25 July, 2013

Pengobatan Alternatif vs. Konvensional di Indonesia

3 comments

Pengobatan Alternatif
Jika berhasil: dipuji-puji hebat, digembar-gemborkan
Jika gagal     : "ya namanya juga alternatif". Masyarakat lebih permisif atau bahkan ada yang malu mengakui bahwa telah menjalani pengobatan alternatif

Pengobatan Konvensional (Dokter Profesional)
Jika berhasil: "ya itu kan emang tugas dokter"
Jika gagal     : "wah, kasus malpraktik ini!"

Inilah realita masyarakat Indonesia. Terlalu banyak gap of knowledge di luar sana, dan jangan lupa, kemalasan berpikir. Ditambah budaya masyarakat yang menyenangi dongeng dan hal-hal berbau mistis, supranatural, dan magis.

Apakah misalnya di negara maju seperti Amerika Serikat tidak terjadi hal demikian?
Ya ada saja pengobatan alternatif beredar di tengah masyarakat Barat. Tapi karena pemikiran dan ilmu pengetahuan mereka harus diakui sudah lebih maju, mereka lebih menghargai 'jasa' pengobatan konvensional oleh dokter atau praktisi kesehatan profesional.

Kalo di Indonesia? Yaa gitu dehh..


Tulisan ini ditujukan bukan untuk membenarkan/menyalahkan salah satu jenis pengobatan di atas. Tapi untuk memperlihatkan ketidakadilan dan bias konfirmasi di tengah masyarakat kita yang pada akhirnya menghalangi akses masyarakat itu sendiri untuk mendapatkan perawatan yang layak/seharusnya.

Pernahkah kamu mengalami dilema seperti di atas yang kamu rasakan benar jadi menghambat diri kamu atau kerabat terdekat mendapatkan pengobatan yang layak? Bagi ceritamu di bagian komen ya.. Dan jika kamu setuju dengan tulisan sentilan ini, spread the words ;)

Gambar oleh Jessica SiscawatiQuote by dr. Ryu Hasan

3 comments:

  1. Nah ini berarti tugas petugas kesehatan buat mengedukasi dan mereformasi paradigma masyarakat awam. Jangan salahkan masyaraktnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya masalahnya sistemik sih mas.
      Kadang ketika petugas kesehatannya kritis, masyarakatnya mistis. Kadang membal juga.
      Tidak berhenti dari institusi kasehatan, tapi juga dari lembaga pendidikan sendiri. Jadi timbal balik 2 arah, bahkan segala arah.

      Biarlah tulisan saya ini jadi reminder untuk sesama :)

      Delete