter-kormersialisasi yang notabene adalah model sistem pendidikan publik yang banyak diterapkan di banyak negara.<br />
<br />
***<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.trikator.cz/image/cache/data/products/i_was_born_intelligent_but_education_ruined_me-900x900.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="http://www.trikator.cz/image/cache/data/products/i_was_born_intelligent_but_education_ruined_me-900x900.png" width="195" /></a></div>
Ada sebuah tradisi di SMA Amerika, di mana seorang lulusan terbaik akan membacakan pidato sekolah. Mereka disebut sebagai <i><b><span style="color: #dd5723;">valedictorian</span></b></i>. Biasanya mereka akan menyampaikan kata-kata perpisahan, ucapan terimakasih dan sebagainya, sebelum kemudian menerima ijazah tanda kelulusan.<br />
<br />
Di tahun 2010, seorang <i>valedictorian</i> bernama Erica Goldson, pelajar di Coxsackie-Athens High School, New York, mengejutkan para guru, murid dan orang tua dan juga dunia (berkat jejaring sosial) lewat pidato perpisahan di sekolahnya. Alih-alih menyampaikan teks pidato perpisahan yang standar, ia malah menyampaikan sebuah pidato pendidikan yang sangat <i>powerful</i> yang mengecam sistem pendidikan di negaranya. Ia menggambarkan sikap apatis terhadap sebuah <b>sistem pendidikan yang disebutnya sebagai bentuk indoktrinasi yang hanya menghasilkan robot-robot yang seragam untuk masuk ke dunia kerja</b>. <br />
<br />
Belakangan, pidato Erica ini banyak beredar kembali di <i>social media</i>. Mungkin karena ini ada hubungannya dengan gembar-gembor <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/05/kurikulum-2013-kurikulum-jaka-sembung.html" target="_blank">kurikulum 2013 yang kontroversial</a> itu, atau juga karena kemarin lagi hebohnya pelaksanaan UN yang ambruladul. Versi aslinya bisa Anda lihat di <a href="http://americaviaerica.blogspot.jp/p/speech.html" target="_blank">situs pribadinya</a>. Intip juga video pidatonya berikut ini.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/9M4tdMsg3ts" width="420"></iframe>
</div>
<br />
<br />
<h2>
Di Sini Saya Berdiri</h2>
Tersebutlah kisah tentang seorang murid Zen yang masih muda, tapi sangat tekun. Suatu hari datanglah ia kepada sang guru dan bertanya, ”Kalau aku berusaha keras dan rajin, berapa lama aku akan menemukan Zen?” Sang Master berpikir sejenak lalu menjawab “Sepuluh tahun.” Si murid kembali bertanya, “Tapi kalau aku berusaha sangat, sangat keras dan berusaha belajar dengan cepat, berapa lama?” Sang Master menjawab, “Hmm, dua puluh tahun.” “Tapi kalau aku benar-benar berusaha, berapa lama?” si murid masih bertanya. “Tiga puluh tahun” jawab sang Master. “Aku tidak paham,” jawab si murid yang kecewa. “Setiap kali aku bilang akan berusaha keras, kau justru bilang perlu waktu lebih lama. Mengapa begitu?” Si Master pun menjawab, <b><span style="color: #dd5723;">“Kalau pandanganmu tertuju pada satu tujuan, pandanganmu pun hanya akan terpusat ke satu jalan.”</span></b><br />
<br />
Inilah dilema yang saya hadapi pada sistem pendidikan di Amerika. Kita terlalu terpusat pada satu tujuan, entah itu lulus ujian atau tamat sebagai peringkat pertama. Namun, dengan cara ini, kita tidak benar-benar belajar. Kita hanya melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan semula.<br />
<br />
Mungkin kalian akan berpikir, “Ya, kalau kamu bisa lulus ujian atau terpilih menjadi <i>valedictorian</i>, bukankah artinya kamu sudah mempelajari sesuatu?" Iya, ada yang memang sudah kita pelajari, tapi tidak semua yang seharusnya bisa dipelajari. Mungkin kita hanya belajar menghafal nama orang, tempat, dan tanggal yang hanya kemudian dilupakan demi memberikan tempat yang kosong di otak untuk ujian berikutnya. Sekolah tidaklah menjadi sesuatu yang seharusnya. <b><span style="color: #dd5723;">Kini, bagi kebanyakan orang, pengertian sekolah adalah tempat di mana tujuan mereka hanyalah agar bisa selesai secepat mungkin.</span></b><br />
<br />
Sekarang saya telah mencapai tujuan itu. Saya lulus.. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di angkatan saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada. Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang akan datang kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.<br />
<br />
Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah seseorang yang terjebak di dalam pengulangan – budak dari sistem yang dibuatkan untuknya. Tapi kini, saya sudah berhasil menunjukkan bahwa <b><span style="color: #dd5723; font-size: large;">saya adalah budak yang terbaik.</span></b> Saya sudah melakukan apa yang diminta sebaik mungkin. <br />
<br />
Di saat yang lain duduk di kelas, mencoret-coret di kertas dan akhirnya menjadi seniman besar... saya duduk di kelas, mencatat dan menjadi seorang peserta ujian yang hebat. Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asik membaca hobi-hobi mereka... saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik... saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu.<br />
<br />
Saya jadi berpikir, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya. Tapi terus apa? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya berhasil atau <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/mengapa-banyak-orang-benci-pekerjaan.html" target="_blank">tersesat selamanya</a>? Saya tidak tau mau apa saya dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://maxcdn.zenpencils.com/comics/2013-07-16-ericagoldson.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="1800" src="http://maxcdn.zenpencils.com/comics/2013-07-16-ericagoldson.jpg" width="450" /></a></div>
John Taylor Gatto, seorang pensiunan guru dan aktivis yang kritis terhadap program wajib belajar pernah menegaskan hal berikut ini.<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>“Kita bisa mendorong munculnya kualitas terbaik dari anak-anak muda, baik itu rasa ingin tahu, rasa petualangan, daya tahan dan wawasan yang mengejutkan, cukup dengan bersikap lebih fleksibel dalam urusan waktu, buku-buku acuan dan ujian-ujian. Caranya dengan memperkenalkan anak-anak itu kepada orang dewasa yang benar-benar kompeten, dan sesekali memberikan para siswa itu kebebasan yang diperlukan dalam mengambil resiko. Tapi kita tidak melakukan itu." - John Taylor Gatto</i></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Di antara dinding-dinding beton ini, kita semua diharapkan untuk menjadi seragam. Kita dilatih untuk meraih yang terbaik dalam setiap ujian yang terstandarisasi, dan mereka yang menyimpang atau melihat dari sudut pandang yang berbeda, dianggap tidak berharga dalam sistem pendidikan umum, dan dianggap sebagai penghinaan. H. L. Mencken pernah menulis dalam “The American Mercury" di tahun 1942, bahwa tujuan pendidikan umum yang ada sekarang adalah bukan..<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>.. untuk mengisi spesies-spesies muda itu dengan pengetahuan atau membangkitkan kecerdasan mereka.. Itu sama sekali tidak benar. Tujuannya… semata untuk sebisa mungkin menurunkan setiap individu ke tingkatan yang sama, membiakkan dan melatih prinsip kewarganegaraan yang standar, menekan pembangkangan dan orisinalitas. Itulah tujuan di Amerika Serikat (Gatto)</i></span></div>
<br />
Untuk mengilustrasikan ide ini, saya ingin bertanya, terganggukah Anda dengan gagasan tentang “<b>berpikir kritis</b>." Apakah benar-benar ada yang namanya “berpikir tidak kritis?" Berpikir adalah memproses informasi dalam upaya untuk membentuk opini. Tapi jika kita tidak bersikap kritis saat mengolah informasi, apa kita benar-benar sudah berpikir? Ataukah kita tanpa pikir panjang menerima pendapat-pendapat lain sebagai kebenaran?<br />
<br />
Inilah yang terjadi pada saya. Dan kalau bukan karena Donna Bryan, sosok guru bahasa Inggris yang berani tampil beda di kelas 10, yang mengizinkan saya membuka pikiran dan bertanya sebelum menerima doktrin dari buku-buku pelajaran, mungkin sudah habislah saya. Saya kini tercerahkan, tapi pikiran saya masih terasa lumpuh. Saya harus melatih kembali diri sendiri dan terus menerus teringat betapa gila sebenarnya tempat yang kelihatannya waras ini. <br />
<br />
Dan sekarang saya ada disini, di sebuah dunia yang dipandu oleh ketakutan. Dunia yang menindas keunikan yang ada di dalam setiap diri kita. Dunia dimana kita harus menerima begitu saja omong kosong korporatisme atau materialisme yang tidak manusiawi, dan tidak bisa memaksakan perubahan.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<a href="http://a1.s6img.com/cdn/box_004/post_14/542933_9424993_lz.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="460" src="http://a1.s6img.com/cdn/box_004/post_14/542933_9424993_lz.jpg" width="310" /></a>Kita tidak bisa bersemangat pada sistem pendidikan yang diam-diam menyiapkan kita untuk pekerjaan yang terotomatisasi, untuk pekerjaan yang tidak perlu, bentuk perbudakan tanpa semangat untuk mencapai sesuatu yang bermakna. Kita tidak akan punya pilihan dalam hidup kalau uang yang menjadi kekuatan motivasi kita. <b><span style="color: #dd5723;">Kekuatan motivasi itu harusnya berwujud gairah atau ketertarikan, <i>passion</i>. <i>Passion </i>yang langsung hilang begitu kita melangkah masuk ke dalam sebuah sistem yang lebih bersifat melatih, ketimbang menginspirasi.</span></b><br />
<br />
Kita ini lebih dari sekedar robot rak-rak buku yang dikondisikan untuk memuntahkan fakta yang pernah diajarkan di sekolah. Kita semua sangat istimewa. Setiap manusia di muka bumi ini istimewa. Jadi tidakkah kita layak mendapatkan sesuatu yang lebih baik?<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Tidakkah kita layak menggunakan pikiran kita untuk menghasilkan inovasi daripada menghafal, mengembangkan kreatifitas ketimbang aktivitas tanpa makna, perenungan ketimbang kemandekan? Kita ada disini bukan untuk meraih gelar, lalu mendapat pekerjaan, agar kita bisa menjadi konsumen kepuasan demi kepuasaan industri. Ada yang lebih dari itu dan ada lebih banyak lagi.</span></b><br />
<br />
Yang menyedihkan adalah.. mayoritas pelajar tidak memiliki kesempatan untuk melakukan refleksi diri seperti saya. Kebanyakan pelajar dimasukkan ke dalam teknik cuci otak (<i>brainwash</i>) yang sama dalam upaya menciptakan tenaga kerja yang memuaskan. Yang bisa bekerja untuk kepentingan perusahaan-perusahaan besar dan pemerintahan rahasia. Dan yang paling parah adalah mereka sama sekali tidak menyadarinya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Saya tidak akan mengembalikan masa-masa 18 tahun terakhir ini. Saya tidak bisa lari ke negara lain, di mana sistem pendidikannya ditujukan untuk mencerahkan ketimbang mengkondisikan. Bagian hidup saya yang ini sudah berakhir dan saya ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak yang potensinya ditekan oleh kekuatan yang ditujukan untuk mengeksploitasi dan menguasai. Kita adalah manusia. Kita adalah pemikir, pemimpi, petualang, seniman, penulis, ahli teknik (<i>engineer</i>). Kita bisa menjadi apapun yang kita kehendaki, tapi hanya kalau kita memiliki sistem pendidikan yang memberikan sokongan dan bukannya menekan. Sebuah pohon bisa tumbuh hanya kalau akarnya diberi dasar yang sehat.<br />
<br />
Bagi kalian yang masih harus terus duduk di meja dan mematuhi ideologi otoriter para instruktur, janganlah berkecil hati. Kalian masih punya kesempatan untuk bangkit, bertanya, bersikap kritis dan menciptakan perspektif kalian sendiri. Mintalah sebuah kondisi yang memberikan kalian kemampuan intelektektual. Yang memungkinkan kalian mengembangkan pikiran dan bukannya mengarahkannya. Mintalah sesuatu yang membuat kalian tertarik pada pelajaran. Mintalah agar alasan “<i>Kalian harus mempelajari ini untuk ujian</i>" tidaklah cukup baik untuk kalian. Pendidikan adalah alat yang sangat bagus, jika digunakan sebagaimana mestinya. Tapi <b><span style="color: #dd5723;">pusatkanlah perhatian lebih pada belajar ketimbang meraih nilai yang bagus</span></b>.<br />
<br />
Bagi kalian yang bekerja di dalam sistem yang saya kecam, saya tidak berniat menghina kalian. Saya ingin memotivasi. Kalian punya kekuatan untuk mengubah hal yang tidak kompeten dari sistem ini. Saya mengerti kalian menjadi guru atau administrator pendidikan bukan untuk membuat siswa-siswa merasa bosan. Kalian juga tidak terima dengan kewenangan pihak berkuasa yang menentukan apa yang harus kalian ajari, dan kalian akan dihukum kalau tidak patuh. Potensi kamilah yang dipertaruhkan disini.<br />
<br />
Untuk kalian yang hari ini akan meninggalkan institusi ini, saya ingin katakan, janganlah melupakan apa yang terjadi di kelas-kelas di sini. Jangan meninggalkan mereka yang datang setelah kalian. Kita adalah masa yang baru dan kita tidak akan membiarkan tradisi berkuasa. Kita akan runtuhkan dinding-dinding korupsi agar kebun-kebun pengetahuan bisa tumbuh di seluruh Amerika.<br />
<br />
Jika dididik dengan benar, kita punya kekuatan untuk melakukan apapun. Dan lebih dari itu, kita akan menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan, karena kita akan menjadi orang yang baik dan bijak. Kita tidak akan menerima apapun begitu saja. Kita akan bertanya dan kita akan menuntut kebenaran.<br />
<br />
Jadi, di sinilah saya berdiri. Saya berdiri di sini sebagai seorang <i>valedictorian</i> bukan karena saya yang mau. Saya dibentuk oleh lingkungan, oleh teman-teman sebaya yang sedang duduk menyaksikan saya. Saya tidak akan bisa mencapai semua ini tanpa kalian semua. Kalianlah yang membuat saya menjadi seperti sekarang ini. Kalianlah yang selama ini menjadi pesaing saya, tapi juga menjadi tulang punggung saya. Karena itu kita semua adalah para <i>valedictorian</i>.<br />
<br />
Sekarang waktunya saya seharusnya mengucapkan selamat tinggal kepada institusi ini, kepada mereka yang merawatnya, dan kepada mereka yang berdiri bersama saya dan yang berada di belakang saya. Tapi saya harap perpisahan ini lebih dari sekedar ucapan “sampai jumpa lagi," karena kita semua bisa bekerja sama untuk menumbuhkan sebuah gerakan pendidikan. Tapi pertama-tama, mari kita terima dulu lembaran kertas yang menunjukkan bahwa kita sudah cukup pandai untuk melakukannya!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://farm7.static.flickr.com/6100/6309809350_334261fc34.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://farm7.static.flickr.com/6100/6309809350_334261fc34.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b>Bagaimana pendapat kamu tentang sistem pendidikan Indonesia? </b><br />
<br />
Dengan isu Kurikulum 2013 dan UN terakhir, mungkinkah pemikiran-pemikiran seperti Erica ini tumbuh dan menggebrak di Indonesia? Atau kamu memiliki pandangan serupa dengan Erica?<br />
<br />
<i>Share your opinion in comment section</i>. <i>And if you like this article, please share to the world. Thank you ;)</i><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber:</span><br />
<a href="http://americaviaerica.blogspot.jp/p/speech.html"><span style="font-size: x-small;">http://americaviaerica.blogspot.jp/p/speech.html</span></a><br />
<a href="http://nol.suarane.org/post/47960170653/gagalnya-pendidikan-konvensional-pidato-erica-goldson"><span style="font-size: x-small;">http://nol.suarane.org/post/47960170653/gagalnya-pendidikan-konvensional-pidato-erica-goldson</span></a><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151396517737444&set=a.53765742443.67897.601337443&type=1">https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151396517737444&set=a.53765742443.67897.601337443&type=1</a></span><br />
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-21788382693144201632013-06-15T09:40:00.000-07:002013-06-15T09:40:17.826-07:00Sayap-sayap Belas Kasih<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://media-cache-ak1.pinimg.com/736x/1a/3c/c1/1a3cc159a0fb9fdfb1704ff410514e1f.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://media-cache-ak1.pinimg.com/736x/1a/3c/c1/1a3cc159a0fb9fdfb1704ff410514e1f.jpg" width="212" /></a></div>
<br />Jika belas kasih dibayangkan sebagai seekor merpati yang anggun, kebijaksanaan adalah bagaikan sayap-sayapnya. Belas kasih tanpa kebijaksanaan tak akan dapat tinggal landas.<br /><br />Suatu hari, seorang anggota pramuka ingin menunjukkan perbuatan baiknya pada hari itu dengan membantu menyeberangkan seorang nenek di jalanan yang ramai. Masalahnya, si nenek sebenarnya tak ingin menyeberang, tetapi dia merasa sungkan memberitahukan hal itu kepada si anak pramuka.<br /><br />Cerita tersebut, sayangnya, menggambarkan ada terlalu banyak hal yang terjadi di dunia atas nama belas kasih. Kita kelewat sering mengira bahwa kita tahu apa yang dibutuhkan oleh orang lain.<br /><br />Seorang pemuda, yang terlahir tuli, tengah mengunjungi dokter untuk pemeriksaan rutin dengan ditemani oleh kedua orang tuanya. Dengan bersemangat sang dokter memberitahu orang tua si pemuda mengenai suatu prosedur pengobatan terbaru yang baru-baru ini dibacanya dari sebuah jurnal kedokteran. Sepuluh persen dari orang-orang yang terlahir tuli dapat dipulihkan kembali pendengarannya melalui sebuah operasi sederhana dan tidak mahal. Sang dokter bertanya kepada orang tua si pemuda apakah mereka ingin mencobanya. Orang tua si pemuda dengan segera mengiyakan.<br /><br />Pemuda itu adalah salah satu dari sepuluh persen orang-orang tuli yang dapat dipulihkan kembali pendengarannya, namun dia malah menjadi sangat marah dan jengkel kepada kedua orang tua dan dokternya. Dia tidak mengetahui apa yang mereka rembukkan saat pemeriksaan rutinnya. Tak seorang pun yang menanyakan kepadanya apakah dia ingin bisa mendengar. Sekarang dia mengeluh karena dia harus menahan siksaan suara-suara ribut yang terus menerus, yang mana hanya sedikit saja yang dia pahami. Sebenarnya dia memang tidak pernah ingin dipulihkan pendengarannya.<br /><br />Kedua orang tuanya, dokter, dan saya sendiri, sebelum membaca cerita ini, beranggapan bahwa setiap orang pasti ingin dapat mendengar. <div>
<br /></div>
<div>
Kita pikir kita selalu tahu apa yang terbaik. Belas kasih yang mengandung asumsi seperti itu sungguh tolol dan berbahaya. Itu menyebabkan begitu banyak penderitaan di dunia.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Story by <a href="http://sicacing.blogspot.com/" target="_blank">Ajahn Brahm</a></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Image by <a href="http://pinterest.com/gulfu/" target="_blank">Gulfu</a></span></div>
<div>
***</div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-49425984411774481732013-05-29T05:05:00.000-07:002013-08-07T12:20:16.811-07:00Kajian Gen dalam Menentukan Jenis Kelamin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Pandangan awam di masyarakat kita:<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Kebanyakan orang yang berjenis kelamin laki-laki, gendernya maskulin, dan orientasi seksualnya kepada orang perempuan. Yang tidak demikian, juga ada.
<br />
<br />
Kebanyakan orang yang berjenis kelamin perempuan, bergender feminin, berorientasi seksual kepada orang laki-laki. Yang tidak demikian pun juga ada.</i></span></div>
<br />
Tapi bukan berarti orang yang tidak sama dengan orang kebanyakan, lantas identik dengan orang yang mengalami gangguan atau abnormal.<br />
<br />
Jenis Kelamin, Gender, dan Orientasi Seksual itu secara biologi adalah konsep yang saling independen, masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tapi sering dicampuradukkan!<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;"><a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/05/kajian-gen-dalam-menentukan-jenis.html">Jenis Kelamin</a> </span></b><br />
Fisik alat kelamin seorang individu. Kalo punya penis, ya laki-laki. Kalo punya vagina, ya perempuan. Kategori yang langsung disematkan dokter kandungan atau bidan atau dukun beranak ketika seorang bayi lahir ke dunia.<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Gender </span></b><br />
Bagaimana seseorang memandang dirinya, feminin atau maskulin atau keduanya. Lebih lanjut, definisi gender adalah identitas diri seseorang. Kelamin perempuan, tapi bisa saja ia memandang dirinya sebagai seorang pria. Kelamin laki, punya penis, tapi bisa saja ia memandang dirinya sebagai seorang wanita, "<i>aku salah tubuh..</i>"<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Orientasi Seksual</span></b><br />
Pola ketertarikan seksual dan emosional seseorang terhadap suatu <i>object. Object </i>tersebut bisa berupa lawan jenis, sesama jenis, binatang, pohon, sampai meja..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i.imgur.com/PaYCJ.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://i.imgur.com/PaYCJ.jpg" width="600" /></a></div>
<br />
Kali ini, saya akan membahas lebih dalam tentang konsep <span style="color: #dd5723;"><b><a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/05/kajian-gen-dalam-menentukan-jenis.html">Jenis Kelamin</a></b> </span>dulu ya: konsep gen dalam menentukan jenis kelamin anak. Nanti saya akan lanjut dengan artikel mengenai Gender dan Orientasi Seksual.. :)<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Kromosom X vs. Kromosom Y</h2>
Secara sederhana, diketahui jika orang berkromosom XX itu perempuan, sedangkan yang XY laki-laki. Padahal tidak selalu demikian. Orang berkromosom XY tidak selalu berjenis kelamin laki-laki, orang yang berkromosom XX juga tidak selalu berjenis kelamin perempuan. Memang jarang perempuan memiliki kromosom Y, meski tidak mustahil. Karena gen pembawa unsur maskulin kromosom Y bisa hilang/rusak pada orang tertentu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="color: #dd5723;">Janin manusia sampai usia 8 minggu dalam kandungan semua berjenis kelamin perempuan</span>. Kenapa ada yang berubah jadi laki-laki?<br />
<br />
Perubahan kadar hormon-hormon tertentu lah yang merubah sebagian dari janin-janin perempuan itu jadi laki-laki. Terus apa yg membuat kadar hormon berubah?<br />
<br />
Dan mutasi genetiklah yang memicu perubahan aktivitas hormon, berujung terjadinya diferensiasi menjadi laki-laki dari yang awalnya perempuan.<br />
<br />
Tak banyak yang tahu bahwa munculnya jenis kelamin jantan/laki-laki adalah akibat hadirnya ‘si pengganggu’ kromosom Y, yang merubah stabilitas hormonal. Kebanyakan orang tahu kromosom X&Y merupakan penentu jenis kelamin. Tapi ada beberapa hal seputar kromosom ini yang belum diketahui kebanyakan orang.<br />
<br />
Dari segi kemasannya, kromosom XY ini sangat berbeda dengan kromosom-kromosom manusia yg lain. Dulu timbul tanda tanya besar, sekarang sudah terjawab. XY ini ternyata bukan kromosom identik. Dibanding ukuran X, kromosom Y sangat kecil seolah merupakan tambahan dadakan karena tuntutan keadaan. Kromosom Y tidak sebanding dengan kromosom X. X lebih perkasa dalam segala hal, akibatnya pertempuran X-Y adalah perkelahian tak seimbang. Dan akhirnya, kromosom Y selalu harus bersembunyi sambil meninggalkan bagian-bagian yang tidak penting untuk fungsinya bila berhadapan dengan X.<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Artinya, secara genetik, manusia perempuan jauh lebih perkasa dari manusia laki-laki dalam segala hal.</span></b><br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Pembentukan Jenis Kelamin</h2>
<br />
Bagaimana prosesnya bisa seperti itu? Berikut yang tertulis dalam kitab genom manusia.<br />
<br />
Di masa lampau, leluhur kita beralih dari kebiasaan reptil yang menentukan jenis kelamin berdasarkan temperatur telur ke penentuan secara genetik. Alasan yang paling mungkin untuk peralihan itu adalah supaya tiap jenis kelamin manusia dapat mulai berlatih untuk tugas khususnya masing-masing dalam pembuahan.<br />
<br />
Pada manusia, adanya gen penentu jenis kelamin menjadikan laki-laki, sedangkan ketidakhadiran gen itu ya tetep perempuan. Pada burung, kebalikannya.<br />
<br />
Kehadiran gen ‘pengganggu’ itu dengan segera menarik ke dekatnya gen-gen lain yang bermanfaat bagi laki-laki, misalnya, gen untuk otot kekar. Pada perempuan, gen-gen, seperti gen otot kekar, tidak diperlukan karena hanya akan menguras energi. Lebih baik jika dicadangkan untuk pengasuhan anaknya. Gen-gen sekunder semacam itu mendekatkan diri yang cocok dengan jenis kelamin yang satu dan tidak cocok dengan jenis kelamin yang lain. Persaingan antar gen.<br />
<br />
Nah, ‘gangguan’ yang ditimbulkan oleh gen dalam kromosom Y ini tidak selalu ektrem dan menghasilkan kelaki-lakian yang seragam. Hal ini karena tertariknya gen-gen sekunder kelaki-lakian tidak selalu sama. Akibatnya ada individu yang tidak ekstrem menjadi laki-laki.<b> <span style="color: #dd5723;">Hal ini juga bisa menjelaskan bahwa mengapa lebih banyak laki-laki yg kecewek-cewekan ketimbang sebaliknya</span></b><span style="color: #dd5723;">. </span>Ini bukan kelainan, tapi variasi normal.<br />
<br />
Secara sederhana, laki-laki yang bersifat kecewek-cewekan bisa dibilang sebagai individu yang ingin ‘kembali’ ke jenis kelamin asalnya, yaitu perempuan ;D<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Wanita Inferior?</h2>
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Kalau memang secara genetik wanita lebih perkasa, mengapa dalam kehidupan masyarakat yang terjadi justru sebaliknya? Laki-laki jadi lebih superior?</span></b><br />
<br />
Wanita dianggap inferior bukanlah karena alasan fisik atau genetik, tetapi lebih disebabkan alasan kultural kesejarahan. Mengapa demikian?<br />
<br />
Perempuan dianggap inferior karena dulu rata-rata berusia lebih pendek dari laki-laki. Kenapa? Karena proses melahirkan beresiko kematian tinggi. Sekarang, saat resiko proses melahirkan tak ubahnya seperti mencet jerawat, terbukti wanita didesain untuk berusia lebih panjang ketimbang laki-laki. Contohnya: siklus hormonal perempuan usia subur mengurangi resiko jantung koroner. Setelah <i>menopause</i>, resiko wanita jadi sama dengan laki-laki.<br />
<br />
***<br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-size: x-small;">Sumber:</span><br />
<span style="font-size: x-small;">saduran rangkuman kultwit dr. Ryu Hasan <a href="https://twitter.com/ryuhasan" target="_blank">@ryuhasan</a> (neurosurgeon) mengenai Jenis Kelamin (Sex), Gender, dan Orientasi Seksual. </span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber gambar: <a href="http://www.positionstoconceivebabyboy.com/2012/07/the-x-and-y-chromosomes-science-of.html">http://www.positionstoconceivebabyboy.com/2012/07/the-x-and-y-chromosomes-science-of.html</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
***<br />
<br />
Kamu suka dengan artikel ini? Bantu <i>share</i> yuk ;)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-50593571889602346292013-05-29T00:29:00.000-07:002013-08-07T12:15:05.609-07:00Keberagaman Seksualitas dan Gender di Indonesia<br />
Dengan bantuan medis, janin bisa ditentukan jenis kelamin biologisnya ketika mereka berumur 4-5 bulan. Dan ketika lahir, ada dua macam yang dikenal di hampir seluruh dunia: lelaki (dengan penis) dan perempuan (dengan vagina). Pembagian ini kemudian disertai dengan tuntutan dan peran gender.<br />
<br />
Namun, ada berapa pembagian gender di dunia ini? Gender di Indonesia, secara umum, mungkin hanya 3 gender yang dikenal: perempuan, lelaki dan waria. Namun, masyarakat Bugis mengenal 5 gender. Berbeda lagi dengan di Muangthai, yang mengenal sekitar 10 gender. Tuntutan kefemininan dan kemaskulinan dari semua gender-gender ini pun berbeda.<br />
<br />
Lalu, mengapa di Indonesia banyak orang berkeras dan memaksakan dua seksualitas dan gender saja, lelaki dan perempuan, dengan keharusan-keharusan yang harus dipatuhi dan seringkali dipaksakan kepada manusia, dan terutama kepada perempuan? <br />
<br />
Tuntutan gender biasanya disertai dengan orientasi seksual yang heteronormatif. Artinya, lelaki biasanya harus maskulin dan menjalin hubungan dengan perempuan. Sedangkan, perempuan seringkali dituntut untuk menjadi feminin, jatuh cinta dan menikah dengan lelaki, mempunyai anak dan melayani suami.<br />
<br />
Waria (sebagai gender ketiga) seringkali direndahkan dan disisihkan. Mereka diterima di dunia hiburan atau kecantikan, tapi di dunia lain (seperti politik dan pendidikan), mereka masih belum diterima. Bahkan, baru-baru ini beberapa kelompok fundamentalis di Jawa dan Madura mulai mengharamkan potong rambut perempuan oleh waria.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://athens.indymedia.org/local/webcast/uploads/screenshotinkwdn.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://athens.indymedia.org/local/webcast/uploads/screenshotinkwdn.png" width="259" /></a></div>
“Pengaruh budaya Barat” biasanya ditempelkan pada pembangkangan gender yang terjadi. Mereka yang melontarkan klaim ini mungkin lupa atau sengaja melupakan kenyataan bahwa di Indonesia, masyarakat Bugis mengenal <i><b><span style="color: #dd5723;">calalai</span></b></i> (perempuan maskulin) yang biasanya mempunyai pasangan perempuan lain dan <i><b><span style="color: #dd5723;">calabai</span></b></i> (lelaki feminin) yang biasanya berpasangan dengan lelaki. Bahkan, pendeta di kepercayaan tradisional mereka, bissu, juga merupakan kombinasi dari sifat keempat gender yang ada.<br />
<br />
Dalam budaya adat di Nusantara, “kekacauan” dualisme gender ini dapat ditemui dalam seni tradisional seperti reyog di Ponorogo, di mana gemblakan yang biasanya gemulai berhubungan dengan warok atau warokan. <br />
<br />
Jawa Timur juga mengenal ludruk yang mempunyai tandak lelaki yang berdandan perempuan. Ia biasanya menjadi primadona, dan bahkan digemari oleh beberapa lelaki lainnya.<br />
<br />
Di Banyuwangi, juga ada tari gandrung yang pernah diperagakan oleh laki-laki berbaju perempuan, di mana beberapa lelaki yang menonton mereka ikut menari bahkan menciumi mereka sambil memberi uang.<br />
<br />
Praktik hubungan seksual sejenis bahkan telah mempunyai istilah dalam bahasa Jawa di masa lampau, yaitu jinambu (pasif) dan anjambu (aktif).<br />
<br />
Begitu juga pada kesenian indang di Sumatra Barat, para penarinya adalah remaja lelaki yang gemulai yang biasanya tidur bersama dengan manajer grup itu. Seringkali hubungan seksual sejenis terjadi antara manajer dan penari atau antarsesama penari. <br />
<br />
Di Aceh, seni rateb sadati ditarikan oleh 15-20 lelaki dewasa dengan seorang bocah lelaki yang ayu. Lelaki kecil ini didandani mirip perempuan.<br />
<br />
Dewa-dewi di Nusantara (yang kebanyakan berasal dari India) juga tidak mengacu pada dualisme gender yang konsisten. Salah satunya adalah Ardhanarishvara, yang merupakan persatuan antara Dewi Parwati dan Dewa Syiwa sehingga ia mempunyai dua tubuh (lelaki dan perempuan). Patungnya masih bisa ditemukan antara lain di Bali dan di Museum Trowulan (Mojokerto). Begitu juga Wisnu yang menjelma menjadi Dewi Mohini dan bersetubuh dengan Dewa Syiwa. <br />
<br />
Keberagaman gender di Nusantara ini sempat membuat orang Eropa yang menjelajah ke Asia Tenggara tercengang. Mereka, yang pada umumnya menganut atau paling tidak dipengaruhi ajaran Kristen Puritan, menganggap praktik seksualitas di Asia Tenggara tidak bermoral.<br />
<br />
Dalam<a href="http://gn-download.blogspot.com/2011/06/jurnal-gandrung-vol-1-no-2-desember.html" target="_blank"> Jurnal Gandrung Vol.1 No.2</a>, keberagaman seksualitas dan gender manusia digali dan ditilik dari sejarah gender sehingga artikel-artikel dalam edisi ini akan membuat kita bertanya: Dengan begitu kayanya ragam manusia, dengan begitu tak terbatasnya kemungkinan-kemungkinan yang ada, apakah masih perlu segala definisi gender dan seksualitas ini? Apalagi bila disertai bermacam paksaan supaya manusia menuruti kaidah yang amat sempit, yang memenjara dan memerkosa identitas kita. Dan tuduhan “kebarat-baratan” itu, masihkah bisa dibenarkan di depan kenyataan ini?<br />
<br />
***<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Dikutip dari <a href="https://www.facebook.com/notes/soe-tjen-marching-full/editorial-jurnal-seksualitas-gandrung/10150196375937499" target="_blank">Soe Tjen Marching: Editorial Jurnal Seksualitas Gandrung</a>.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Link download untuk Jurnal Seksualitas Gandrung ini sepertinya sudah mati (mediafire)</span><br />
<br />
***<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-17161817455921125062013-05-26T01:24:00.000-07:002013-06-04T07:24:49.284-07:00Puisi Gie ~ Mati Muda<i><span style="color: #dd5723; font-family: inherit;"><br /></span></i>
<i><span style="color: #dd5723; font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Simply the best words I've ever read. Every words reflect my view well. Ultimate goal, ultimate feelings for a special one..</span></i><br />
<br />
***<br />
<br />
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah<br />
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza<br />
<br />
Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku<br />
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu<br />
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi<br />
<br />
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang<br />
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra<br />
<br />
Tapi aku ingin mati di sisimu manisku<br />
Setelah kita bosan hidup dan bertanya-tanya<br />
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu<br />
<br />
Mari, sini sayangku..<br />
<br />
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku<br />
Tegakklah ke langit atau awan mendung<br />
Kita tak pernah menanamkan apa-apa<br />
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa<br />
<br />
Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan<br />
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda<br />
Dan yang tersial adalah berumur tua<br />
<br />
Berbahagialah mereka yang mati muda<br />
Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada<br />
Berbahagialah dalam ketiadaanmu<br />
<br />
~ <b>puisi terakhir Soe Hok Gie</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibL7v8p0nqrUSjX31obVTgGEUhKC7zN3IndjjmqiIIOFwEIivQAH2wccntNJQl18PsPiKwPToqpIjD6FdvK-rUD6H4tqMTqGlLVaeuPKDn3cPbc1tkK8TBngsVPReg0kdvB-mi4vg3A_hT/s1600/puisi+gie.png.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="puisi terakhir soe hok gie" border="0" height="440" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibL7v8p0nqrUSjX31obVTgGEUhKC7zN3IndjjmqiIIOFwEIivQAH2wccntNJQl18PsPiKwPToqpIjD6FdvK-rUD6H4tqMTqGlLVaeuPKDn3cPbc1tkK8TBngsVPReg0kdvB-mi4vg3A_hT/s640/puisi+gie.png.png" title="puisi terakhir soe hok gie" width="600" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br />
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-26775548362236706852013-05-05T05:10:00.000-07:002013-05-20T07:16:41.632-07:00Kurikulum 2013: Kurikulum Jaka Sembung Bawa Golok<div>
Beberapa waktu terakhir saya lagi sering nge-blog tentang pendidikan. Artikel kali ini pelengkap saja, mengenai Kurikulum 2013 untuk negara Indonesia ini :D</div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
Baca lebih lanjut: </div>
<div>
<a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/lupakan-amerika-pendidikan-di-finlandia.html" target="_blank"><span style="font-size: x-small;">Lupakan Amerika, Pendidikan di Finlandia yang Terbaik Sedunia</span></a></div>
<div>
<a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/sebuah-renungan-masalah-pendidikan-di.html" target="_blank"><span style="font-size: x-small;">Renungan Masalah Pendidikan di Indonesia </span></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kalo saya melihat Kurikulum 2013 ini, kurikulum jaka sembung bawa golok, ga nyambung!! LOL. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Itu mau belajar Kimia apa PKN. Wkwkwk.</div>
<div>
Trus, saya baru tau kalo akuntansi Buddha dengan Hindu itu beda. *ngikik*</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMMEUj83hQXx72KT8Q1YZ-icFegIsHuetvXtnrPe949ARFIhmSFyOlSFFKSS286sCdOWUyXkPY0oqQWwSVskl4kAFKtbaRnWrrjrVyNe6lbpNBJHUSQkugmXpeUtn4Aw8NhWg3-1DQa1HF/s1600/313771_10200826794458356_379552666_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="kurikulum 2013 kimia" border="0" height="352" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMMEUj83hQXx72KT8Q1YZ-icFegIsHuetvXtnrPe949ARFIhmSFyOlSFFKSS286sCdOWUyXkPY0oqQWwSVskl4kAFKtbaRnWrrjrVyNe6lbpNBJHUSQkugmXpeUtn4Aw8NhWg3-1DQa1HF/s400/313771_10200826794458356_379552666_n.jpg" title="kurikulum 2013 kimia" width="400" /></a></div>
<br />
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWXgWDBIoA9xcdn4nYWePgTkQi64BirJQSW5fk1yCCTpZFjMzJ9p7EM332zENb3rgi_0gizkLF3_QA64e-eKiB-b3UAKIWAnQbFAkw0HSbchuIcbNyTCOSIjkE9WGatyAvMrW4vMC6RhyZ/s1600/62713_10200826799058471_1786718394_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="kurikulum 2013 akuntansi" border="0" height="333" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWXgWDBIoA9xcdn4nYWePgTkQi64BirJQSW5fk1yCCTpZFjMzJ9p7EM332zENb3rgi_0gizkLF3_QA64e-eKiB-b3UAKIWAnQbFAkw0HSbchuIcbNyTCOSIjkE9WGatyAvMrW4vMC6RhyZ/s400/62713_10200826799058471_1786718394_n.jpg" title="kurikulum 2013 akuntansi" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwlrxY9X1Si3mWcdxXGBgkoldiNIha3kLlIx0xTXTZEegbnupTUxQ3YaNZNFOl2VSAV0nA4mZ03vAufL_4eQ2mqDK0OphE5sk0s3R8Pslsu5RpLPJvbLCb-dGj9flVP2OSNBVihCFwwzcI/s1600/fisika.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="398" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwlrxY9X1Si3mWcdxXGBgkoldiNIha3kLlIx0xTXTZEegbnupTUxQ3YaNZNFOl2VSAV0nA4mZ03vAufL_4eQ2mqDK0OphE5sk0s3R8Pslsu5RpLPJvbLCb-dGj9flVP2OSNBVihCFwwzcI/s400/fisika.PNG" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
***</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Berikut link berita penjelasan M. Nuh, selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Sila dibaca dahulu. <a href="http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/04/21062649/Ini.Penjelasan.M.Nuh.Tentang.Kurikulum.2013?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp" target="_blank"><b>Ini Penjelasan M. Nuh Tentang Kurikulum 2013</b></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Nah, untuk pembahasan lebih lanjutnya, saya akan mengutip ulasan oleh salah satu rekan saya berikut ini. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Ini agak lucu sih, pak menteri ini bilang bahwa dia dapat inspirasi pas umroh untuk mengonsepkan pendidikan yang mengutamakan Tazkiyah (attitude), Tilawah (pengetahuan) dan Ta'alim (keterampilan).
<br /><br />
Kenapa lucu?
<br /><br />
Karena gw dan orang2 lain yang pernah baca2 soal konsep pendidikan pun gak perlu umroh pun tahu bahwa ketiga hal tersebut adalah parameter dasar penilaian kesuksesan sebuah pendidikan (bahkan ada di wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/General_Education_Outcomes">http://en.wikipedia.org/wiki/General_Education_Outcomes</a>) , biasa disingkat dengan akronim ASK (Attitude, Skill, Knowledge), saya gak ngerti kenapa pak menteri ini butuh wahyu tuhan pas umroh buat tahu hal seumum ini, entah dia emang gak tau banyak soal pendidikan atau cerita inspirasi pas umroh ini dibuat - buat saja biar dramatis, lol
<br /><br />
Oke lanjut, masalah disini adalah ASK bukanlah sebuah konsep dari pendidikan, melainkan tujuan dari pendidikan, sukses tidaknya sebuah proses pendidikan dilihat dari kualitas ASK dari lulusannya, perkara bagaimana mencapai peningkatan itu sendiri sudah berbeda ceritanya, jadi ketika pak menteri ini ditanya soal konsep pendidikan dan dia jawab begini, itu kayak nanya begini ke pelatih bola:
<br /><br />
"pak, apa strategi bapak yang akan digunakan untuk memenangkan pertandingan berikutnya?"
<br /><br />
"ah, tadi malam ketika saya mau tidur, saya terbersit sebuah konsep yaitu mencetak gol lebih banyak dari yang bisa dicetak lawan saya, maka itulah strategi saya"
<br /><br />
So, kalau jawabannya aja udah kayak gitu menurut gw sih kemungkinannya udah jelas, yaitu ada latar belakang lain di balik kurikulum 2013 yang gak bisa di-expose sama si pak menteri ini, perkara gak bisa di-exposenya kenapa ya gw gak tau juga, bisa jadi karena dia gak tau apa dasar pemikirannya (yang bikin orang lain), bisa jadi ada maksud tersembunyi dari penyusunan kurikulum, bisa juga dia tau dasarnya sangat lemah, daripada di-bully mending bikin cerita dramatis dengan jawaban seadanya aja deh
</i></span></div>
<br />
via <a href="https://www.facebook.com/rizky.andriawan/posts/10201117857257511" target="_blank">Rizky Andriawan</a><br />
<br />
***<br />
<i><br /></i>
Sumber:<br />
<a href="http://fisikawanpesisir.blogspot.com/2013/04/kurikulum-2013-untuk-fisika.html"><span style="font-size: x-small;">http://fisikawanpesisir.blogspot.com/2013/04/kurikulum-2013-untuk-fisika.html</span></a><br />
<span style="font-size: x-small;">2 images I got from Twitter world, and sorry I forget from which twitter account :/</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
***<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-75433309858888366812013-04-09T05:58:00.000-07:002013-04-13T00:18:24.417-07:00Aktivasi Otak Kanan Hanya Mitos!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://img.gawkerassets.com/img/17rvww0l2zzx3jpg/ku-xlarge.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="mitos otak kanan otak kiri" border="0" height="225" src="http://img.gawkerassets.com/img/17rvww0l2zzx3jpg/ku-xlarge.jpg" title="mitos otak kanan otak kiri" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Selama lebih dari 30 tahun belakangan, dikotomi “otak kanan - otak kiri” telah menjadi bagian dari budaya pop masyarakat. Berkembang luas pemahaman bahwa kedua belahan (<i>hemisphere</i>) otak memfasilitasi proses berpikir yang berbeda, kepribadian yang berbeda. Ide ini <i>simply</i> berasal dari misintepretasi penelitian sains valid. <br />
<br />
<b>Dominan Otak Kiri</b><br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Dominan otak kiri (<i>left-brainer</i>) itu berarti orangnya rasional, linear, logis, analitis, dan jago dalam bidang bahasa. Makanya individu <i>left-brainer</i> katanya cocok bergelut di bidang matematika, <i>engineering</i>, dan <i>natural science</i> (ilmu alam).</i></span></div>
<br />
<b>Dominan Otak Kanan</b><br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Dominan otak kanan (<i>right-brainer</i>) itu berarti orangnya spasial, intuitif, kreatif, dan penuh seni. Makanya individu <i>right-brainer</i> katanya cocok bergelut di bidang industri kreatif atau jadi seniman. <br />
</i></span></div>
<br />
Pemahaman ini luas digembar-gemborkan dalam <i>workshop</i> pengajaran, menjadi <i>highlight</i> di artikel berita dan buku-buku <i>bestseller. </i>Banyak juga kuis online untuk mengetahui belahan otak yang dominan pada seseorang, dilengkapi dengan deskripsi detil tentang diri seseorang dan bagaimana ia berinteraksi dengan dunianya. <br />
<br />
Dikotomi otak kanan - otak kiri adalah sebuah metafora klise dan <i><b style="color: #dd5723;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">bastardization of the science</span></b></i>. Tapi tetep orang-orang terlalu senang menerima ide ini untuk melakukan generalisasi perilaku di lingkungan sekolah, kerja, dan kehidupan. <br />
<br />
*** <br />
<br />
<h2>
Asal Mula Mitos Teori Otak Kanan - Otak Kiri</h2>
<div>
<br />
"Teori" otak kanan - otak kiri berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Roger Sperry dan Mike Gazzaniga di tahun 1960an. Kedua peneliti ini melakukan studi pada pasien epilepsi yang telah melalui operasi untuk memutus koneksi antara 2 bagian otak (<i>split brain experiments</i>).<br />
<br />
Diketahui bahwa ketika kedua <i>bagian</i> otak tidak dapat berkomunikasi, tiap <i>hemisphere</i> tidak menyadari keberadaan <i>hemisphere</i> lainnya, bahkan memberikan respon yang berbeda untuk suatu stimulus. <br />
<br />
Riset ini merupakan eksperimen klasik, dibahas di setiap perkuliahan S1 Psikologi. Sperry dan Gazzaniga memang menunjukkan efek menarik tentang pemrosesan bahasa dan gambar di bawah kondisi eksperiman yang ketat. <br />
<br />
Tapi riset tersebut TIDAK PERNAH SAMA SEKALI menyatakan bahwa kemampuan (matematika atau bahasa) hingga gaya belajar kita terbatas pada satu bagian otak saja.<br />
<br />
Menjadikan hasil eksperimen ini sebagai referensi untuk gaya belajar manusia secara umum itu ngaco.. Soalnya, <i>Split-brain experiments</i> melibatkan pasien yang mengalami kerusakan otak (epilepsi) dan koneksi kedua bagian otak diputus secara manual! </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidak ada bukti saintifik langsung yang mendukung gagasan bahwa gaya berpikir yang berbeda dihasilkan oleh bagian otak tertentu. Riset-riset neurosains terkini malah menunjukkan hal yang bertentangan dengan ide “otak kiri-otak kanan”. <b style="color: #dd5723;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kedua bagian otak faktanya sangat komplemen satu sama lain. </span></b><br />
<br />
<ol>
<li>Untuk pemrosesan bahasa.. Kini diketahui kedua bagian otak ikut berperan: otak kiri memproses <i>grammar</i> (tata bahasa) dan <i>pronunciation</i> (pelafalan) sedangkan otak kanan memproses intonasi. </li>
<li>Otak kanan tidak bekerja sendiri untuk memfasilitasi kemampuan spasial: otak kanan memproses <i>general sense of space</i>, otak kiri memproses objek di lokasi tertentu. </li>
<li>Studi menemukan 14 area otak yang berperan untuk mempelajari sebuah urutan. “<i>Sequential thought</i>” (pemikiran sekuensial) yang katanya merupakan fungsi otak kiri, ternyata ditemukan diproses di 5 area otak kiri, 5 area otak kanan, 4 area di bilateral otak. </li>
</ol>
<br />
Ya, memang ada asimetri fungsi pada bagian-bagian otak. Tapi, kemampuan individu tidak terikat pada sebuah area, tapi produk dari jaringan sel otak yang terdistribusi. Sirkuit-sirkuit ini dibentuk melalui campuran biologi dan pengalaman/memori yang unik.<br />
<br />
Mencoba menjelaskan sesuatu se-kompleks gaya belajar dengan hanya meng-<i>highlight</i> satu bagian otak saja adalah <b style="color: #dd5723;">penyederhanaan yang berlebihan, keliru tafsir (misintepretasi), dan sangat meragukan. </b><br />
<br />
Okelah fan, ya <i>teori</i> otak kanan - otak kiri ini mungkin tidak akurat. Tapi apakah gagasan ini berbahaya? <br />
<br />
*** <br />
<br />
<h2>
'Teori' Otak Kanan - Otak Kiri Berbahaya?</h2>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Gagasan ini berbahaya ketika banyak pihak menganggapnya secara serius, <i>and it’s happening</i>! <br />
<br />
Berdasarkan "teori" otak kanan - otak kiri (<i>hemisphericity</i>), berkembang sebuah ide bahwa proses belajar dan berpikir dapat ditingkatkan ketika kedua bagian otak dapat terlibat secara seimbang. Lahirlah program pengajaran dan pendidikan untuk memperkuat bagian otak yang kurang dominan dan mensinkronisasi kedua bagian otak. <br />
<br />
Karena diasumsikan sekolah bakal lebih menyenangi cara belajar dan berpikir otak kiri (seperti analisis, logika, dan akurasi), banyak teknik pengajaran dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak aktivitas untuk memaksimalkan otak kanan.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjyTlsq2xmvVuxJzI1uXb2uneP4yEO9XJ2fP1QeeWbet06WPqONbJrZTqXuF9t549ex2zBYzNZawOwWtLQqGP-XfBp0F2St37kECMgbopWilLAtJYNL1GQwCDdazW1RpHFkbGoI8vjuQeYBVKJrCpXA4eq3xAVCA9Lpi5DP02rD0oM2yUC_4S1RT-nawUTujQ=" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjyTlsq2xmvVuxJzI1uXb2uneP4yEO9XJ2fP1QeeWbet06WPqONbJrZTqXuF9t549ex2zBYzNZawOwWtLQqGP-XfBp0F2St37kECMgbopWilLAtJYNL1GQwCDdazW1RpHFkbGoI8vjuQeYBVKJrCpXA4eq3xAVCA9Lpi5DP02rD0oM2yUC_4S1RT-nawUTujQ=" /></a>Contoh, metode “<i>show and tell</i>”: daripada hanya membaca teks (dominasi otak kiri), guru juga memperlihatkan gambar dan grafik untuk mengaktifkan otak kanan. Metode lain misalnya penggunaan musik, metafora, <i>role play</i>, meditasi, menggambar, dll, untuk mencapai sinkronisasi kedua bagian otak. Atau metode-metode lain untuk mengasah otak kanan.<br />
<br />
Banyak pihak yang mengatakan bahwa kurikulum sekolah saat ini lebih <i>heavy </i>ke pembelajaran menggunakan otak kiri. Jadi mereka <i>demand </i>sekolah untuk lebih banyak melibatkan pembelajaran yang mengasah otak kanan.<br />
<br />
Kalo di luar tuh, ada ahli pendidikan seperti E.P. Torrace atau Madeline Hunter. Di Indonesia? Huwih, jadi penulis buku <i>best seller</i> ciin.. Bahkan ada lho ahli pendidikan dan sekolah di Indonesia yang mengusung konsep ini -__-"<br />
<br />
Meskipun metode-metode tersebut dapat menambah variasi dalam dunia pendidikan, tapi metode ini didasarkan pada <b style="color: #dd5723;">fondasi yang lemah</b>.<br />
<br />
Generalisasi kemampuan dan gaya belajar individu hanya berdasar 2 bagian otak merupakan penyederhanaan yang berlebihan, <i>complete nonsense</i>. Dan telah saya bahas, tidak ada bukti saintifik langsung yang menyokong ide ini. Malah, hasil temuan neurosains terkini mengungkap hal yang sebaliknya. <br />
<br />
Tapi teteup aja ya, masih banyak meluncur buku, materi pendidikan dan pelatihan otak kanan, berbasis mitos ini. Tiap tahun kayaknya ada aja yang baru. Masih banyak juga pengajar, motivator, konselor, bahkan akademisi yang mengusung ide ini dalam profesinya. Ga tau apa mau tipu-tipu, kurang baca, atau <i>simply stupid</i>..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<br />
<h2>
Kenapa Mitos tentang Otak Kanan - Otak Kiri akan Tetap Eksis?</h2>
<br />
Dr. Mike Gazzaniga (ya ilmuwan yang memprakarsai <i>split-brain experiment </i>itu sendiri) menulis buku <i>Social Brain</i> puluhan tahun setelah ia melakukan eksperimen hebatnya.<br />
<br />
Pada salah satu bab, "<i><a href="http://www.psychoheresy-aware.org/images/Pro2_14.pdf" target="_blank">Left-Brain, Right-Brain. Mania: A Debunking</a></i>", ia sendiri membantah konsep psikologi populer tersebut dan menyampaikan keheranannya, kok bisa gitu eksperimen saintifik dia di-misintepretasi-kan seena'e dewe begitu.<br />
<br />
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa konsep ini berkembang karena <b style="color: #dd5723;">dikotomi otak kanan - otak kiri itu simpel dan gampang dimengerti</b>, <i>packaging</i> yang mudah dicerna masyarakat mengenai riset otak modern dan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari.<br />
<br />
Karena untuk menjelaskan yang 'sebenernya', cukup rumit (<i>complicated</i>). Banyak jargon sains yang harus dimengerti dan ngejelimet bagi masyarakat awam. Jadilah jurnalisme sains menggunakan simplifikasi tersebut, jadi bisa <i>relate </i>sampai level personal seseorang.<br />
<br />
Sebanyak apapun temuan <i>breakthrough </i>di bidang neurosains akhir-akhir ini, kayaknya konsep tentang otak kanan - otak kiri ini masih tetap eksis ya. Susah untuk melawan <i>belief system </i>yang sudah terbangun selama berpuluh tahun.<br />
<br />
<b style="color: #dd5723;">Dikotomi ini memang menawarkan simplifikasi yang begitu 'menggoda'.</b> Gampang kan diaplikasikan, "eh, lo left brainer atau right brainer", "kayaknya gw right brainer deh, cocoknya gw masuk jurusan ini deh kayaknya", bikin aplikasi untuk target market tertentu, bikin buku, bikin seminar, dll.<br />
<br />
But yeah.. It's worth trying to fight the distorted belief system. As Gazzaniga concluded:<br />
<br />
<div style="background-color: #f0f0e1; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>By the late 1960s and early 1970s the realization was spreading that the simple dichotomies of that time did little to advance knowledge about how cognitive systems work. Neuropsychology was at risk.Isolating mental systems or claiming that isolated mental systems process information differently does not really illuminate the nature of cognition.</i></span></div>
<br />
<br />
***<br />
<br /></div>
<div>
Sumber:<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><a href="http://www.kurzweilai.net/creative-right-brain-myth-debunked">http://www.kurzweilai.net/creative-right-brain-myth-debunked</a> <br /><a href="http://www.oecd.org/edu/ceri/neuromyth6.htm">http://www.oecd.org/edu/ceri/neuromyth6.htm</a><a href="http://www.psych.ucsb.edu/~gazzanig/"><br /> </a><a href="http://voices.washingtonpost.com/answer-sheet/daniel-willingham/willingham-the-leftright-brain.html">http://voices.washingtonpost.com/answer-sheet/daniel-willingham/willingham-the-leftright-brain.html</a> <br /><a href="http://bigthink.com/world-in-mind/can-we-quit-it-with-the-right-brain-left-brain-stuff-already">http://bigthink.com/world-in-mind/can-we-quit-it-with-the-right-brain-left-brain-stuff-already</a> <br /><a href="http://scienceblogs.com/neurophilosophy/2007/10/13/the-left-brain-right-brain-myt/">http://scienceblogs.com/neurophilosophy/2007/10/13/the-left-brain-right-brain-myt/</a> <br /><a href="http://www.positscience.com/brain-resources/brain-facts-myths/brain-mythology">http://www.positscience.com/brain-resources/brain-facts-myths/brain-mythology</a> </span><br />
<a href="http://www.psychoheresy-aware.org/images/Pro2_14.pdf"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">http://www.psychoheresy-aware.org/images/Pro2_14.pdf</span></a></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">***</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div>
Artikel ini berguna menurut kamu? Bantu <i>share</i> ya :)</div>
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=https%3A%2F%2Fc479107.ssl.cf2.rackcdn.com%2Ffiles%2F6927%2Fwidth237%2Fwxfvj837-1326432612.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjyTlsq2xmvVuxJzI1uXb2uneP4yEO9XJ2fP1QeeWbet06WPqONbJrZTqXuF9t549ex2zBYzNZawOwWtLQqGP-XfBp0F2St37kECMgbopWilLAtJYNL1GQwCDdazW1RpHFkbGoI8vjuQeYBVKJrCpXA4eq3xAVCA9Lpi5DP02rD0oM2yUC_4S1RT-nawUTujQ=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-19070820597687516192013-04-05T22:16:00.000-07:002013-04-05T22:16:39.586-07:00Indonesia HAMPIR Punya Astronot Wanita Pertama se-Asia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Beberapa minggu yang lalu, saya ada ikut Diskusi Sains <a href="https://www.facebook.com/Menrvaindonesia?group_id=0">Menrva Foundation for Science and Reason</a> tentang <i>Human Space and Colonization</i>. Saya jadi tau kalo Indonesia dulu HAMPIR punya astronot lho, wanita lagi!<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUWGCpmnx4GY0p0cEX9vru3qNfI7Zv9IAjByMxf_By_NPlRJN6iYegL2TpnE9OjvTc_T2JyhFv-PkEfLZcXsiF0maA0fvSNpRRkKVMM-3eLf8nYtzJGXsln33jkyEq8kWTh_iqHOou2667/s1600/Pratiwi-Sudarmono_01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUWGCpmnx4GY0p0cEX9vru3qNfI7Zv9IAjByMxf_By_NPlRJN6iYegL2TpnE9OjvTc_T2JyhFv-PkEfLZcXsiF0maA0fvSNpRRkKVMM-3eLf8nYtzJGXsln33jkyEq8kWTh_iqHOou2667/s320/Pratiwi-Sudarmono_01.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ibu Pratiwi Sudarmono dan Bapak Taufik Akbar</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Ibu Pratiwi Sudarmono, seorang <i>microbiologist</i> dari Universitas Indonesia yang menjadi salah satu kru pesawat luar angkasa Columbia sekitar tahun 1986 untuk keperluan pengoperasian satelit Palapa B-3. Bersama astronot pelapisnya, Pak Taufik Akbar (<i>engineer</i> dari Telkom yang kini adalah Direktur SDM di Telkom), beliau dilatih di NASA, dan siap terbang menjadi astronot wanita pertama dari Asia!!<br />
<br />
Apa mau dikata... Di tahun yang sama, terjadi kecelakaan pesawat Challenger. Challenger meledak setelah baru beberapa detik lepas landas, menewaskan 7 orang krunya. Padahal kontraktornya udah ingetin NASA tuh, kalo desain yang ada tidak aman. Tapi karena sudah dikejar jadwal, NASA tetap meluncurkan Challenger. <br />
<br />
Karena kecelakaan ini, NASA membatalkan semua jadwal penerbangan pesawat luar angkasa lainnya, termasuk pesawat Columbia-nya bu Pratiwi.<br />
<br />
Akhirnya bu Pratiwi balik ke Indonesia. Beberapa bulan kemudian, NASA mulai siap meluncurkan pesawat luar angkasa lagi. Eeeehhh.. yang ikut malah astronot wanita dari Jepang. Jadilah wanita Jepang itu astronot wanita pertama dari Asia. Pfftt..<br />
<br />
Ya kecelakaan sejarah ciinn. Nyaris banget. Kalo enggak, Indonesia bakal punya astronot wanita pertama dari Asia. Jepang, Malaysia, China, India, Pakistan, Iran, lewaaatt..<br />
<br />
Ibu Pratiwi Sudarmono sekarang masih aktif menjadi pembicara di beberapa seminar <i>microbiology</i>. Terakhir teman saya ada mengikuti seminar beliau di Universitas Pancasila. Beliau juga kadang dapat ditemui di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<br />
Sumber<br />
<a href="http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-astronot-indonesia-yang-gagal-ke-luar-angkasa.html"><span style="font-size: x-small;">http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-astronot-indonesia-yang-gagal-ke-luar-angkasa.html</span></a><br />
<br />
***<br />
<br /></div>
<div>
Suka dengan artikel ini, <i>share</i> yuk ^^</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-2753328059135963572013-03-30T22:46:00.000-07:002013-03-30T22:46:37.880-07:00Tes Sederhana untuk Prediksi Kematian Anda<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOhFrNhAus9ECYxiaMs2wtqqMlzMhJTKufy2CcLAX1W7nSjt3rbWOnbX8CU69SEJ8BhN8F8aLrRh_xxArZ6esEW3goD3IAbt1-iq55e30-VZXI5hsYRfeGSSQtcLvKQ5mjfFjYzlvq3CJO/s1600/man_sitting_cross-legged_on_floor_FAN2037830.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOhFrNhAus9ECYxiaMs2wtqqMlzMhJTKufy2CcLAX1W7nSjt3rbWOnbX8CU69SEJ8BhN8F8aLrRh_xxArZ6esEW3goD3IAbt1-iq55e30-VZXI5hsYRfeGSSQtcLvKQ5mjfFjYzlvq3CJO/s200/man_sitting_cross-legged_on_floor_FAN2037830.jpg" width="166" /></a></div>
Mau tau ekspektansi hidup kamu? Cobalah tes simpel berikut ini.<br />
<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Mulai dari posisi berdiri. Lalu, duduklah di lantai, lalu berdiri lagi dengan bantuan sesedikit mungkin. Eits, ga boleh pake tangan ya!</i></span></div>
<br />
Gimanaa.. Susah? Gampang? <br />
<br />
Menurut sebuah studi di <i>European Journal of Preventive Cardiology</i>, kemampuan kamu (atau ketidakmampuan) untuk melakukan tes ini dengan mudah dapat memprediksi berapa lama kamu akan hidup, angka harapan hidup seseorang. <br />
<br />
Para peneliti meminta lebih dari 2000 orang berusia 51 hingga 80 tahun untuk melakukan “<i>sitting-rising test</i>” (Bahasa Indonesianya, <i>tes duduk bangun</i>, hahaha. Jelek sekali terjemahan saya). Peneliti kemudian memberi skor ke tiap orang dalam skala 0 – 10..<br />
<br />
5 poin untuk kemampuan duduk dari posisi berdiri, 5 poin lagi untuk kemampuan berdiri dari posisi duduk tanpa bantuan apapun, seperti tangan, lengan, dan lutut. Tiap kali peserta menggunakan bantuan tadi, 1 poin dikurangi. <br />
<br />
Lebih jelasnya, simak dulu video di bawah ini tentang perhitungan skornya.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="395" src="http://www.youtube.com/embed/MCQ2WA2T2oA" width="500"></iframe>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
Penulis penelitian ini (Claudio Gil Soares de Araújo, Ph.D., profesor di Gama Filho University di Rio de Janeiro) menyampaikan bahwa ga usah khawatir soal seberapa cepat kamu bisa menyelesaikan tes ini. Yang harus difokuskan adalah bagaimana menyelesaikan tes ini dengan bantuan sesedikit mungkin. <br />
<br />
Saya sendiri udah coba. Pas dari posisi berdiri ke duduk, <i>no support at all</i>, yeay skor saya 5. Pas dari duduk ke berdiri, saya menggunakan bantuan tangan sekali, skor 4 ^^<br />
<br />
***<br />
<br />
<b>Apakah arti dari skor ini?</b><br />
<br />
6,3 tahun kemudian, 159 orang peserta penelitian ini meninggal, mayoritas adalah yang paling kesulitan melakukan tes ini. Bahkan, timnya pak Araújo ini menemukan bahwa <b>jika seseorang memperoleh skor 0 – 3, orang ini akan memiliki 5 hingga 6 kali risiko kematian lebih tinggi</b> daripada orang-orang yang meraih skor 8 – 10. <br />
<br />
Wah, cukup <i>surprised</i> juga ya gimana tes sesederhana ini bisa memprediksi lama harapan hidup seseorang. <b>Kok bisa?</b><br />
<br />
Jadi, bagaimana kemampuan untuk bergerak dari berdiri ke duduk berkorelasi dengan umur seseorang? Ini semua karena kebugaran sistem otot dan kerangka tubuh (fleksibilitas, keseimbangan, kekuatan otot, dan koordinasi tubuh) merupakan indikator penting kesehatan secara keseluruhan, dan memiliki pengaruh positif pada harapan hidup.<br />
<br />
Skor tinggi pada tes ini bisa mencerminkan kapasitas kita untuk berhasil melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, seperti membungkuk untuk mengambil koran atau kacamata yang jatuh ke bawah tempat tidur atau meja. Dan tentunya, ketidakmampuan untuk duduk dan bangkit dari lantai mencerminkan <i>survival rate</i> yang rendah, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan berat seseorang. <br />
<br />
Bahkan pak Araujo bilang begini, "Orang-orang cenderung fokus pada latihan atau olahraga yang bersifat aerobik atau kardio. Penting sih, tapi seharusnya tidak menjadi prioritas satu-satunya dalam berolahraga," kata Araujo. <br />
<br />
Kalo kamu lihat kenapa umur peserta yang ikut penelitian ini adalah kelompok lansia, sepertinya supaya lebih cepat keliatan kali hasil tesnya. Dibandingkan dengan mengikutsertakan orang usia 20 – 30, lama nunggu hasil tesnya. Hehehe. Dan tim peneliti studi ini menggunakan analisis yang disesuaikan untuk meminimalkan <i>error</i> karena variabel berat dan usia. <br />
<br />
***<br />
<br />
Tenang, tenaang..<br />
<br />
Jika kamu tidak meraih skor tinggi, jangan panik.. Bukan berarti kamu akan wafat dalam waktu dekat :p<br />
<br />
Tapi jadikanlah ini sebagai <i>reminder</i> buat kamu untuk lebih melatih lagi fleksibilitas tubuh. Fleksibilitas tubuh dapat dilatih dengan latihan/olahraga otot. Nih, intip gerakan yang melatih fleksibilitas otot yang gampang kok, dan bisa dilakukan dalam 3 menit: <a href="http://www.menshealth.com/fitness/3-minute-flexibility-routine?utm_medium=referral&utm_source=pulsenews">3-minute flexibility plan</a>. Atau olahraga yang lagi ngetren sekarang, yoga, pilates, dll.<br />
<br />
***<br />
<br />
Sumber:<br />
<a href="http://news.menshealth.com/test-predict-your-death/2012/12/17/?utm_medium=referral&utm_source=pulsenews"><span style="font-size: x-small;">http://news.menshealth.com/test-predict-your-death/2012/12/17/?utm_medium=referral&utm_source=pulsenews</span></a><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://cpr.sagepub.com/content/early/2012/12/10/2047487312471759.full.pdf+html">http://cpr.sagepub.com/content/early/2012/12/10/2047487312471759.full.pdf+html</a></span> <br />
<a href="http://www.visualphotos.com/photo/2x4014321/man_sitting_cross-legged_on_floor_FAN2037830.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://www.visualphotos.com/photo/2x4014321/man_sitting_cross-legged_on_floor_FAN2037830.jpg</span></a><br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-62658694067630453502013-03-26T00:36:00.001-07:002013-03-26T00:47:34.913-07:00Sebuah Renungan Masalah Pendidikan di Indonesia Saat IniArtikel yang saya tulis sebelumnya mengenai sistem pendidikan Finlandia: <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/lupakan-amerika-pendidikan-di-finlandia.html" target="_blank">Lupakan Amerika, Pendidikan di Finlandia yang Terbaik Sedunia</a>, membuat saya banyak berpikir (maklum saya pemikir orangnya). Artikel tersebut menyadarkan saya betapa destruktifnya efek yang ditimbulkan oleh sistem pendidikan yang mengadopsi konsep kompetisi & kapitalisme/komersialisasi. Ga usah di Indonesia, di Amerika, bahkan mungkin di Jepang pun, sistem pendidikannya memakai konsep kompetisi & komersialisi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.aucollegedems.org/wp-content/uploads/2013/01/education_these_days3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="http://www.aucollegedems.org/wp-content/uploads/2013/01/education_these_days3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Dampak buruknya sangat gampang ditemukan di keseharian kita, di diri saya pribadi, di orang-orang sekeliling saya. Salah bentuk akibat sistem yang destruktif.<br />
<ul>
<li>Belajar sistem kebut semalam. Menghafal super lengkap dan banyak. Habis ujian, lupa! Ga ada ilmu yang didapet, ga dapat esensinya. Lulus, nilai tinggi, cari kerjaan mengandalkan gelar, tapi ilmu kopong…</li>
<li>Yang pintar 'harus' masuk fakultas kedokteran lah, engineering lah. Yang biasa aja, harus masuk ini lah. Yang 'bego', pilihan terbatas. </li>
<li>Yang anak ga boleh ikut les dan ikut lomba tarilah, karena bikin capek, ganggu konsentrasi belajar. </li>
<li>Yang anak ga boleh jadi atlet, karena menguras energi, ganggu konsentrasi sekolah. </li>
<li>Yang si anak ga boleh jadi zoologist lah, karena dinilai tidak menguntungkan. Mending jadi engineer lah. Beneran, saya punya teman, bercita-cita menjadi penjaga kebun binatang atau penjaga konservasi binatang, entah sebagai <i>zoologist</i> atau dokter hewannya. Sungguh mulia bukan. Tapi dilarang sm orang tuanya karena 'dianggap' tidak profitable & tidak punya masa depan yang cerah. Sampai dibilang ‘ntar kamu nikah sama gorila’ -__-" </li>
</ul>
Semuanya karena mau ngejar memenuhi standar, cetakan cetakan cetakan! <b>Standar/Cetakan absurd!</b> Cetakan duit… <br />
<br />
Kenyataannya, sistem pendidikan Indonesia dan Amerika itu gagal karena sistem ini mencoba membuat suatu cetakan bagi anak didik, bukan membiarkan anak didik berkembang maksimal sesuai potensinya masing-masing. Yang ditekankan pada pendidikan bukanlah suatu konsepsi pengetahuan, tapi struktualisasi sistem pendidikan dan hasil didikan. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://d24w6bsrhbeh9d.cloudfront.net/photo/4254801_700b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="208" src="http://d24w6bsrhbeh9d.cloudfront.net/photo/4254801_700b.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Sistem pendidikan di negara, seperti Indonesia dan Amerika, itu ironis karena saking kapitalisnya sampai lupa kenapa sistem komunis tumbang. Sistem komunis tumbang karena terlalu banyak komando dan tidak membiarkan warga dan struktur-struktur di dalamnya berkembang dengan bebas <br />
<br />
Nah, sistem pendidikan "kapitalis" ini ironis karena system ini berusaha untuk "mencetak" kemampuan berdasarkan sistem pasar. <b>Sistem ini menafikan kenyataan bahwa tiap anak itu terlahir dengan keinginan dan selera yang berbeda-beda.</b> Dalam sistem pendidikan kapitalis yang gagal ini, semua anak apapun inputnya, outputnya harus bisa disamaratakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cdn.humorswitch.com/wp-content/uploads/2012/09/5275652_460s.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://cdn.humorswitch.com/wp-content/uploads/2012/09/5275652_460s.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Pendidikan itu tidak bisa seperti kita membangun gedung, di mana struktur-struktur ditancapkan dalam balok-balok yang tidak berhubungan dan diharapkan dapat berdiri tegak dari bebannya saja, layaknya orang meletakkan beton di bangunan. <br />
<br />
Para pendidik kuno memiliki sebuah konsepsi bahwa anak-anak itu "tabula rasa", sebuah kertas putih kosong yang siap di tuliskan. Padahal, kenyataanya <b>anak-anak itu kertas berwarna yang sudah tergambar pola di atasnya</b>, tidak bisa langsung asal corat-coret saja, sering jadi tidak bermakna nantinya (via Thomas Adi Nugroho Chaidir). <br />
<br />
Berikut salah satu potret pendidikan jaman sekarang. Satu kelas terdiri dari siswa gajah, ikan, burung, monyet, dan lain-lain. Eh, ujian disuruh manjat pohon, biar adil katanya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://dpasko1.files.wordpress.com/2011/09/testing_cartoon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://dpasko1.files.wordpress.com/2011/09/testing_cartoon.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">"Supaya adil, semua siswa harus mengikuti ujian yang sama. Panjat pohon itu."</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Jelas, siswa 'monyet' akan unggul. Sistem ini menafikan fakta bahwa tiap siswa itu memiliki bakat, minat dan potensi yang unik. Sistem ini hanya memberikan perhatian pada siswa bintang. Siswa lain yang tidak bisa <i>keep up</i> (mengikuti), dibiarkan berusaha sendiri. Ditambah lagi, ujian standar/cetakan umum bertubi-tubi yang absurd yang hanya <i>ngena</i> ke bakat/potensi siswa 'monyet'. Siswa 'gajah' mana bisa <i>keep up</i>. <br />
<br />
<b>Mental anak-anak dapat dihancurkan oleh evaluasi terus-menerus dan membuat anak-anak ini sendiri percaya bahwa mereka tidak cukup baik.</b> Ketika anak-anak dapat unggul pada apa yang mereka dapat lakukan dengan baik, bukan diukur utk memenuhi cetakan, mereka dapat menghasilkan performa terbaik. Anak-anak harus diberikan pendidikan sehingga mereka dapat berkembang sesuai dengn bakat mereka. <br />
<br />
Tujuan pendidikan seyogianya dapat membentuk siswa menjadi manusia yang lebih baik yang menghargai diri mereka sendiri dan <b>dapat bernavigasi dalam kehidupan tanpa berpikir bahwa mereka lebih 'pintar' atau sebaliknya, tidak berharga</b>. <br />
<br />
Siapa yang tahu kalo si anak ternyata berpotensi menjadi ilmuwan/<i>zoologist</i> terkenal, jadi atlet berprestasi, menjadi penari duta negara. Alih-alih mengembangkan potensi uniknya, si anak <i>end up</i> (berakhir) menjadi PNS malas yang kerjanya makan duit rakyat. Alih-alih mengembangkan potensi uniknya, si anak<i> end up</i> (berakhir) menjadi <i>nobody </i>(bukan siapa-siapa) <i>as in</i> pekerja kantoran yang mengubur potensi gemilangnya di balik meja kantor. <br />
<br />
Anak punya cita-cita tuh didukung dan dibimbing. Ini belum apa-apa sudah diteror "ntar kamu nikah sama gorila". Dari kecil aja mental anak udah dihancurkan.<br />
<br />
*** <br />
<br />
Nah, dampak negatif lain dari bentukan sistem gagal ini adalah realita bahwa banyak orang benci pekerjaannya. Banyak yang merasa ke-<i>trap</i> (terjebak) dengan pekerjaannya sekarang. <br />
<br />
Saya ulas di postingan blog saya yang lain:<b> <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/mengapa-banyak-orang-benci-pekerjaan.html" target="_blank">Mengapa Begitu Banyak Orang Benci Pekerjaan Mereka?</a></b> Artikel ini cocok dibaca bagi yang sedang mengalami krisis identitas karir. Hehehe. Artikel ini juga cocok dibaca dan jadi bahan renungan bagi orang tua yang peduli dengan pendidikan dan masa depan anaknya<b>. </b><br />
<br />
Saran saya kepada orang tua: Jangan didik anakmu untuk menjadi kaya, tapi didiklah anakmu untuk menjadi happy, bahagia :) Sehingga ketika mereka tumbuh dewasa, mereka akan menghargai <i>value</i> (nilai/esensi) sebuah hal, bukan menilai dari harganya. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLvZ0mlXwflkTjzt55Vs_nb0Jwr5tas60afNabhwm4e68AGfjrvF_2uSHiXD551Y9PHETzkydvPB8t37xRmwMsaNdBENwZYd7xMPQbim0JafuS298E1SJvPPeMZgwMR7OKSGRhzM6hpVA/s1600/Do+not+educate+your+child+to+be+rich.+Educate+him+to+be+happy.+So+when+he+grows+up,+he%27ll+know+the+value+of+things,+not+the+price..jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLvZ0mlXwflkTjzt55Vs_nb0Jwr5tas60afNabhwm4e68AGfjrvF_2uSHiXD551Y9PHETzkydvPB8t37xRmwMsaNdBENwZYd7xMPQbim0JafuS298E1SJvPPeMZgwMR7OKSGRhzM6hpVA/s320/Do+not+educate+your+child+to+be+rich.+Educate+him+to+be+happy.+So+when+he+grows+up,+he%27ll+know+the+value+of+things,+not+the+price..jpg" width="268" /></a></div>
<br />
Kenapa mendidik anak untuk bahagia menjadi penting? Mengutip perkataan Richard Branson (pendiri Virgin Group): "Parameter terbaik untuk mengukur kesuksesan? Kebahagian... Lakukanlah hal yang membuatmu senang, lakukan dengan baik, dan uang akan datang." <br />
<br />
Lebih lanjut tentang kebahagiaan, parameter kesuksesan, dan definisi kaya dan kekayaan, silakan baca artikel saya lainnya, <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/03/parameter-kesuksesan-mendefinisikan.html" target="_blank"><b>Parameter Kesuksesan: Mendefinisikan Kembali Makna 'Kaya'</b></a><br />
<br />
<b>***</b><br />
<br />
Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, bantu<i> share</i> ya :) Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-75337775948276224862013-03-23T04:06:00.001-07:002013-03-23T09:14:29.101-07:00Parameter Kesuksesan: Mendefinisikan Kembali Makna 'Kaya'<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://simplytopaz.com/wp-content/uploads/2011/02/simplicity.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://simplytopaz.com/wp-content/uploads/2011/02/simplicity.jpg" width="255" /></a></div>
<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Richard_Branson" target="_blank">Richard Branson</a>, <i>founder</i> Virgin Group (induknya Air Asia, maskapai Virgin America, label rekaman raksasa Virgin Record, dan masih banyak lagi), mengatakan bahwa parameter terbaik untuk mengukur kesuksesan adalah kebahagian.<br />
<br />
<span style="color: #dd5723;"><b>Uang adalah produk sampingan dari <i>goals</i> yang lebih besar bermakna, seperti <i>passion</i>, kegemaran dan kebijaksanaan. Lakukanlah hal yang membuatmu senang, lakukan dengan baik, dan uang akan datang.</b></span><br />
<br />
<a href="http://www.linkedin.com/today/post/article/20121109141247-204068115-what-s-the-best-measurement-for-success-happiness"><span style="font-size: x-small;">http://www.linkedin.com/today/post/article/20121109141247-204068115-what-s-the-best-measurement-for-success-happiness</span></a><br />
<br />
***<br />
<br />
Seorang mantan banker Goldman Sach (perusahaan perbankan raksasa Amerika) mendefinisikan kembali makna dari 'kekayaan' dan apa yang disebut 'kaya'.<br />
<br />
<div style="background-color: #eceee0; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<i>Jika Anda punya aset plus penghasilan pasif yang cukup untuk memenuhi biaya lifestyle pribadi sepanjang hidup Anda, dan uang itu memungkinkan Anda untuk mengerjakan sesuatu yang Anda suka (tanpa mempedulikan kompensasi), maka Anda disebut kaya.</i></div>
<br />
<a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.learnvest.com%2F2013%2F01%2Fformer-banker-measures-true-wealth-in-ingenious-way-123%2F&h=xAQGhHpvjAQH9TcIAXKPDjv0IuS8VVn3eBQKyu2y-ja_iXA&s=1"><span style="font-size: x-small;">http://www.learnvest.com/2013/01/former-banker-measures-true-wealth-in-ingenious-way-123/</span></a><br />
<br />
Jika Anda suka memberikan makan pada kaum tak punya, dan punya pemasukan pasif yang cukup untuk menghidupi diri anda, maka anda sudah disebut kaya.<br />
<br />
Jika anda suka mengajarkan anak-anak sampai ke pelosok negeri, dan punya pemasukan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda, maka anda kaya.<br />
<br />
Jika anda seorang pemilik warung, pemasukan yang anda punya cukup menghidupi anda dan keluarga, anda senang selalu bisa berada di rumah dan bercengkrama dengan keluarga, maka anda kaya.<br />
<br />
Jika anda seorang nelayan, dengan kapal tidak terlalu besar, kru tidak terlalu banyak, anda senang karena ikan yang ditangkap cukup untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, memungkinkan anda pulang sebelum senja, memiliki waktu bermain dengan anak, maka anda kaya. <br />
<br />
Jika kebahagiaan terbesar dalam kehidupan anda terdiri dari membaca novel dan menulis memoar Anda setiap hari, dan Anda bisa hidup cukup murah untuk membuat itu terjadi selama sisa hidup Anda, maka Anda kaya.<br />
<br />
***<br />
<br />
Jadi, bagi Anda yang memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi dan pengisap jiwa: Meskipun Anda mungkin memiliki rumah atau apartemen mewah dan pakaian desainer ternama, <b><span style="color: #dd5723;">Anda tidak benar-benar kaya jika Anda membenci pekerjaan Anda</span></b>.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-22514335728232989022013-03-23T00:22:00.000-07:002013-03-23T00:23:04.877-07:00Mengapa Banyak Orang Benci Pekerjaan Mereka?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cdn.memegenerator.net/instances/400x/26042981.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="180" src="http://cdn.memegenerator.net/instances/400x/26042981.jpg" width="200" /></a></div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;">Salah satu alasan kenapa banyak orang dengan pendidikan universitas bagus benci pekerjaan mereka adalah mereka mengambil jalur karir konservatif atau berorientasi pada mendaki tangga organisasi/korporat ketika mereka muda (misalnya sehabis lulus kuliah) dan tidak pernah meencoba mengganti jalur. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;">Ketika mereka pertama kali memilih karir mereka di umur sekitar 22 (kurang lebih):</span></span><br />
<ol>
<li><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mereka ga tau apa yang mereka inginkan di hidup mereka </span></span></li>
<li><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mereka masih memiliki pandangan yang sempit terhadap pilihan karir yang tersedia untuk mereka </span></span></li>
<li><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mereka merasa butuh menghasilkan duit, karena mereka independen dari orang tua mereka untuk pertama kalinya </span></span></li>
<li><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 17px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mereka lebih condong tertarik pada pekerjaan yang sudah memiliki kredibilitas dengan target2 yang telah ditetapkan, seperti yang mereka selalu dapatkan di bangku sekolah</span></span></li>
</ol>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-size: 13px; line-height: 17px;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br />Lalu, setelah menggeluti profesi ini selama 7-10 tahun, mereka merasa terjebak; mereka ga tau apa yang harus dilakukan selanjutnya, bagaimana caranya berubah. Mereka bagus secara finansial dan merasa terlalu banyak risiko kalo ganti jalur karir. Akhirnya mereka begitu terus sampai akhir hayat.<br /><br />Fenomena ini sangat umum sekali, banyak ditemukan di berbagai profesi, dari pengacara, banker, bahkan guru.<br /><br /><a href="http://www.quora.com/Jobs-1/Why-do-so-many-people-hate-their-jobs" rel="nofollow nofollow" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;" target="_blank">http://www.quora.com/Jobs-1/<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>Why-do-so-many-people-hate-thei<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>r-jobs</a></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-33734341732788371452013-03-11T21:08:00.004-07:002013-05-05T05:25:07.026-07:00Lupakan Amerika, Pendidikan di Finlandia yang Terbaik Sedunia<div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Tulisan tentang hebatnya sistem pendidikan di Finlandia mungkin sudah basi. Tapi beberapa waktu lalu saya ada membahas pendidikan Finlandia ini bersama seorang teman. Dan saya melihat belum ada tulisan Bahasa Indonesia yang membahas lebih dalam mengenai mutu pendidikan dan sistem pendidikan Finlandia. <i>So, here we go..</i><br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Popularitas Finlandia</h2>
<br />
Finlandia dulunya terkenal sebagai negara produsen raksasa <i>handphone</i>, Nokia. Kini, popularitas Nokia meredup karena pasaran <i>smartphone</i> dirajai oleh iPhone dan Android. Walaupun Nokia sekarang sudah punya produk <i>smartphone</i> berbasis Windows Phone, tapi masih belum bisa menyamai dominasi iPhone dan Android.<br />
<br />
Namun, belakangan Finlandia telah menarik mata dunia melalui survei-survei global mengenai kualitas hidup (Newsweek menasbihkan Finlandia sebagai negara dengan kualitas hidup No.1 di dunia tahun 2010) dan sistem pendidikan nasional Finlandia telah menerima banyak pujian dan pengakuan karena di beberapa tahun belakang pelajar-pelajar Finlandia mendapatkan skor tes tertinggi sedunia.<br />
<br />
Sorotan dunia ke sistem pendidikan nasional Finlandia berawal dari <a href="http://www.oecd.org/pisa/" target="_blank">survei PISA</a>. Survey ini dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD/ Organisasi untuk Kerja Sama dan Perkembangan Ekonomi). Survei ini membandingkan pelajar usia 15 tahun dari berbagai negara pada bidang baca-tulis, matematika, dan sains.<br />
<br />
Finlandia meraih peringkat hampir teratas pada ketiga kompetensi tersebut pada semua survei di tahun 2000, sejajar dengan pelajar super jenius dari Korea Selatan dan Singapura. Pada survei tahun 2009, Finlandia agak terpeleset sedikit, di mana pelajar dari Shanghai, China meraih skor terbaik, tapi pelajar Finlandia tetap nyaris teratas. <br />
<br />
Amerika Serikat saja tidak masuk 10 besar. Indonesia? Indonesia masuk zona degradasi cyiin.. alias zona bawah. Intip aja <a href="http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf" target="_blank">di sini</a>. Saya mencoba mencari hasil survei tahun 2012, tapi sepertinya belum dirilis pada saat tulisan ini dibuat.<br />
<br />
Dibandingkan dengan stereotipe model pembelajaran Asia Timur (murid dijejali hafalan yang super buanyak super lengkap dan perlu waktu berjam-jam untuk berhasil menghafalkannya di luar kepala), keberhasilan Finladia sangat menarik.<b><span style="color: #dd5723;"> Sekolah-sekolah di Finlandia sangat sedikit memberikan PR (tidak lebih dari 1/2 jam waktu pengerjaan) dan lebih banyak melibatkan siswanya dalam aktivitas yang lebih kreatif.</span></b> Hal ini lah yang membuat Finlandia kini sering menjadi tujuan studi banding oleh delegasi asing dari berbagai belahan dunia.<br />
<br />
Pasi Sahlberg, Direktur Mobilitas Internasional, Departemen Pendidikan Nasional Finlandia telah membukukan kesuksesan sistem pendidikan Finlandia ini: <a href="http://www.amazon.com/Finnish-Lessons-Educational-Change-Finland/dp/0807752576" target="_blank"><i>Finnish Lessons: What Can the World Learn from Educational Change in Finland?</i></a><br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Karakteristik Sistem Pendidikan Finlandia</h2>
<br />
<h3>
1. Tidak ada sekolah swasta di Finlandia</h3>
<br />
Hanya ada sedikit sekolah independen di Finlandia, dan bahkan semuanya dibiayai pemerintah. <b><span style="color: #dd5723;">Tidak ada yang diperbolehkan untuk membebankan biaya sekolah</span></b>. Tidak ada universitas swasta. Dengan kata lain, pelajar-pelajar di Finlandia bersekolah di sekolah negeri, dari <i>preschool </i>hingga Ph.D.<br />
<br />
Hal ini sungguh jauh berbeda dengan Amerika Serikat, misalnya. Di Amerika Serikat, biaya sekolah SMA swasta saja bisa mencapai $35,000 selama setahun.<br />
<br />
Di Indonesia sendiri, untuk masuk TK saja, orang tua murid harus merogoh duit hingga 10 juta rupiah, hanya untuk uang pangkal. Uang kuliah? Hehehe. Pas jaman saya masuk kuliah (2007), uang pangkal sekitar 25 juta. Uang semester saya masih cukup terjangkau saat itu, 1,5 juta. Uang kuliah junior di bawah saya (2008 ke atas) semakin melejit mahal. Dari 2,5 juta hingga 7,5 juta. Terakhir, saya tanya teman saya yang masih berkuliah semester 6 di universitas yang sama, uang semesternya adalah 5 juta rupiah. Itu universitas negeri lho. Hehehe. Apa kabar universitas swasta? Adik saya yang masuk universitas swasta jurusan kedokteran gigi, biaya kuliahnya mencapai 200 jutaan. Hiiik.<br />
<br />
<h3>
2. Tidak Ada Ujian Standar</h3>
<br />
Menurut Sahlberg, Amerika (dan negara lain yang menerapkan komersialisasi pendidikan, termasuk pendidikan di Indonesia, menurut saya) selalu terobsesi dengan pertanyaan berikut: Bagaimana cara memantau kinerja siswa jika tidak diuji secara konstan? Bagaimana bisa meningkatkan pengajaran jika tidak ada pertanggungjawaban ke guru-guru yang payah atau tidak memberikan penghargaan pada guru yang baik? Bagaimana cara menciptakan kompetisi dan melibatkan sektor swasta? Bagaimana cara menciptakan variasi pilihan sekolah kepada orang tua/pelajar?<br />
<br />
Jawaban dari realita Finlandia tampaknya bertentangan dengan <i>mindset </i>orang Amerika ataupun para reformis pendidikan lainnya.<br />
<br />
Finlandia tidak memiliki ujian nasional pada tiap jenjang pendidikan. Yang ada hanyalah Ujian Matrikulasi Nasional yang diambil pada jenjang sekolah menengah atas yang bersifat 'sukarela'. <br />
<br />
Wajib belajar di Finlandia sendiri adalah antara usia 7 - 16 tahun. SD 6 tahun, SMP 3 tahun. Setelah lulus SMP, siswa memiliki pilihan: 1. boleh langsung masuk dunia kerja atau 2. masuk sekolah persiapan profesi atau gimnasium (sekolah menengah atas). Sekolah menengah atas ini setara dengan jenjang SMA di Indonesia. Lulusan sekolah menengah atas ini nantinya bisa lanjut lagi ke politeknik ataupun universitas. Pada intinya, tidak ada UN SD dan SMP. Dan mungkin UTS dan UAS lainnya.<br />
<br />
<h3>
3. Besarnya Tanggung Jawab Guru</h3>
<br />
Kalo ga ada ujian, bagaimana cara mereka mengukur kinerja pendidikannya? Guru-guru di sekolah negeri Finlandia mendapatkan pelatihan khusus untuk dapat menilai siswa satu kelas menggunakan tes independen yang mereka ciptakan sendiri. Semua anak mendapatkan kartu rapor tiap akhir semester, tapi rapor ini berdasarkan penilaian individu oleh tiap guru. Secara berkala, Menteri Pendidikan memantau kemajuan nasional dengan menguji beberapa sampel kelompok dari sekolah yang berbeda.<br />
<br />
Sistem ini memungkinkan dihasilkannya penilaian yang sangat spesifik ke kemampuan tiap individu siswa. Bukan sistem penilaian umum yang mungkin kurang dapat menjangkau kemampuan spesifik tiap siswanya. Guru dapat mengeluarkan kreatifitasnya untuk memberikan perhatian khusus ke tiap siswa. Guru jadi punya tanggung jawab dan peran yang lebih besar. <br />
<br />
Kadang seorang guru tahu apa yang harus dilakukan untuk membantu siswanya tapi dibatasi oleh sistem sekolah yang menyatakan bahwa lebih penting untuk bergerak lanjut mengikuti kurikulum yang ada daripada memperlambat "hanya demi" siswa-siswa yang membutuhkan waktu tambahan dalam menerima pelajaran. <br />
<br />
Guru dan staf administrasi sekolah di Finlandia memiliki martabat/gengsi yang tinggi, gaji yang layak, dan banyak tanggung jawab. <b><span style="color: #dd5723;">Gelar Master (S2) diperlukan untuk menjadi guru</span></b>. Program pelatihan guru di Finlandia adalah salah satu sekolah profesional yang paling selektif di negara ini. Jika terdapat guru yang performanya buruk, tanggung jawab kepala sekolah untuk menangani hal tersebut.<br />
<br />
<h3>
4. Kurikulum yang Fleksibel</h3>
<br />
Konsep pendidikan Finlandia tidak menegakkan kurikulum pendidikan di mana setiap sekolah "harus mengajarkan kurikulum yang sama dengan metode yang sama pada jadwal yang sama." Kementerian Pendidikan meluncurkan "Kurikulum Dasar" yang fleksibel, semacam panduan umum mengenai mata pelajaran apa yang harus diajarkan dan tujuan yang harus dicapai di setiap tingkat kelas. <br />
<br />
Kurikulum Dasar ini berlaku sebagai dasar untuk setiap sekolah saat mereka mempersiapkan kurikulum sendiri, di mana mereka dapat berkreasi menekankan pada pedagogi tertentu, pendidikan nilai tertentu (misalnya, sekolah hijau), keterampilan (seni, olahraga, bahasa), atau isu-isu lokal (misalnya, sekolah multikultural).<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Setiap kelas difasilitasi hingga 3 orang guru</span></b>. Apa yang guru pendidikan pelajari dari universitas memberi mereka berbagai macam metode pengajaran yang dapat digunakan sesuka mereka. Keanekaragaman dipandang sebagai kekuatan yang nyata dengan tidak mengisolasi siswa yang berbakat (dan/atau yang kaya) ke sekolah swasta seperti yang terjadi di Amerika atau di Indonesia, di mana kebanyakan siswa pintar dan kaya akan lebih cenderung masuk sekolah swasta bergengsi.<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Para pelajar di Finlandia sangat menikmati belajar, selalu rindu sekolah, tidak rela tidak sekolah hanya karena libur ekstra atau sakit. </span></b>Bisa dikatakan guru lah kunci keberhasilan dari sistem sekolah Finlandia, dan individualitas yang diperbolehkan dalam kelas. Para guru melihat siswanya sebagai individu dengan kebutuhan yang berbeda: fokus pada masing-masing anak dan kekuatan serta <i>problem </i>tiap anak.<br />
<br />
Sila intip suasana belajar di kelas sekolah Finlandia yang relaks di video ini.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/0__9s3A2pcA" width="560"></iframe>
<br />
<br />
<h3>
5. Tidak Ada Kompetisi </h3>
<br />
Sistem pendidikan Finlandia juga tidak mengenal namanya kompetisi. Ga ada main peringkat, ranking-ranking-an, juara 1 juara 2 dan seterusnya. Tidak ada daftar sekolah terbaik atau guru terbaik di Finlandia. Pendorong utama dari kebijakan pendidikan bukanlah persaingan antar guru dan antar sekolah, tapi <b><span style="color: #dd5723;">KERJA SAMA</span></b> .<br />
<br />
Tidak adanya persaingan pada pendidikan publik di Finlandia sehingga guru yang terbaik tidak dapat 'dicuri' untuk bekerja bagi sektor swasta. Mereka tidak mengukur prestasi hanya untuk memberi label pada siswa. <br />
<br />
Bahkan bisa dibilang, Finlandia memandang kompetisi dalam dunia pendidikan merupakan konsep yang destruktif.<b><span style="color: #dd5723;"> <span style="font-size: large;">Mental anak-anak dapat dihancurkan oleh evaluasi terus-menerus dan membuat anak-anak ini sendiri percaya bahwa mereka tidak cukup baik</span>.</span></b> Bagi Finlandia, ketika anak-anak dapat unggul pada apa yang mereka dapat lakukan dengan baik, bukan diukur untuk memenuhi standar, mereka dapat menghasilkan performa yang terbaik. Anak-anak harus diberikan pendidikan sehingga mereka dapat berkembang terlepas dari bakat mereka. <br />
<br />
Fungsi pendidikan seyogianya dapat membentuk siswa menjadi manusia yang lebih baik yang menghargai diri mereka sendiri dan dapat bernavigasi dalam kehidupan tanpa berpikir bahwa mereka lebih 'pintar' atau sebaliknya, tidak berharga. Oiya, siswa dengan <i>development disorder</i> ataupun penyandang cacat lainnya diletakkan pada kelas yang sama dengan siswa umum lainnya lho.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://images.huffingtonpost.com/2011-10-31-cmrubinworldpasisahlbergauroraschool3500.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="http://images.huffingtonpost.com/2011-10-31-cmrubinworldpasisahlbergauroraschool3500.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Siswa dengan <i>development disorder</i>/penyandang cacat lainnya diletakkan pada kelas yang sama dengan siswa umum lain</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<h3>
6. Variasi Pilihan Sekolah yang Sedikit</h3>
<br />
Di sini, orang tua sibuk mencarikan sekolah terbaik untuk anaknya, masuk sekolah swasta yang mentereng lah, universitas negeri di pulau Jawa. Di Finlandia, pilihan sekolah tidak lagi menjadi prioritas utama. Pilihan sih ada, tapi ya variasinya sama aja.<br />
<br />
Puluhan tahun lalu, ketika sistem sekolah Finlandia sangat membutuhkan reformasi, tujuan dari program yang diterapkan Finlandia, yang mengantarkan Finlandia pada kesuksesan saat ini, bukanlah mengejar keunggulan akademis (<i>excellence</i>), tapi <b><span style="color: #dd5723;">KESETARAAN</span> </b>(<i>equity</i>).<br />
<br />
Sejak 1980-an, pendorong utama kebijakan pendidikan Finlandia adalah pemikiran bahwa setiap anak harus memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, terlepas dari latar belakang keluarga, pendapatan, atau lokasi geografis. Pendidikan utamanya bukanlah cara untuk menghasilkan pemain bintang, tetapi sebagai alat untuk meratakan kesenjangan sosial. <br />
<br />
Dalam pandangan Finlandia, sekolah harus sehat, lingkungan yang aman untuk anak-anak. Hal ini dimulai dengan yang dasar. <b><span style="color: #dd5723;">Finlandia menawarkan semua murid makanan sekolah gratis, akses mudah ke perawatan kesehatan, konseling psikologis, dan bimbingan individual siswa. </span></b><br />
<br />
Malahan, karena keunggulan akademis bukanlah prioritas khusus bagi Finlandia, ketika para pelajarnya meraih skor begitu tinggi pada survei PISA pertama pada tahun 2001, banyak warga Finlandia mengira, "Ah, ngaco tuh hasil survei nya". Namun, hasil tes PISA selanjutnya mengkonfirmasi bahwa Finlandia (tidak seperti, katakanlah, negara-negara serupa seperti Norwegia) berhasil menciptakan keunggulan akademik melalui fokus kebijakan pada kesetaraan.<br />
<br />
Berikut testimoni salah satu siswa Finlandia.<br />
<br />
<div style="background-color: #dee3e8; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<i>Saya adalah pelajar usia 18 tahun Finlandia (bilingual bahasa Finlandia dan bahasa Inggris). Saya adalah siswa dengan performa yang selalu baik. (Dalam ujian matrikulasi, saya meraih nilai yang tinggi, masuk ke 5% siswa skor tertinggi di Finlandia). Saya dididik dengan sistem pendidikan Finlandia hampir seumur hidup saya, kecuali masa 3 tahun dalam program International Baccalaureate. </i><br />
<i><br />
Program IB menekankan apa yang disebut dengan siswa "berprestasi". Bagi saya, ini adalah lingkungan belajar yang penuh stres. Mengatur fokus pada pekerjaan sekolah sulit bagi saya, ketika hanya murid bintang kelas yang benar-benar mendapat perhatian guru dan sisanya dibiarkan berjuang sendiri. Keadaan ini membuat masing-masing murid beradu satu sama lain - saling tinggi-tinggian nilai ujian (Wow, padahal di sini pemadangan sehari-hari tuh). </i><br />
<i><br />
Saya meninggalkan program IB setelah tiga tahun, persaingan yang tinggi tidak memberi saya kesempatan lagi untuk sukses dibandingkan dengan pendekatan Finlandia yang ramah. Minat tertentu dan bakat saya selalu diakui oleh guru saya. Guru Finlandia fokus pada menjaga standar kelompok, bekerja sama dengan masing-masing murid. Para siswa yang dirasa lebih sulit mengikuti materi, menerima perhatian dan bantuan yang mereka butuhkan secara individual. Ini tidak berarti bahwa siswa berbakat menjadi tertahan, malah sebaliknya. Guru Finlandia menerima kenyataan bahwa satu kelas terdiri dari berbagai individu dengan tahap perkembangan intelektual yang berbeda. Suasana seperti ini sangat menguntungkan, dan bagi perfeksionis seperti saya, lingkungan ini lebih mudah untuk melakukan yang terbaik. </i><br />
<i><br />
Sekolah Finlandia memiliki kurikulum nasional yang hadir untuk memberikan guru kebebasan lebih. Ya, saya tahu kedengarannya bertentangan, namun kurikulum hanya menyatakan dengan jelas apa yang harus diajarkan dan diraih sekolah untuk masing-masing kelompok usia. Tidak ada aturan untuk urutan atau metode yang terlibat. Hal ini memungkinkan untuk setiap guru untuk meng-cover setiap topik dengan cara yang menurut mereka menguntungkan dan masuk akal.</i></div>
<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Demografi Negara Menentukan Kinerja Sistem Pendidikan?</h2>
<br />
Sentimen tetap eksis pada kesuksesan pendidikan Finlandia ini. Sentimen itu misalnya datang dari Amerika Serikat yang menekankan pada homogenitas penduduk Finlandia. <br />
<br />
Pasi Sahlberg menekankan bahwa bukunya tidak dimaksudkan menjadi pedoman ketat untuk memperbaiki sistem pendidikan di negara-negara lain. Keadaan setiap negara berbeda. Dibandingkan dengan Amerika atau Indonesia misalnya, Finlandia adalah negara kecil dengan populasi yang jauh lebih homogen daripada Amerika Serikat atau Indonesia.<br />
<br />
Namun, Sahlberg tidak berpikir bahwa masalah ukuran atau homogenitas sebuah negara harus membuat kita mengabaikan contoh Finlandia. Finlandia adalah negara yang relatif homogen - pada 2010, hanya 4,6 persen penduduk Finlandia lahir di negara lain, dibandingkan dengan 12,7 persen di Amerika Serikat. Namun jumlah penduduk kelahiran asing di Finlandia meningkat dua kali lipat selama dekade hingga 2010, dan kualitas pendidikan Finlandia tetap tidak kecolongan. Imigran cenderung berkonsentrasi di daerah-daerah tertentu, menyebabkan beberapa sekolah menjadi jauh lebih beragam daripada yang lain, namun belum ada banyak perubahan pada kurangnya variasi sekolah Finlandia dalam survei PISA di periode yang sama.<br />
<br />
Populasi penduduk Finlandia adalah 5,4 juta jiwa. Jauh dari jumlah penduduk satu negara Indonesia. Populasi penduduk Jakarta saja masih lebih banyak (sekitar 9 juta jiwa). Populasi penduduk satu negara Finlandia setara dengan penduduk provinsi Riau. Dan tentunya, etnis penduduk Indonesia sangat beragam.<br />
<br />
Samuel Abrams, peneliti dari Columbia University Teachers College, pernah membahas pengaruh ukuran dan homogenitas penduduk suatu negara pada kinerja pendidikan negara dengan membandingkan Finlandia dengan negara Skandinavia lainnya: Norwegia. Layaknya Finlandia, Norwegia kecil dan lumayan homogen. Tapi tidak seperti Finlandia, Norwegia memiliki kebijakan pendidikan yang lebih mirip Amerika (privatisasi) daripada Finlandia. <br />
<br />
Hasilnya? Performa Norwegia pada survei PISA biasa-biasa saja. Abrams menyatakan, <b><span style="color: #dd5723;">kebijakan pendidikan lebih penting dalam menentukan keberhasilan dan mengatasi masalah pendidikan negara daripada ukuran negara tersebut atau keanekaragaman etnis di negara itu. </span></b><br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan</h2>
<br />
Ketika pembuat kebijakan Finlandia memutuskan untuk mereformasi sistem pendidikan negaranya di tahun 1970-an, mereka melakukannya karena mereka menyadari bahwa untuk menjadi kompetitif, Finlandia tidak bisa mengandalkan pada sektor manufaktur atau sumber daya alam mereka yang minim dan sebaliknya harus berinvestasi dalam ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.<br />
<br />
Pengalaman Finlandia menunjukkan bahwa untuk menuju tujuan itu, negara harus menyiapkan bukan hanya beberapa penduduknya dengan baik, tetapi semua penduduknya dengan baik, untuk ekonomi baru. Untuk memiliki sekolah terbaik di dunia mungkin masih belum cukup baik jika ada anak-anak yang tertinggal. <br />
<br />
Karena kadang beasiswa, <i>education voucher system, </i>atau sekolah gratis yang cuma satu dua,<i> </i>tidaklah cukup. Selain itu, "anak-anak yang tertinggal" kadang tidak melulu karena soal ekonomi orang tua, tapi ada juga karena "<i>uneducated parents</i>". Orang tua yang tidak sadar tentang pentingnya pendidikan bagi seorang anak. Dan orang tua macam ini eksis di lapisan ekonomi rendah hingga ekonomi tinggi (keluarga<i> elite</i>).<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Sistem Ekonomi dan Sosial Finlandia</h2>
<br />
Berbicara dengan pendidikan sebuah negara, tentu tak lepas dengan pemerintah menjalankan suatu negara. Ya kan kebijakan pendidikan yang ngeluarin pemerintah.<br />
<br />
Finlandia bukanlah negara sosialis, baik secara sosial maupun ekonomi, tetapi dijalankan kini oleh pemerintah konservatif (menurut standar Eropa) dan sebelumnya juga dipimpin kaum konservatif (partai para pengusaha) atau disebut juga dengan "<i>Center</i>", yang merupakan partai kaum petani. <br />
<br />
Sektor privat diperbolehkan masuk (tidak seperti pada sistem sosialisme sejati), tapi pajak cukup tinggi karena semua layanan publik digratiskan. Singkatnya, untuk sektor-sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak (kesehatan, pendidikan, dll) digratiskan; selebihnya untuk sektor-sektor selain itu (kebutuhan sekunder ke tersier ke kemewahan), swasta boleh masuk (ya contohnya kayak Nokia itu). <br />
<br />
Finlandia lebih berfokus pada kesetaraan kesempatan. Finlandia adalah negara kecil yang tidak mau bakat apapun yang dimiliki setiap warga negaranya menjadi sia-sia, tidak mau terkonsentrasi di bagian utara atau selatan negara saja,tidak mau spesifik dimiliki oleh si miskin atau si kaya saja, dan tidak mau spesifik bagi yang dibesarkan di desa atau di kota.<br />
<br />
Mereka meyakini bahwa kesetaraan dalam pembelajaran dini akan memungkinkan anak-anak untuk menemukan potensi sejati mereka ketika mereka tumbuh dewasa.<br />
<br />
***<br />
<br />
<b><span style="color: #dd5723;">Apakah kesuksesan sistem pendidikan Finlandia ini terlalu utopia bagi negara lain? Terlalu mustahil?</span></b><br />
<br />
Pasi Sahlberg menyatakan bahwa walaupun bukunya bukan ditujukan sebagai pedoman <i>strict </i>untuk meraih kesuksesan dalam sistem pendidikan, tapi bukunya dapat dijadikan sebagai "pamflet harapan". Finlandia 20 tahun lalu adalah negara miskin yang bergantung pada sektor agrikultur. Namun, mereka berhasil bangkit dan membutuhkan waktu hingga satu generasi. Komitmen kolektif nasional mengantarkan mereka hingga seperti sekarang. Indonesia? Hehmm..<br />
<br />
<br />
Intip <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/05/kurikulum-2013-kurikulum-jaka-sembung.html">Kurikulum 2013 Indonesia</a> *wink*<br />
<div>
<br /></div>
<br />
***<br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-size: x-small;">Sumber:</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.theatlantic.com/national/archive/2011/12/what-americans-keep-ignoring-about-finlands-school-success/250564/">http://www.theatlantic.com/national/archive/2011/12/what-americans-keep-ignoring-about-finlands-school-success/250564/</a></span> <br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Finland#Education_and_science">http://en.wikipedia.org/wiki/Finland#Education_and_science</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.huffingtonpost.com/c-m-rubin/the-global-search-for-edu_17_b_1066527.html">http://www.huffingtonpost.com/c-m-rubin/the-global-search-for-edu_17_b_1066527.html</a></span><br />
<br />
*** <br />
<br />
Suka dengan tulisan ini? Bantu <i>share </i>yuk ;)</div>
<div>
<div>
<div>
<span lang="EN">
</span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com45tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-89286758218635028422013-02-14T01:33:00.000-08:002013-03-23T08:44:20.187-07:00Daftar Kandungan Merkuri pada Ikan<br />
Melengkapi tulisan saya sebelumnya, <a href="http://fannyrofalina.blogspot.com/2013/02/seafood-autisme-makanan-untuk-ibu-hamil.html" target="_blank">Seafood dan Autisme: Makanan untuk Ibu Hamil</a>, saya akan menyajikan daftar ikan yang aman dan tidak aman dimakan berdasarkan kandungan merkurinya, khususnya untuk ibu hamil atau wanita yang sedang mencoba untuk hamil.<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Pencemaran Merkuri</h2>
<br />
Setengah dari emisil merkuri ke atmosfer Bumi berasal dari gunung berapi. Setengahnya lagi dari aktivitas manusia. Emisi merkuri yang disebabkan oleh manusia terbagi menjadi sebagai berikut.<br />
<br />
<ul>
<li>Pabrik-pabrik yang membakar batu bara sebagai sumberenerginya. </li>
<li>Produksi/tambang emas. </li>
<li>Produksi/tambang logam non-besi (aluminuim, tembaga, zinc, bauksit, dll)</li>
<li><span class="" id="result_box" lang="id"><span class="hps">Pembuangan limbah</span>, <span class="hps">termasuk</span> <span class="hps">limbah</span> <span class="hps">kota</span> <span class="hps">berbahaya</span>, <span class="hps">krematorium</span><span class="">,</span> <span class="hps">dan pembakaran</span> <span class="hps">limbah</span> <span class="hps">lumpur</span>.</span> </li>
<li>Produksi semen</li>
<li>Produksi baja</li>
<li>Produksi merkuri, seperti pada pembuatan baterai</li>
</ul>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.cbf.org/image/area---how-we-save-the-bay/issues/toxics/mercury-to-dinner-table-md-jallen-2012-toxics-695x862.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://www.cbf.org/image/area---how-we-save-the-bay/issues/toxics/mercury-to-dinner-table-md-jallen-2012-toxics-695x862.jpg" width="257" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Siklus Merkuri (klik untuk memperbesar)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Merkuri juga terpapar ke lingkungan melalui pengolahan sampah atau limbah merkuri yang tidak baik. Produk-produk yang mengandung merkuri, antara lain <i>spare part</i> kendaraan, baterai, lampu neon, produk medis, termometer, dan termostat. Jika limbah barang-barang ini tidak dikelola dengan baik, merkuri yang dikandungnya akan semakin mudah mencemari tanah, atau perairan di lingkungan kita. <br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Merkuri pada Ikan</h2>
<br />
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c5/MercuryFoodChain-01.png/515px-MercuryFoodChain-01.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c5/MercuryFoodChain-01.png/515px-MercuryFoodChain-01.png" width="272" /></a>Ikan dikenal sebagai makanan yang mengandung nutrisi tinggi, seperti omega-3, vitamin B, dan protein. Sayangnya, ikan juga dapat mengandung kontaminan yang tidak sehat. Kandungan merkuri pada ikan mungkin yang harus menjadi perhatian utama.<br />
<br />
Konsumsi ikan sejauh ini adalah sumber signifikan paparan merkuri pada manusia dan hewan. Merkuri dan metilmerkuri sudah dapat ditemukan pada air laut berkonsentrasi rendah. Namun, diserap oleh alga sebagai komponen piramida terbawah pada rantai makanan. Alga ini kemudian dimakan ikan kecil atau ikan pemakan tumbuhan. Ikan dapat dengan mudah menyerap metilmerkuri, tapi sangat lamban sekali mengekskresikannya. Akhirnya, terakumulasi di tubuh ikan. Ikan kecil kemudian dimakan lagi oleh ikan besar. Begitu seterusnya. Tidak heran, kandungan merkuri tertinggi terdapat pada ikan predator besar yang memangsa ikan-ikan kecil dan memiliki siklus hidup yang lama sekali, hingga ratusan tahun. Akumulasi merkuri di tubuh ikan-ikan jenis ini (todak dan hiu) menjadi tinggi sekali. <br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Pedoman Konsumsi Ikan Sesuai Level Merkuri</h2>
<br />
Merkuri dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf. FDA (U.S. Food and Drugs Administration / Lembaga Pengawas Makanan dan Obat A.S.) telah merilis pedoman untuk anak-anak, wanita hamil dan wanita yang sedang mencoba untuk hamil dalam mengkonsumsi ikan. Pedoman ini menyatakan bahwa tidak lebih dari 350gram ikan bermerkuri rendah yang sebaiknya dikonsumsi dalam 1 minggu. Ikan dengan kadar merkuri "Tertinggi" harus dihindari. Konsumsi ikan dengan kadar merkuri "Tinggi" harus dibatasi hingga 500gram dalam sebulan.<br />
<br />
Apa arti pedoman ini bagi wanita hamil yang masih ingin mendapatkan nutrisi dari seafood? <b>Moderasi</b>! Informasi terkini yang dirilis pada <i>American Journal of Preventive Medicine</i> menyatakan bahwa kita tidak harus berhenti mengkonsumsi <i>seafood</i>. Ikan mengandung banyak sekali nutrisi berharga yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, khususnya untuk ibu hamil dan bayi.<br />
<br />
Terdapat 4 jenis ikan yang harus dihindari karena kadungan merkurinya. 4 ikan ini adalah hiu, mackerel raja, ikan todak, dan tilefish. Tilefish sepertinya kurang populer di Indonesia. Pada dasarnya, hindari ikan besar predator yang memangsa ikan yang lebih kecil darinya. Ikan pemakan tumbuh-tumbuhan umumnya aman untuk dikonsumsi.<br />
<br />
Natural Resources
Defense Council (NRDC / Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam A.S.) telah merilis informasi mengenai jenis ikan dan kandungan merkurinya sehingga masyarakat dapat lebih tahu tentang apa yang mereka konsumsi. Jika kamu ingin mendapat informasi lebih rinci tentang kandungan merkuri dan berapa banyak konsumsi personal kamu, kamu juga dapat menggunakan<b> <a href="http://www.nrdc.org/health/effects/mercury/calculator/calc.asp" target="_blank">termometer merkuri</a> </b>untuk melihat kalkulasinya.<br />
<br />
Saya iseng coba. Karena dalam minggu ini saya hanya mengkonsumsi teri dan cumi dalam porsi kecil, jadi 'asupan' merkuri saya masih aman ^^<br />
Kamu bisa coba. Tinggal input berat badan kamu dalam lbs (1kg = 2,2 lbs), ikan yang dikonsumsi dalam 1 minggu terakhir, jumlah porsi, dan ukuran porsinya (kecil, sedang, besar) dikira-kira aja.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg21QEh6kTTMQ1FXmJuLBhKNjKCd1pRR-fcW648UhclK8oPodJ2r2wrhfTG8w-9Z072tUfyxrBwJsMMZpNp26Oye4z3wbFpkHX9ZC2fTv-pIUJJNHpfabV3a5O5vybltfjEfPOM0P3it0Om/s1600/mercury+termometer.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg21QEh6kTTMQ1FXmJuLBhKNjKCd1pRR-fcW648UhclK8oPodJ2r2wrhfTG8w-9Z072tUfyxrBwJsMMZpNp26Oye4z3wbFpkHX9ZC2fTv-pIUJJNHpfabV3a5O5vybltfjEfPOM0P3it0Om/s400/mercury+termometer.png" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<i>Daftar ikan yang saya tulis di sini sudah saya sesuaikan menjadi ikan-ikan yang populer ditemukan di perairan atau dikonsumsi atau dikenal di Indonesia saja.</i><br />
<br />
Baca lebih lanjut: <a href="http://www.okefood.com/read/2012/06/07/304/643022/tanda-tanda-ikan-segar-bermerkuri" target="_blank">Tanda-tanda Ikan Segar dan Bermekuri</a><br />
<br />
<h3>
<span style="color: #dd5723;">Ikan Bermerkuri Tertinggi</span></h3>
<br />
<b>HINDARI</b> Konsumsi<br />
<ul>
<li>Marlin</li>
<li>Todak</li>
<li>Hiu</li>
<li>Ikan Toman</li>
<li>Ikan Telang </li>
<li>Mackerel Raja</li>
<li>Tuna <i>Bigeye </i>(salah satu jenis tuna besar)</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madidihang" target="_blank">Tuna Sirip Kuning/Ikan Madidihang</a></li>
</ul>
<br />
<h3>
<span style="color: #dd5723;">Ikan Bermerkuri Tinggi</span></h3>
<br />
<i>Konsumsi tidak lebih dari 3 kali 175gram per porsi dalam sebulan</i><br />
<ul>
<li>Kerapu </li>
<li><a href="https://www.google.com/search?q=Chilean+Seabass&hl=en&client=firefox-a&hs=J8E&tbo=u&rls=org.mozilla:en-US:official&tbm=isch&source=univ&sa=X&ei=cFkbUfaRJ8yNrgfp4YGQAw&ved=0CE4QsAQ&biw=1280&bih=862" target="_blank"><i>Chilean Sea Bass</i> atau <i>Snow Fish</i> atau Ikan Salju</a></li>
<li>Tuna <i>Albacore</i> putih </li>
</ul>
<br />
<h3>
<span style="color: #dd5723;">Ikan Bermerkuri yang Lebih Rendah </span></h3>
<br />
<i>Konsumsi tidak lebih dari 6 kali 175gram per porsi dalam sebulan</i><br />
<ul>
<li>Ikan Mas</li>
<li>Gurami</li>
<li>Lobster</li>
<li>Pari</li>
<li>Kakap</li>
<li>Trout Laut</li>
<li>Tuna kalengan, potongan ramping</li>
<li>Cakalang (<i>Skipjack</i> Tuna) <i><br /></i></li>
</ul>
<br />
<h3 style="color: #dd5723;">
Ikan Bermerkuri Terendah</h3>
<b></b><br />
<i><b style="font-weight: normal;">Santap 2</b> kali 175gram per porsi dalam seminggu</i><br />
<ul>
<li>Teri</li>
<li>Ikan asin</li>
<li>Bawal</li>
<li>Lele</li>
<li>Patin</li>
<li>Kerang</li>
<li>Kepiting</li>
<li>Udang Karang</li>
<li>Ikan Seluang </li>
<li>Tiram</li>
<li>Salmon</li>
<li>Sarden</li>
<li><i>Scallops</i></li>
<li>Udang</li>
<li>Cumi (Kalamari)</li>
<li>Nila</li>
<li>Mujair</li>
<li>Ikan Herring</li>
<li><i>Chub</i> Mackerel</li>
<li>Ikan Belanak</li>
<li>Trout air tawar</li>
<li>Ikan Putih</li>
</ul>
<br />
<br />
***<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://americanpregnancy.org/pregnancyhealth/fishmercury.htm">http://americanpregnancy.org/pregnancyhealth/fishmercury.htm</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.globalmercuryproject.org/countries/indonesia/docs/Indonesia%20FINAL%20report.pdf">http://www.globalmercuryproject.org/countries/indonesia/docs/Indonesia%20FINAL%20report.pdf</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Mercury_%28element%29">http://en.wikipedia.org/wiki/Mercury_%28element%29</a></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Mercury_in_fish">http://en.wikipedia.org/wiki/Mercury_in_fish</a></span><br />
<br />
***<br />
<br />
Jika kamu merasa tulisan ini berguna, bantu <i>share </i>ya..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-7104863259509017867.post-57777836025086703782013-02-12T01:11:00.000-08:002013-03-23T08:45:10.540-07:00Seafood & Autisme: Makanan untuk Ibu Hamil<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://blog.moreys.com/files/2012/05/can-pregnant-women-eat-fish-200x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://blog.moreys.com/files/2012/05/can-pregnant-women-eat-fish-200x300.jpg" width="133" /></a></div>
Beberapa waktu yang lalu, saya menemani seorang teman yang sedang hamil muda ke dokter kandungan. Di sela pembicaraan dengan dokter, sang dokter memberikan nasihat berupa makanan-makanan yang pantang dimakan untuk ibu hamil. Salah satu makanan tersebut adalah <i>seafood</i>!<br />
<br />
Si dokter memberikan pantangan makan <i>seafood</i> karena berdasarkan tuturan beliau, <i>seafood</i> sekarang banyak mengandung besi, bisa menyebabkan autisme pada anak yang dikandung. "Makanya, banyak anak autis sekarang, karena ibu-ibunya gemar makan <i>seafood</i>."<br />
<br />
Apa yang dianjurkan oleh dokter ini ternyata berlawanan dengan pengetahuan teman saya sebelumnya. Oleh keluarganya, teman saya ini malah disuruh banyak-banyak makan <i>seafood</i> karena bergizi tinggi. "Kalo untuk sumber nutrisi, banyak lah sumber gizi dan nutrisi lain selain <i>seafood</i>", tanggapan si dokter.<br />
<br />
Seperti biasa, it makes me wondering. Is it true? <b> </b><br />
<br />
<div style="color: #dd5723;">
<b>Benarkah konsumsi seafood berkorelasi dengan risiko autisme pada anak yang sedang dikandung? Bagaimana pola makanan ibu hamil seharusnya, khususnya terkait seafood?</b></div>
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Temuan mengenai Level Merkuri pada Seafood</h2>
<br />
Akhirnya, saya mencoba mencari-cari. ^^<br />
<br />
Berdasarkan <a href="http://blog.womenshealthmag.com/scoop/should-you-stop-eating-fish/?utm_medium=referral&utm_source=pulsenews" target="_blank">artikel ini</a>, <span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="Eighty-four percent of fish contain unsafe levels of mercury, according to a new study"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #dd5723;">84% dari sampel ikan yang diambil dari perairan seluruh dunia mengandung kadar merkuri yang tidak aman</span></b>, menurut sebuah studi baru dari </span></span>Institut Penelitian Biodiversitas dan Jaringan Eliminasi Polutan Organik Persisten Internasional (Internasional Biodiversity Research Institute and the International Persistent Organic Pollutants Elimination Network). Berdasarkan temuan ini, tidak aman untuk mengkonsumsi ikan dengan level merkuri setinggi itu lebih dari satu kali sebulan. <br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="Eighty-four percent of fish contain unsafe levels of mercury, according to a new study"><br /></span></span>
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="Eighty-four percent of fish contain unsafe levels of mercury, according to a new study">Tidak hanya itu, peneliti juga mengambil sampel rambut dari 152 orang dari seluruh dunia. Mereka menemukan bahwa lebih dari 82% sampel rambut tersebut mengandung merkuri dengan level yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh Lembaga Perlindungan Lingkungan A.S. </span></span>(U.S. Environmental Protection Agency/EPA). Artinya, masyarakat kini terpapar merkuri dengan level yang jauh dari baik.<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Bahaya Merkuri bagi Ibu Hamil</h2>
<br />
<i>Seafood</i> dapat menjadi sumber protein dan zat besi, nutrisi penting untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Selain itu, omega-3 di banyak ikan dapat menunjang perkembangan otak bayi.<br />
<br />
Akan tetapi, beberapa jenis <i>seafood</i> (khususnya ikan predator besar, seperti hiu, todak, dan makerel raja) mengandung level merkuri yang tinggi. Jika kamu secara reguler makan ikan dengan level merkuri tinggi, zat tersebut akan terakumulasi di aliran darah dari waktu ke waktu.<br />
<br />
Hal ini dapat mempengaruhi sistem saraf dan otak, dan secara khusus berbahaya bagi anak-anak dan ibu hamil, menurut Lisa Moskovitz, ahli gizi dari Manhattan. “Merkuri bertindak seperti <i>neurotoxin</i> yang bahkan pada dosis rendah pun dapat mengganggu perkembangan bayi dan fungsi kognitif. <b style="color: #dd5723;">Pada kasus tertentu, efek merkuri bisa menyebabkan keterbelakangan mental, kelumpuhan otak, dan kehilangan penglihatan dan pendengaran</b>," ujarnya. "Pada orang dewasa tidak hamil, merkuri mempengaruhi fertilitas, tekanan darah, ingatan, dan penglihatan."<br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Bijak Mengkonsumsi Seafood</h2>
<br />
Cukup nyeremin emang. Tapi.. tidak berarti kamu harus menghentikan konsumsi ikan juga. "Karena ikan merupakan salah satu sumber nutrisi ibu hamil yang penting, hal ini lebih ke pandai-pandai memilah konsumsi makanan kita daripada menghindari makan ikan sama sekali," ujar David Evers, PhD, ilmuwan kepala di Institut Penelitian Biodiversitas yang memiliki spesialisasi pada penelitian <i>ecotoxicology</i>.<br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span class="hps">D</span><span class="hps">ikutip</span> <span class="hps">dari <a href="http://water.epa.gov/scitech/swguidance/fishshellfish/outreach/advice_index.cfm" target="_blank">situs</a></span><a href="http://water.epa.gov/scitech/swguidance/fishshellfish/outreach/advice_index.cfm" target="_blank"> <span class="hps">EPA</span></a>, berikut <span class="hps">adalah pedoman</span> <span class="hps">untuk mengurangi</span> <span class="hps">paparan</span> <span class="hps">merkuri</span><span class="hps"> pada ikan</span></span>.<br />
<br />
<ul>
<li><span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span class="hps">Hindari konsumsi</span> ikan predator besar: <span class="hps alt-edited">ikan hiu</span>, <span class="hps alt-edited"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Todak" target="_blank">ikan todak</a>, <a href="http://www.mancinglaut.blogspot.com/2012/08/jenis-ikan-mackerel.html" target="_blank">mackerel raja</a></span><span class="hps">, karena mengandung</span> <span class="hps">kadar</span> <span class="hps">merkuri yang tinggi</span><span class="">.</span></span> </li>
<li>Batasilah konsumsi ikan dan kerang yang rendah merkuri hingga 12 ons (2x makan besar) dalam seminggu</li>
<li><span class="long_text" id="result_box" lang="id">5 ikan umum yang <span class="hps">rendah</span> <span class="hps">merkuri</span>:<span class="hps"> udang</span>, <span class="hps">tuna</span> <span class="hps">kalengan</span> (bukan <a href="http://www.damandiri.or.id/file/indahwidiastutyipbbab2.pdf" target="_blank">tuna <i>albacore</i></a>/tuna besar yang merkurinya lebih tinggi), <span class="hps">salmon</span>,<span class="hps"> dan</span> <span class="hps">lele (atau ikan berkumis lainnya, seperti patin)</span>. </span></li>
<li><span class="long_text" id="result_box" lang="id">Carilah informasi mengenai keamanan ikan yang dijual di pasar atau supermarket dekat rumah Anda, entah dari teman, kerabat, atau kenalan nelayan atau penjual ikan. Jika tidak ada informasi tersedia, batasi konsumsi ikan hingga 6 ons (1x makan besar) dalam seminggu </span><span class="long_text" id="result_box" lang="id"> </span></li>
</ul>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxUzrEOBljgldSXzQckoGDMC9e-hofaKEZtEb-zparclaO3GQQaZyeBNswTxbQ3xzk8AF9u50gvFj3atJ4caOl56PXIBdJkcTC7Vz81k4LHAkRNZVUR3n7dN0trmgvZImCnRWh_3hiLSUA/s1600/no-no.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="117" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxUzrEOBljgldSXzQckoGDMC9e-hofaKEZtEb-zparclaO3GQQaZyeBNswTxbQ3xzk8AF9u50gvFj3atJ4caOl56PXIBdJkcTC7Vz81k4LHAkRNZVUR3n7dN0trmgvZImCnRWh_3hiLSUA/s640/no-no.jpg" width="500" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">A big no untuk ikan hiu, todak, dan mackerel raja</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwUGqdmyn4oFM3a3jAzPZW-8b0n8yd9agrpVmFqCH4-Ngms1M7OvmjhVUjoXoHKXcEdhQIX78DFSZVc4WP1zj5krs58hw43h8E1-O9izXAWfo2_XPSD8K28TSvQaXikqBIHH-3DEu14q8B/s1600/yess.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwUGqdmyn4oFM3a3jAzPZW-8b0n8yd9agrpVmFqCH4-Ngms1M7OvmjhVUjoXoHKXcEdhQIX78DFSZVc4WP1zj5krs58hw43h8E1-O9izXAWfo2_XPSD8K28TSvQaXikqBIHH-3DEu14q8B/s640/yess.jpg" width="500" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Say yes to udang, tuna kalengan, lele, salmon, dan patin</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">Lebih lengkap, sila baca <a href="http://americanpregnancy.org/pregnancyhealth/fishmercury.htm" target="_blank">Level Merkuri pada Ikan</a></span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">Baca lebih lanjut: <a href="http://caesarani2708.blogspot.com/2012/12/wisata-kuliner.html?showComment=1360659833308#c5401817009024470231" target="_blank">Wisata Kuliner with Pindang Patin</a> </span><br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">***</span><br />
<br />
<h2>
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">Anjuran Si Dokter </span></h2>
<br />
<div style="color: #dd5723;">
<b><span class="long_text" id="result_box" lang="id">Jadi, apakah pernyataan dokter tadi benar? Ga juga.. </span></b></div>
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">1. Besi atau Merkuri?</span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">Si dokter mengatakan mengenai kandungan 'besi'. Ya, mungkin 'besi' yang dimaksudkan si dokter itu merkuri kali ya. </span><br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">2. Berhenti makan <i>seafood</i>?</span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id">Tidak serta-merta kita harus menghentikan konsumsi seafood, khususnya ibu hamil. Lebih ke membatasi dan mengatur dengan lebih pintar ikan atau <i>seafood</i> yang dikonsumsi.</span><br />
<br />
3. <i>Seafood</i> berkorelasi dengan autisme?<br />
Pada artikel-artikel yang saya temukan, memang banyak disebutkan bahwa paparan merkuri level tinggi dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf dan otak pada janin. Namun, tidak ada satu pun yang secara eksplisit menyebutkan tentang autisme. Ketika saya coba cari dan tanya-tanya ke dokter kenalan saya mengenai penyebab autisme, korelasi antara merkuri dan autisme masih sebatas <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Causes_of_autism#Mercury" target="_blank">klaim</a>. Belum ada bukti yang reliable. Hal ini masih menjadi topik penelitian yang ekstensif, kalangan ilmuwan masih terbagi menjadi 2 kubu mengenai hal ini. <br />
<br />
***<br />
<br />
<h2>
Kesimpulan</h2>
<br />
Walaupun merkuri dapat mengganggu perkembangan otak bayi, konsumsi <i>seafood</i> rendah merkuri dengan jumlah normal selama kehamilan belum terbukti menyebabkan masalah. Selain itu, omega-3 pada berbagai macam ikan (khususnya salmon dan tuna) dapat menunjang perkembangan kognitif yang sehat. Selama kamu tidak mengkonsumsi ikan yang kamu ketahui mengandung merkuri tinggi atau terkontaminasi oleh polutan, ikan dapat menjadi bagian dari pola makan sehat kamu selama kehamilan.<br />
<br />
***<br />
<br />
<div>
<div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;">
<b>Referensi</b>: <input onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Close'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Open'; }" style="font-size: 11px; margin: 0px; padding: 0px; width: 55px;" type="button" value="Open" /></div>
<div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;">
<div style="display: none;">
<a href="http://blog.womenshealthmag.com/scoop/should-you-stop-eating-fish/?utm_medium=referral&utm_source=pulsenews"><span style="font-size: x-small;">http://blog.womenshealthmag.com/scoop/should-you-stop-eating-fish/?utm_medium=referral&utm_source=pulsenews</span></a><br />
<a href="http://americanpregnancy.org/pregnancyhealth/foodstoavoid.html"><span style="font-size: x-small;">http://americanpregnancy.org/pregnancyhealth/foodstoavoid.html</span></a><br />
<a href="http://www.mayoclinic.com/health/pregnancy-and-fish/PR00158"><span style="font-size: x-small;">http://www.mayoclinic.com/health/pregnancy-and-fish/PR00158</span></a><br />
<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Causes_of_autism#Mercury"><span style="font-size: x-small;">http://en.wikipedia.org/wiki/Causes_of_autism#Mercury</span></a><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber gambar:</span><br />
<a href="http://www.rajarasa.com/wp-content/uploads/2011/10/ikan-mackarel.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://www.rajarasa.com/wp-content/uploads/2011/10/ikan-mackarel.jpg</span></a><br />
<a href="http://static.ddmcdn.com/gif/shark-eat-3.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://static.ddmcdn.com/gif/shark-eat-3.jpg</span></a><br />
<a href="http://greenterrafirma.com/images/swordfish.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://greenterrafirma.com/images/swordfish.jpg</span></a><br />
<a href="http://25.media.tumblr.com/tumblr_lhco6jSkSj1qesa5fo1_500.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://25.media.tumblr.com/tumblr_lhco6jSkSj1qesa5fo1_500.jpg</span></a><br />
<a href="http://mb52.net/wp-content/uploads/2011/10/Tuna-Kaleng-website.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://mb52.net/wp-content/uploads/2011/10/Tuna-Kaleng-website.jpg</span></a><br />
<a href="http://osakahibachi.com/inex_upload/dh/2011429141701.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://osakahibachi.com/inex_upload/dh/2011429141701.jpg</span></a><br />
<a href="http://lembahsubur.wen9.com/gambar/pecel-lele.jpg"><span style="font-size: x-small;">http://lembahsubur.wen9.com/gambar/pecel-lele.jpg</span></a><br />
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDjeBKFf40gjsaGI2GFrkewq1pqacJ5a7vgiJ9rZcutH8I5-4QLer_PNKRjsGtBHWp_s5PZ2flisV2DFPeiL8e7AXK1uXU1KwCn1eFyj8hD2H0pLUzmWNc9IcordjQvcxRzjWYyCWhIk4/s1600/pindangctt.jpg">https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDjeBKFf40gjsaGI2GFrkewq1pqacJ5a7vgiJ9rZcutH8I5-4QLer_PNKRjsGtBHWp_s5PZ2flisV2DFPeiL8e7AXK1uXU1KwCn1eFyj8hD2H0pLUzmWNc9IcordjQvcxRzjWYyCWhIk4/s1600/pindangctt.jpg</a> </span></div>
</div>
</div>
<br />
***<br />
<br />
Jika kamu merasa tulisan ini berguna, bantu <i>share</i> ya..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00407637849827853696noreply@blogger.com6